Kampung Kombif Prioritaskan Mama-mama Papua Berkebun

0
2111

KOTA SORONG, SUARAPAPUA.com — Pemerintah kampung Kombif, distrik Mare, kabupaten Maybrat, provinsi Papua Barat, memprioritaskan pengembangan ekonomi Mama-mama Papua melalui kelompok tani dan hasil jualnya dibagi bersama.

Upaya pemerintah kampung Kombif memprioritaskan ekonomi kreatif tersebut lantaran dampak beras untuk rumah tangga miskin (Raskin) yang kian mematikan budaya berkebun.

Beyum Baru, koordinator pendidikan adat usia dini di distrik Mare, mengatakan, program ekonomi kreatif Mama-mama Papua melalui kelompok tani sangat tepat didorong di saat Raskin dari pemerintah cenderung membuat warga kampung mulai meninggalkan kebun.

Menurutnya, saat ini sangat penting untuk mengajak masyarakat kembali berkebun demi memenuhi kebutuhan keluarga.

“Program Raskin sudah bunuh semangat orang berkebun. Masyarakat harus lanjutkan kebiasaan berkebun. Tidak berkebun, jelas tidak bisa makan. Hasil kebun seperti sayur-mayur, bumbu, kacang-kacangan, ubi-ubian, dan lainnya, sangat menjanjikan. Makanya kami sedang berjuang agar mama-mama berkebun di lahannya masing-masing,” ujarnya kepada suarapapua.com, Rabu (4/3/2020).

ads
Baca Juga:  Ribuan Data Pencaker Diserahkan, Pemprov PBD Pastikan Kuota OAP 80 Persen

Di kelompok tani, Mama-mama menanam aneka sayur: bayam merah, bayam hijau, sawi, sayur lilin, gedi, tomat, kacang panjang, kacang tanah, jagung, keladi, petatas, singkong, dan pisang.

Beyum menjelaskan, hasil kebun, ada yang dipanen dan sebagian dijadikan bibit. Hasil panenan kebun, selain untuk dikonsumsi, lainnya dijual di pasar.

“Hasil dari situ bisa dikonsumsi orang di kampung sendiri. Terus, kita juga akan bawa turun ke Sorong untuk jual. Uang hasil jualan nantinya dibagi bersama. Selain itu, setelah kebun dipanen, ada lahan khusus untuk dijadikan bibit, sehingga masyarakat kampung tidak lagi turun ke Sorong untuk beli bibit,” tuturnya.

Baca Juga:  Pleno Rekapitulasi Hasil Pemilu di PBD Resmi Dimulai

Selain kebun, masyarakat kampung juga didorong untuk inovasi kampung dengan menanam Sele Wangi.

“Kami mendorong inovasi kampung. Masyarakat bikin kebun Sele Wangi. Hasil Sele Wangi diproduksi oleh masyarakat kampung, hasilnya akan dibagi rata dan menjadi pendapatan kampung,” kata Beyum.

Ia menambahkan, ini merupakan program kampung yang telah diusulkan saat musyawarah kampung untuk dianggarkan demi pengembangan ekonomi kreatif.

“Memang ini program kampung Kombif. Kami hanya mempunyai ide. Yang bekerja dan ada dalam struktur adalah masyarakat sendiri. Ini sudah masukan dalam program kampung saat musyawarah kampung. Sudah dianggarkan dalam program ekonomi kreatif bagi masyarakat kampung,” bebernya.

Baca Juga:  Ruang Panggung HAM Harus Dihidupkan di Wilayah Sorong Raya

Anas Tasya Yekwam, salah satu ibu yang juga memiliki lahan dan menanam sayur sawi, menyatakan sangat mendukung program tersebut. Ia pun senang bisa mengolah lahan untuk menanam sayur.

“Saya mendukung sekali. Saya senang bisa mengolah lahan di sekitar rumah untuk tanam sayur. Bisa panen sendiri hasil kebun,” katanya.

Dengan hasil kebun sendiri, ia mengaku sangat berkecukupan untuk kebutuhan keluarga. “Sayurnya kami masak dan juga bisa dijual. Ya, senang bisa panen hasil kerja keras saya sendiri,” ucap Anas.

Pewarta: Maria Baru
Editor: Markus You

Artikel sebelumnyaI Have A Dream di Indonesia dan Papua
Artikel berikutnyaPersipura ‘On Fire’ Hadapi Borneo FC