SORONG, SUARAPAPUA.com— Ketua Ikatan Mahasiswa Tambrauw Jayapura (IMTJ), Nicodemus Momo mengatakan, mahasiswa meminta Pemkab untuk segera membangun asrama untuk mahasiswa.
Hal tersebut disampaikan Momo usai melakukan rapat badan pengurus IMTJ dan menyerahkan SK tim formatur pembangunan asrama permanen untuk mahasiswa Tambrauw pada Senin (4/11/2019) di Jayapura, Papua.
“Kami ingin ada asrama permanen yang bisa tampung mahasiswa Tambrauw di Jayapura,” katanya.
Momo mengungkapkan, jumlah mahasiswa dari Tambrauw yang ada di Jayapura sebanyak 296 orang. Sebanyak 96 orang tinggal di kontrakan dan 200 orang tinggal di kos-kosan.
“Mereka tinggal di kos-kosan karena kontrakan tidak mampu tampung semua mahasiswa. Kontrakan ada 18 kamar. Satu kamar diisi oleh 7-9 orang. Jadi 96 orang sudah terisi di 18 kamar yang ada,” ungkapnya kepada media ini di Jayapura.
Dengan melihat kondisi tersebut, kata Momo, pihaknya mendesak pemkab Tambrauw agar secepatnya untuk membangun asrama permanen,” katanya.
Dikatakan, 200 orang yang tinggal di kos-kosan adalah aset pemkab, untuk itu pemerintah perlu membangun asrama agar dapat menampung semua mahasiswa Tambrauw di Jayapura.
“Dari pada pemda kontrak tiap tahun 500 juta, ujung-ujungnya pemda yang rugi, lebih baik bangun asrama permanen supaya bisa jadi aset milik pemkab dan tampung mahasiswa yang juga aset pemkab,” terangnya.
Momo mengaku sudah pernah sampaikan kepada wakil bupati Tambrauw soal asrama. Ia berharap pemkab dapat segera memberikan jawaban dan membangun asrama permanen untuk mahasiswa.
Sementara itu, Lamek Songoreri, Ketua Tim Formatur Pembangunan Asrama menambahkan, pihaknya akan terus berupaya untuk koordinasi dengan pemkab agar asrama untuk mahasiswa dibangun di Jayapura.
Dengan harapan, kata dia, asrama yang akan dibangun dapat menampung semua mahasiswa yang saat ini tinggal di kos-kosan.
“Kami harap pemerintah dengar kebutuhan mahasiswa dan bisa bangun asrama permanen. Kami akan terus berupaya bangun komunikasi dan koordinasi dengan pemkab untuk bangun asrama,” jelasnya.
Pewarta: SP-CR12
Editor: Arnold Belau
