DEIYAI, SUARAPAPUA.com — Pemerintah kabupaten Deiyai dalam hal ini Dinas Pendidikan, diharapkan serius mengembangkan dunia pendidikan di daerah tersebut dengan membenahi sekolah-sekolah yang ada. Tujuannya agar lahir banyak generasi penerus yang cerdas dan berkualitas.
Hal ini disampaikan Naftali Magai, ketua Fraksi PKB DPRD Deiyai, ketika menemui suarapupua.com, Rabu (15/1/2020) di Deiyai.
“Sekolah di Deiyai hampir semua kegiatan belajar mengajar (KBM) tidak jalan. Dinas Pendidikan sekarang harus pikir baik soal ini,” katanya.
Menurut Naftali, matinya KBM diakibatkan karena fasilitas penunjang di sekolah-sekolah kurang bahkan ada yang tidak ada. Tenaga pengajar, lanjutnya, juga demikian, terutama yang jauh seperti di distrik Bouwobado dan Kapiraya.
“Tugas Dinas Pendidikan sekarang, benahi semua sekolah yang ada. Lengkapi sarana-prasarana dan tenaga pengajar. Itu karena dua hal ini yang bikin KBM mati,” ucapnya.
Faktor lain (bikin KBM mati), ujar dia, karena banyaknya sekolah baru dibuka.
“Sekarang stop. Kalau ada yang usul sekolah baru, Dinas Pendidikan harus tolak. Karena itu juga salah satu soal. Bikin rugi-rugi biaya saja. Buka sekolah tuk kejar uang sekolah. Tidak pikir kemajuan sekolah,” tekannya.
Dikatakan, kondisi tersebut terlihat di semua jenjang sekolah, yakni TK hingga SMA. Sehingga dirinya berharap, kekurangan-kekurangan tersebut dapat dibenahi.
“Sebab kalau pendidikan baik, akan menghasilkan SDM yang baik baik pulah, pintar dan berkualitas. Tentu ini harapan kita semua,” harapnya.
Petrus Badokapa, ketua sementara DPRD Deiyai, mengatakan dari berbagai sektor, sektor pendidikan akan menjadi prioritas utama dalam pengawasan pihaknya.
“Semua sektor kami (dewan) akan awasi ketat. Tapi ada beberapa sektor yang akan lebih kami awasi, salah satunya pendidikan. Untuk pendidikan di Deiyai, jujur saja hampir semua sekolah KBM tidak dijalankan baik. Kondisi ini harus dirubah. Kami akan awasi ketat,” ucap Petrus.
Ia mengaku, tuk pengawasan pihaknya akan lakukan dengan cara turun langsung ke lapangan.
“Kami akan turlap per triwulan, dalam 1 tahun empat kali. Jadi kalau sektor apa dari dinas mana yang kedapatan bukti kerja di lapangan kurang atau tidak ada, pos dana tuk tahun berikutnya akan kami coret (batalkan),” tegasnya.
Bupati Deiyai, Aten Edowai, terkait pendidikan mengatakan akan seriusi. Keseriusannya, katanya, dirinya sudah buktikan.
“Saya mantan guru. Bagi saya pendidikan sangat penting. Kalau lalu-lalu pendidikan tidak jalan baik, sekarang harus jalan baik. Bukti serius saya, tahun (2019) kemarin saya sudah kirim enam anak sekolah pilot. Satu di Amerika, satu di Philipina dan empat di Indonesia. Untuk biaya sekolah dan kebutuhan sehari-hari mereka, saya anggarkan 1,5 Miliar,” terangnya.
Asal keenam anak tersebut, sebut dia, tiga dari Deiyai, dua Dogiyai dan satu Paniai.
“Saya buat begitu karena kita orang Mee semua. Kita satu. Siapa yang membutuhkan harus ditolong. Tidak boleh beda-bedakan. Dari daerah ini, marga ini, suku ini dan lain-lain,” tukasnya.
Pewarta: Stevanus Yogi
Editor: Arnold Belau