PolhukamHAMSoal Pembentukan Koops Habema, Usman: Pemerintah Perlu Konsisten Pada Ucapan dan Pilihan...

Soal Pembentukan Koops Habema, Usman: Pemerintah Perlu Konsisten Pada Ucapan dan Pilihan Kebijakan

Editor :
Admin

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Usman Hamid, Direktor Eksekutif Amnesty Internasional Indonesia mengatakan pemerintah Indonesai perlu konsisten dengan ucapan dan pilihan kebijakan atas persoalan di Tanah Papua.

“Pemerintah perlu konsisten pada ucapan-ucapan serta pilihan kebijakannya. Selama ini Pemerintah selalu katakan akan memilih jalan non-militer dalam menyelesaikan konflik di Papua. Karena itu orang asli dan masyarakat Papua menantikan realisasi ucapan dan janji kebijakan berbasis jalan penyelesaian damai,” kata Usman kepada suarapapua.com melalui pesan elektronik, Jumat (1/3/2024).

Baca Juga:  Konflik Horizontal di Keneyam Masih Berlanjut, Begini Tuntutan IPMNI

Pernyataan Usman menanggapi pembentukan Komando Operasi (Koops), Harus Berhasil Maksimal (Habema) oleh Panglima TNI belum lama ini.

Kata Usman, “upaya dialog harus diutamakan. Kasus-kasus Hak Asasi Manusia (HAM) harus diselesaikan dengan keadilan berbasis korban.”

Ia juga meminta agar sandera Pilot Philips asal Selandia Baru yang disandera pihak TPNPB Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Nduga segera dibebaskan.

Baca Juga:  PGGY Kebumikan Dua Jasad Pasca Ditembak Satgas ODC di Dekai

“Sandera harus dibebaskan tanpa menimbulkan jatuh korban,” pungkasnya.

Sebelumnya, Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Agus Subiyanto membentuk Komando Operasi (Koops) Harus Berhasil Maksimal (Habema) untuk menangani konflik di Papua.

Dalam konteks ini, strategi yang diterapkan pihaknya di Papua menggunakan pendekatan smart power yang berkombinasi dari soft power, hard power dan diplomasi militer.

Baca Juga:  Lima Bank Besar di Indonesia Turut Mendanai Kerusakan Hutan Hingga Pelanggaran HAM

Terkini

Populer Minggu Ini:

Mama-Mama Pedagang Papua di PBD Tuntut Keadilan dan Bangun Pasar Khusus

0
“Dana Otsus banyak. Dana itu buat apa? Bisa pakai bangun pasar untuk mama-mama Papua. Dana yang banyak turun tidak hanya orang Papua saja. Itu amber juga makan, dong makan orang Papua pu darah. Kami punya anak-anak kebutuhan sekolah, kami kerja keras sendiri agar mereka bisa bersekolah. Tolong anak-anak lihat kami yang setengah mati. Apakah kami setengah mati terus sampai Tuhan datang baru selesai ka?” kesal mama Marta Bame.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.