Nasional & DuniaKorps Perdamaian AS Akan Kembali ke Solomon Islands

Korps Perdamaian AS Akan Kembali ke Solomon Islands

AUCKLAND, SUARAPAPUA.com — Korps Perdamaian Amerika Serikat akan membangun kembali operasi di Kepulauan Solomon setelah hampir 20 tahun tidak ada. 

Lebih dari 700 sukarelawan Peace Corps bertugas di Kepulauan Solomon dari tahun 1971 hingga tahun 2000, saat ibukota Honiara turun ke dalam kekacauan yang disebabkan oleh konflik etnis berdarah.

Kembalinya korps ke negara itu diumumkan pekan lalu oleh direkturnya, Jody Olsen dan menteri keuangan Kepulauan Solomon Harry Kuma di markas Peace Corps di Washington DC.

Baca Juga:  Polri akan Rekrut 10 Ribu Orang untuk Ditugaskan di Tanah Papua

Baca juga: Ilmuwan Perempuan PNG Memenangkan Penghargaan Internasional Bidang Pertanian

“Berdasarkan hasil penilaian menyeluruh awal tahun ini, kami senang dapat mendukung kembalinya relawan Peace Corps,” kata Olsen.

“Kami berterima kasih kepada Pemerintah dan orang-orang di Kepulauan Solomon atas undangan mereka untuk meminta sukarelawan Peace Corps untuk berdampingan dengan Kepulauan Solomon di negara mereka yang indah.”

Baca Juga:  Ratu Viliame Seruvakula Perjuangkan Keinginan Masyarakat Adat Fiji

Awalnya, Peace Corps akan merekrut sukarelawan jangka pendek untuk fokus pada pendidikan di Kepulauan Solomon.

Baca juga: Justin Lester Ajukan Penghitungan Ulang Pemilihan Wali Kota Wellington

Kelompok sukarelawan pertama ini dijadwalkan tiba pada pertengahan 2021.

Sejak Presiden John F. Kennedy mendirikan Peace Corps pada tahun 1961, lebih dari 235.000 orang Amerika dari segala usia telah melayani di 141 negara di seluruh dunia.

Baca Juga:  KBRI dan Universitas Nasional Fiji Gelar Seminar Perspektif Kolaborasi yang Lebih Dekat

Sumber: radionz.co.nz

Editor: Elisa Sekenyap

Terkini

Populer Minggu Ini:

PT IKS Diduga Mencaplok Ratusan Hektar Tanah Adat Milik Marga Sagaja

0
“Perusahaan segera ganti rugi tanaman, melakukan reboisasi dan yang paling penting yaitu kembalikan status tanah adat kami marga Sagaja,” pungkasnya.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.