Tidak Takut Covid-19

0
2000

SUNGGUH sangat parah ganasnya virus terbaru ini. Virus yang sedang menghantam seluruh muka bumi. Coronavirus Disease 2019 atau Covid-19 memang kelas wahid. Ini virus paling berbahaya di dunia! Keganasannya telah menyerang hampir semua negara. Korbannya pun bukan main jumlahnya.

Setiap hari kita selalu disuguhkan berita-berita mencemaskan. Melalui pemberitaan media massa maupun media daring, kita ikuti bagaimana keganasan dari virus mematikan itu menyerang negara-negara maju. Dari berita itu juga kita tahu jumlah korban terinfeksi virus Corona, pun yang meninggal dunia. Sungguh menakutkan.

Covid-19 memang bikin cemas masyarakat dunia. Virus itu awalnya menginfeksi 145.695 orang di kota Wuhan, Cina, pada ultimo Desember 2019. Dalam hitungan hari ia menyebar ke seluruh dunia hingga menyebabkan kematian beruntun.

Selain China, Italia adalah negara kedua terbesar yang mengkonfirmasi kasus positif Covid-19. Diikuti Iran dan Korea Selatan.

Lanjunya penyebaran dan penularan virus ini sulit dikendalikan. Lantaran itu, World Health Organization (WHO) menyatakan infeksi Covid-19 adalah pandemik. Itu diumumkan 11 Maret 2020 lalu.

ads

WHO mencatat, infeksi Covid-19 ditemukan hampir di seluruh negara yang ada di dunia, dengan jumlah kasus dan kematian yang terus meningkat tiap saat.

Belakangan trend Covid-19 di China berubah drastis. Jumlah kasusnya berkurang. Bahkan pemerintah China nyatakan: “badai telah berlalu”. Luar biasa!.

Tetapi, sebaliknya, di negara lain justru mengalami peningkatan yang amat signifikan.

Indonesia salah satunya.

Di Indonesia, virus ini terkuak setelah 2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo umumkan dua pasien positif Covid-19. Dua pekan kemudian, tepatnya 14 Maret, 96 kasus positif Covid-19. Empat diantaranya meninggal dunia, dan delapan lainnya dinyatakan sembuh. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, salah satu diantaranya.

Baca Juga:  EDITORIAL: Pemilu, Money Politics dan Kinerja Legislatif

Tiap hari jumlah kasus terus bertambah. Tingkat penyebarannya kian meluas dan masif. Hanya provinsi Gorontalo yang dikabarkan “bersih”. Sedangkan provinsi lain sudah tak luput dari pandemi Covid-19.

Melajunya penularan diakibatkan tingkat mobilisasi penduduk yang tinggi. Baik menggunakan pesawat terbang, kapal, dan lain-lain. Ini salah satu faktor penyebaran virus Corona.

Ya, keganasan Coronavirus jenis baru yang disebut Covid-19 itu sudah sampai di Tanah Papua. Dari awalnya dua kasus saja, melonjak hingga puluhan kasus positif.

Terakhir, data per 13 April 2020, yang dirilis Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Papua, 67 orang positif. Ini belum termasuk orang dalam pemantauan (OPD) dan pasien dalam pengawasan (PDP).

Data ini tentu valid. Data resmi. Tiap hari datanya selalu di-update tim Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Papua. Data ODP, PDP ataupun positif, dari seluruh kabupaten dan kotamadya di satu provinsi ini.

Data-data tersebut dirilis ke publik setelah dipastikan kevalidannya melalui suatu proses dan verifikasi sesuai mekanisme resmi. Hanya saja memang tidak bisa dirilis data rinci soal identitas ODP, PDP maupun kasus positif. Itu bertautan dengan aturan etika medis. Publik akan tahu setelah yang bersangkutan sudah meninggal dunia.

Saat di ruang isolasi menjalani masa perawatan pun tidak bisa dikunjungi keluarga terdekat. Ini tentu karena rentang tertular ke sang pengunjung. Jika pulang berkunjung, dikhawatirkan pula akan menularkan virus ke orang lain di jalan maupun di rumah.

Virus ini memang jahat. Ia sudah bikin panik orang di seluruh dunia. Virus ini mengglobal. Negara-negara di dunia dibuatnya pusing tanggulangi.

Baca Juga:  EDITORIAL: Pemilu, Money Politics dan Kinerja Legislatif

Memang bukan hanya kita di Indonesia saja. Atau orang Papua saja yang sedang cemas dengan virus Corona. Seluruh dunia sudah rasakan ganasnya virus mematikan itu. Sejak beberapa waktu lalu.

Mewabahnya Covid-19 tidak sama dengan virus lain. Lajunya sangat kencang. Hingga menelan banyak nyawa. Korban terus bertambah tiap saat.

Dalam dua bulan semenjak Januari 2020 lalu setelah berawal di kota Wuhan, wabahnya melaju kencang. Amat sulit dicegah. Keganasannya bikin orang-orang di seluruh dunia sedang diliputi kepanikan yang luar biasa.

Pandemi Covid-19 sudah menginfeksi ratusan ribu orang, bahkan angka kematian di seluruh dunia terus meningkat setiap hari.

Apakah ini ujian terhadap iman orang?. Jawaban tidak!.

Buktinya, orang-orang yang kuat iman saja sudah dihantam virus ini. Jelas, Covid-19 tidak membedakan orang dari berbagai latar belakang. Laki-laki, perempuan, kaya, miskin, pejabat, rakyat jelata, kulit putih, kulit hitam, tua, muda, semua dia hajar!.

Ini sudah fakta. Jadi, stop bicara begini: “Kita orang Papua tra bisa kena Corona!”.

Omong kosong! Buktinya, tiga pasien dinyatakan positif adalah orang asli Papua.

Atau, kadang kita dengar: “Ah, Corona bukan Tuhan. Virus ini tra berkuasa.”

Ya, ini baik. Dalam artian, mengajak orang berpasrah padaNya. Lebih banyak waktu disediakan buat Tuhan. Berdoa supaya Tuhan membentengi anak-anakNya di muka bumi ini dari ancaman pandemi Covid-19.

Tetapi, berdoa saja tidak cukup. Mesti ada aksi nyata dalam rangka mencegah agar virus ini jangan menyerang tubuh manusia. Itulah sebabnya, pemerintah sudah sampaikan sejumlah anjuran yang mesti dipatuhi setiap warga negara.

Baca Juga:  EDITORIAL: Pemilu, Money Politics dan Kinerja Legislatif

Anjuran untuk melakukan pencegahan dini dengan maksimal antara lain rajin mencuci tangan secara berkala, menjaga imunitas tubuh dengan makanan bergizi, berolahraga dan tidur yang cukup, dan sebagainya.

Ini sangat penting, sebab hingga kini memang belum ada pengobatan definitif untuk infeksi Covid-19. Sekali lagi, belum ada vaksinnya!

Maka itu upaya pencegahan dini dari setiap orang memang sangat perlu dilakukan segera. Termasuk karantina mandiri atau isolasi di rumah sendiri. Tidak perlu ke luar rumah jika tidak terlalu penting.

Tetapi faktanya berbeda. Masih banyak juga yang berlalu-lalang di pinggir jalan bahkan tengah kota. Juga, bepergian antar daerah bahkan antar kabupaten. Meski ancaman sudah ada di depakan mata kepala.

Apakah ini bukti orang sudah tidak takut sama Covid-19? Apakah data-data yang dipublikasikan Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Papua belum cukup meruntuhkan hati? Ataukah sosialisasinya masih kurang merata?.

Jika penyebarluasan informasi tentang kebijakan pemerintah, baik keputusan, instruksi, himbauan maupun anjuran, ke semua lapisan masyarakat, lantas mengapa masih banyak yang belum patuhi?. Mengapa masih ada saja orang belum taati?.

Apakah ini bukti diantara kita masih ada yang “kepala batu”?. Apakah ini artinya mereka jago alias tidak takut sama Covid-19?. Entahlah. Yang pasti, virus Corona sedang mengancam kitorang!.

Bukan kepada siapa-siapa. Bukan juga pemerintah. Hanya dari diri sendiri penentunya. Pandemi Covid-19 bakal dilewati jika setiap orang sayangi diri dengan tetap patuhi anjuran pemerintah dan petugas kesehatan. Hanya dengan begitu, kitorang semua yang hidup di Tanah Papua ini bisa selamat dari ancaman virus Corona. ***

Artikel sebelumnyaBupati Dogiyai Perpanjang Waktu dan Tambah Tiga Posko Cegah Covid-19
Artikel berikutnyaCovid-19, Operasi Militer dan PT Antam di Pegunungan Bintang