DEKAI, SUARAPAPUA.com — Bangunan sekolah darurat bagi anak-anak pengungsi Nduga yang dibangun Februari 2019 di halaman Gereja Kingmi Jemaat Weneroma Wamena Kabupaten Jayawijaya mulai mengalami kerusakan.
“Gedung sekolah yang kami bangun Februari 2019 mulai rusak. Gedung sekolah darurat itu akan kami rehap kembali,” ungkap Naman Gwijangge, salah satu anggota Tim Relawan Kemanusiaan untuk Pengungsi Nduga saat dihubungi dari Wamena, Minggu (21/7/2019).
Kata Gwijangge, sekolah darurat yang berdindingkan terpal dan papan yang telah bertahan empat bulan sejak Februari-Mei 2019 itu akan dibangun kembali oleh tim relawan yang didukung oleh masyarakat, tokoh gereja dan lembaga-lembaga yang terus memberikan dukungan selama ini.
“Kami akan bangun kembali karena konflik antara TNI/Polri dan TPNPB terus berlanjut di Nduga, sementara anak-anak tetap minta belajar karena mereka tidak mungkin kembali ke Nduga yang terus konflik,” katanya.
Ia mengatakan, anak-anak pengungsi yang di Wamena tidak mau kembali ke Nduga, karena di kampung-kampung mereka di Nduga masih terus terjadi konflik.
Untuk pembangunan gedung darurat kata Gwijangge, pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Nduga dan sejumlah tokoh gereja.
“Anak-anak sekolah beberapa kali tanya kami kapan sekolah bisa dibangun lagi.”
Ence Floriano, Ketua Tim Relawan Pengungsi Nduga mengakui bahwa pihaknya sedang berupaya untuk membangun kembali sekolah darurat, karena dinding terpal dan tiang-tiang lain sudah mulai rusak.
Pewarta : Ruland Kabak
Editor : Elisa Sekenyap