Untuk Atasi Krisis Jangka Panjang, Berikan Bantuan Alat Kerja, Jangan Sembako

0
1343

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Imbauan pemerintah Papua agar masyarakat Papua mengisolasikan diri selama masa Covid-19 di Papua, tersebut belum berjalan efektif karena sebagian masyarakat lebih memilih berkebun dibandingkan harus menunggu bantuan sembako dari pemerintah.

Hal tersebut dikatakan Anias Lengka, warga kota Jayapura yang berdomisili di Entrop, kepada Suara Papua. Senin, (11/5/2020).

Dengan melihat kondisi seperti itu, Lengka bilang, tidak semua warga sedang tinggal di rumah dan menunggu bantuan pemerintah, tetapi sebagian masyarakat sedang bekerja buat kebun untuk antisipasi krisis dalam jangka panjang.

Menurut Lengka, sebagian masyarakat memilih untuk bekerja dan berkebun karena pembagian sembako yang tidak merata.

“Saya melihat sebagian besar masyarakat sudah mulai berkebun dan hal ini sangat baik, karena tidak adanya kepastian kapan berakhir Covid-19,” kata Anias.

ads
Baca Juga:  Akomodir Aspirasi OAP Melalui John NR Gobai, Jokowi Revisi PP 96/2021

Lanjutnya Lengka, masyarakat memilih berkebun karena mereka sudah melihat akan datang krisis pangan, sebagai langka antisipasi ada baiknya jika pemerintah saat membagi sembako bagi juga alat kerja seperti sekop, parang, Linggis, dan alat kerja lainnya.

“Seperti yang di lakukan oleh KAP Papua yang saat ini sudah mengajak masyarakat untuk hidupkan kembali pangan lokal dengan membagikan sembako dari pangan lokal dan sudah memberikan alat kerja kepada beberapa kelompok kerja yang sudah KAPP mendata,” kata Anias mencotohkan.

Pemerintah mengimbau masyarakat untuk tetap di rumah, tapi jangan sampai rakyat mati karena Kelaparan. Ia berharap semoga Wabah ini cepat berlalu dari bumi Papua agar kami bisa beraktivitas kembali seperti semula.

Baca Juga:  Kemenparekraf Ajak Seluruh Pelaku Usaha Kreatif di Indonesia Ikut AKI 2024

Sementara itu, Welis Doga eks anggota AMPTPI menambahkan jika pemerintah daerah di Papua masih terus dengan pola lama, menanyakan rakyat dengan bantuan penyaluran sembako karena dianggap solusi mengatasi situasi krisis seperti hari ini.

Maka pemerintah juga harus mampu menjawab ketika stok pangan mulai habis dengan kebiasaan pembahasan anggaran, yang kadang berlarut disertai dengan pengambilan keputusan yang lambat.

Hal ini, kata dia, membuktikan bahwa situasi mewabahnya pandemi covid-19 di seluruh dunia, bahkan Papua sendiri terus meningkat, artinya bahwa kepastian tentang jangka waktu berhentinya pandemi covid-19 sudah tentu tidak pasti. Ketidakpastian situasi ini mestinya dijemput dengan langkah-langkah konkret dan secepatnya.

“Terlebih adalah soal kesiapan pangan lokal dalam hitungan jangka panjang, bukan lagi bagi-bagi sembako kemudian habis dan harus salurkan lagi, sementara stok pangan domestik jelas-jelas sedang berkurang,” katanya.

Baca Juga:  Upaya Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku Jaga Pasokan BBM Saat Lebaran

Ia menambahkan, alokasi anggaran yang disediakan pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota dalam penanggulangan covid-19 terbilang cukup besar. Penggunaan anggaran tersebut tidak harus bertumpuk pada pengadaan alat-alat kesehatan maupun pengadaan sembako saja.

Lanjutnya, Pemerintah daerah di seluruh Papua diharapkan agar tidak memanjakan rakyat dengan ketergantungan pada bantuan sembako pemerintah. Kebiasaan seperti ini tanpa sadar sedang memupuk perilaku malas yang tidak jauh beda dengan pembunuhan pola pikir masyarakat secara sistematis.

“Mereka punya lahan tidur yang berjejeran mulai dari halaman rumah. Sebaiknya melengkapi kebutuhan masyarakat untuk dapat berkebun, sehingga kemandirian tumbuh di lingkungan masyarakat dan tidak selalu tergantung dengan bantuan pemerintah,” harapnya.

REDAKSI

Artikel sebelumnyaMahasiswa Tolak Kehadiran Militer di Maybrat
Artikel berikutnyaPemkab Maybrat Diminta Perhatikan Mahasiwa di Tengah Pandemi Covid-19