Ratusan Warga Nabire Tempuh 33 Jam dari Manokwari

0
2674

NABIRE, SUARAPAPUA.com — Sedikitnya 180 penumpang KM Tidar tujuan Nabire yang gagal berlabuh di pelabuhan Samabusa Nabire, Jumat (27/3/2020) lalu, terpaksa memilih perjalanan darat dengan menumpang kendaraan roda empat.

Terbagi dalam tiga rombongan, warga ber-KTP Nabire itu sudah tiba semuanya.

Rombongan terakhir tiba di Nabire hari ini, Jumat (3/4/2020) sore. Dari Manokwari mereka berangkat Kamis (2/4/2020) siang.

Data yang diperoleh Suara Papua, rombongan ketiga berjumlah 81 orang. Terdiri dari orang dewasa, anak-anak dan mahasiswa asal Nabire yang kuliah di beberapa perguruan tinggi di Manokwari.

Salah satu penumpang yang dikonfirmasi malam ini menjelaskan, mereka menempuh perjalanan darat dari Manokwari selama 33 jam lebih dengan menggunakan delapan unit mobil Hilux dan Strada.

ads

“Saya sudah sangat lelah karena dari Manokwari ke Nabire sangat jauh, dari kemarin dan baru tiba sore tadi. Saya sekarang mau istirahat,” katanya sembari mengaku ada di rumah keluarga.

Baca Juga:  ULMWP Desak Dewan HAM PBB Membentuk Tim Investigasi HAM Ke Tanah Papua

Meski enggan bicara tentang larangan KM Tidar singgah di pelabuhan laut Samabusa Nabire, dari penuturannya, kebijakan tersebut dapat dimaklumi mengingat berbahayanya Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).

“Selama di Manokwari kami tinggal di gedung milik BLK dan sudah diperiksa oleh petugas medis,” imbuhnya.

Puluhan orang yang tiba terakhir itu dijemput petugas dan diarahkan ke Posko Terpadu Pencegahan Covid-19 Kabupaten Nabire yang terletak di kantor Dinas Kesehatan kabupaten Nabire.

Setelah menjalani pemeriksaan oleh tim medis, seluruhnya dinyatakan sehat.

Meski begitu, mereka diwajibkan untuk karantina mandiri selama 14 hari di rumah.

Anjuran ini sebagaimana dikemukakan dr. Frans Sayori di hadapan 81 orang usai menjalani pemeriksaan kesehatan.

“Mereka wajib menjalani karantina mandiri selama 14 hari di rumah. Ini sangat penting,” ujar dokter Sayori yang juga juru bicara Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Nabire.

Selain kepada rombongan terakhir, puluhan orang yang tergabung dalam rombongan pertama dan kedua juga telah disampaikan anjuran sama.

Baca Juga:  Freeport Indonesia Dukung Asosiasi Wartawan Papua Gelar Pelatihan Pengelolaan Media

Hasil pemeriksaan medis terhadap warga yang baru tiba dari Manokwari, setelah dideteksi petugas dinyatakan negatif. Beberapa diantaranya mengalami sakit pilek dan badan panas, tetapi sudah tes darah. Mereka kemungkinan besar kelelahan akibat perjalanan jauh dari Manokwari.

Ada diantaranya juga yang terserang malaria.

Rombongan pertama dari Manokwari sampai di Nabire pada 1 April 2020. Mereka terdiri dari 50 orang, menumpang lima mobil. Tiba sekira jam 10 pagi.

Dari Polsek Nabire Barat selanjutnya mengikuti prosedur tanggap darurat Covid-19 oleh tim medis dan dinyatakan sehat. Mereka kemudian diarahkan agar harus karantina mandiri selama 14 hari.

Kabarnya mereka sebelumnya juga telah menjalani tahapan medis saat berada di penampungan BLK Manokwari setelah KM Tidar batal merapat ke pelabuhan laut Samabusa.

Di hari yang sama, rombongan kedua sebanyak 49 orang tiba di Nabire Pukul 13:15 WIT. Mereka menumpang tiga mobil. Prosedur penanganannya sama seperti yang dilewati rombongan pertama maupun rombongan ketiga sore ini.

Baca Juga:  Seruan dan Himbauan ULMWP, Markus Haluk: Tidak Benar!

Terpisah, Mama Lina yang ikut dalam rombongan kedua setelah batal turun di dermaga Samabusa lantaran KM Tidar dilarang berlabuh, mengaku sempat marah karena harus kembali ke Manokwari.

Padahal, kata dia, sebelum naik ke kapal sudah diperiksa tim medis.

Mama ini biasanya jual noken di atas kapal laut Nabire-Manokwari.

Meski sempat frustrasi lantaran keinginan segera berjumpa dengan keluarganya tertunda, ia merasa legah begitu diinformasikan bersama yang lain akan ikut jalan darat.

“Saya harus ke Nabire, jadi langsung ikut mobil. Jalanan masih rusak, tetapi tidak mengapa, kami sudah tiba di Nabire dengan selamat,” ucapnya.

Perjalanan Manokwari-Nabire dilalui dengan tak mulus. Waktu yang dibutuhkan pun lebih dari 33 jam.

“Jauh sekali. Setelah satu setengah hari baru kami sampai di sini (Nabire),” kata Lina.

Pewarta: Markus You

Artikel sebelumnya30 Organisasi Desak Pempus Perjelas Keberadaan Tapol Papua
Artikel berikutnyaAnggarkan 10M untuk Lawan Corona, Pemkab Intan Jaya Diapresiasi