Bangsa Ini akan Memimpin Dirinya Sendiri: Kapan?

Mengenang Nubuat Dominee I. S. Kijne di Bukit Aitumeri 25 Okt 1925

1
5993

Oleh: Yosef Rumaseb)*

Proses seseorang “mencari” berhenti ketika orang itu menemukan apa yang dia cari. Idealnya begitu. Ada yang tidak pernah berhasil menemukan yang dicari. Entah tersesat dan atau mengembara tanpa tujuan akhir. Ada yang menemukan atas bantuan orang lain.

I. S. Kijne berkata, “… di atas batu ini saya meletakkan peradaban Orang Papua. Sekalipun orang memiliki kepandaian tinggi, akal budi dan marifat untuk memimpin bangsa ini, mereka tidak dapat memimpin bangsa ini. Bangsa ini akan bangkit dan memimpin dirinya sendiri.” (Domine Isaak Semuel Kijne. Bukit Aitumeri, 25 Oktober 1925).

Visi bangsa ini terbentuk antara lain oleh sugesti yang timbul akibat keyakinan terhadap kata-kata I. S. Kijne. Kita percaya kata-katanya. Kita ulangi berulang-ulang. Kita bekerja seperti dalam bayangan kepatuhan kepada sosok I. S. Kijne. Sementara dia sendiri yakin bahwa kita tidak bisa dipimpin oleh orang lain. Kita akan dipimpin oleh diri sendiri.

Baca Juga:  Vox Populi Vox Dei

“Bangsa ini akan bangkit memimpin dirinya sendiri.” BANGSA – AKAN BANGKIT – MEMIMPIN DIRINYA SENDIRI. Kapan pencarian kita untuk menemukan jati diri sebagai bangsa akan berakhir? Atau akan tersesat dan terus mengembara dalam paham kesukuan dan kedaerahan? Kapan kita akan bangkit memimpin diri sendiri, atau tidak akan pernah bisa? Tersembunyi ujung jalan, hampir atau masih jauh?

ads

Apakah kita pada akhir nanti akan berhasil menemukan apa yang kita cari? Atau kita mencari yang Kijne kehendaki kita cari, sementara dia sendiri yakin bahwa hanya kita yang tahu apa yang mau kita cari dan berproses sendiri untuk menemukan apa yang kita cari?

Baca Juga:  Politik Praktis dan Potensi Fragmentasi Relasi Sosial di Paniai

Keyakinan saya adalah bahwa nubuat I. S. Kijne tentang “kebangkitan Papua” harus didahului penemuan akan pemimpin yang memiliki visi dalam praksis (refleksi dan aksi) tentang Papua sebagai bangsa. Apakah para pemimpin Papua yang sudah ada sampai hari ini sudah merefleksikan visi, baik dalam refleksi maupun dalam aksi, sebagai Pemimpin Bangsa? Atau pemimpin yang mencerminkan aji mumpung kesukuan dan kedaerahan?

Pada konteks ini saya meyakini refleksi dari saudara saya Samuel Tabuni ketika dia mengatakan, Ibu Pertiwi Papua sedang mengandung dan akan melahirkan pemimpin baru. Pemimpin yang memiliki the spirit of Papua, bukan the spirit of suku atau the spirit of kedaerahan. Bukan karena mau meniadakan pengakuan terhadap jasa dan kepemimpinan para pemimpin Papua yang sudah banyak ada, tetapi untuk menguji kualitas kepemimpinan atau leadershipnya sebagai pemimpin bangsa. Bangsa ini akan bangkit memimpin dirinya sendiri.

Baca Juga:  Indonesia Berpotensi Kehilangan Kedaulatan Negara Atas Papua

Mari kita berdiskusi untuk mengidentifikasi, pemimpin seperti apa yang dinubuatkan I. S. Kijne?

Selamat memperingati hari ketika I. S. Kijne bernubuat bahwa bangsa ini akan bangkit memimpin dirinya sendiri. Nubuat tentang lahirnya Pemimpin Bangsa.

Bintuni, 25 Oktober 2018

)* Penulis adalah anak kampung, tinggal di Biak.

Artikel sebelumnyaLahirnya Evangelisch Chritelijke Kerk di Kerk Der Hoop, Hollandia Binen 1956
Artikel berikutnyaPLI Sosialisasi Pentingnya Bahasa Inggris di SMANSA Sentani