Wilayah Distrik Asolokobal Nyaris Terendam Longsor

0
1292

WAMENA, SUARAPAPUA.com — Kawasan distrik Asolokobal, kabupaten Jayawijaya, Papua, terancam dilanda longsor. Bencana alam ini bahkan telah menenggelamkan semua lahan perkebunan milik warga setempat.

Markus Lokobal, kepala kampung Asolokobal, mengatakan, lahan perkebunan yang telah ditanami pun kini gagal panen lantaran tertimbul material longsor.

Selain itu, mulai tahun ini bencana melanda pemukiman warga, kantor kampung Hesatum, Puskesmas, kantor distrik Asolokobal, Gereja Katolik Paroki Hepuba, dan SD YPPK Hepuba. Jembatan permanen yang baru dibangun tahun 2019 pun tertimbun longsor dan banjir.

“Kebun-kebun masyarakat semua sudah tertutup habis. Dan tempat tinggal warga dari dua kampung juga sudah sangat terancam dengan longsor,” kata Markus kepada suarapapua.com saat ditemui di distrik Asolokobal, Selasa (7/4/2020).

Baca Juga:  TETAP BERLAWAN: Catatan Akhir Tahun Yayasan Pusaka Bentala Rakyat 2023

Baca Juga: Penanganan Material Longsor di Asolokobal dan Asotipo Butuh Perhatian Pemkab Jayawijaya

ads

Menurutnya, makin lama air banjir dan longsoran meluas ke pemukiman warga, terutama lahan perkebunan.

“Kantor kampung Hesatum dan kantor distrik Asolokobal, gereja, puskesmas dan SD sudah kena longsor,” kata Lokobal.

Lokobal menjelaskan, warga terpaksa bertahan karena sementara ini hujan rintik, tetapi jika suatu saat hujan lebat, dua kampung bisa hancur dengan material longsoran. Sedangkan kemungkinan pindah juga sangat sulit.

“Soal ini pernah kami ajukan ke Musdis dan sampai Musrenbang kabupaten Jayawijaya pada setiap tahun. Tetapi, dari pihak pemerintah daerah sendiri tidak pernah serius tanggapi masalah longsor dan banjir di perbatasan antara distrik Asotipo dan Asolokobal ini,” bebernya.

Baca Juga:  Badan Pelayan Baru Jemaat Gereja Baptis Subaga Wamena Terbentuk

Baca Juga: Bendahara BPDB Jayawijaya Jadi Tersangka Korupsi

Sementara itu, Pater Jhon Djonga, Pr, menyebut kondisi memprihatinkan saat ini memang sangat mengancam beberapa kampung di wilayah Asolokobal, kampung Hesatum, dan distrik Asotipo.

“Saya mendesak agar bencana ini segera ditangani karena jangan sampai sebagian masyarakat kehilangan rumah, kebun dan ternak,” kata Pater Jhon.

Imam Katolik yang sangat vokal ini membenarkan, lahan perkebunan warga sudah tertimbun pasir dan batu. Karena itu, ia minta, pemerintah kabupaten Jayawijaya harus mengambil tindakan cepat dan tepat untuk mengatasinya.

“Kalau dibiarkan berlarut, dalam beberapa waktu kedepan longsornya semakin parah, dan itu beresiko bagi gedung gereja dan fasilitas umum lainnya di sana,” ujarnya.

Baca Juga:  Hilangnya Keadilan di PTTUN, Suku Awyu Kasasi ke MA

Baca Juga: Wabup Jayawijaya Terima Aspirasi Tujuh Kepala Kampung dan Tokoh Adat

Pater Jhon bahkan ultimatum, jika pemerintah daerah tak segera tanggap, bencana ini akan dilaporkan ke pemerintah pusat.

“Kalau tidak, saya akan berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta.”

Ia juga mengajak seluruh masyarakat bersatu hati untuk berdoa memohon pertolongan Tuhan. Selain itu, para tokoh adat dan pemilik hak ulayat disarankan agar lakukan pendekatan secara budaya untuk menangkal ancaman bencana tersebut.

Pewarta: Onoy Lokobal
Editor: Markus You

Artikel sebelumnyaMahasiswa Pegunungan Tengah di Manokwari Butuh Bantuan Pemkab
Artikel berikutnyaDikabarkan Mama Ema Natkime Ditangkap Polisi di Timika