WAMENA, SUARAPAPUA.com— Kepala kampung Ketimafit, distrik Wouma, Kabupaten Jayawijaya, Tinus Lantipo mengakui telah menerima bentuan dana dari Ketua KNPI Propinsi Papua sebesar Rp15 juta rupiah.
Dana dari Ketua KNPI Papua, Alber G.Wanimno tersebut untuk mendukung masyarakat setempat yang telah memilih berkebun pada masa pandemi Covid-19.
“Iya, kami menerima bantuan dana Rp15 juta (lima belas juta) dari adik Ketua KNPI Propinsi Papua. dan dana tersebut kami gunakan belanja 80 skop dan 100 kg beras. Kebetulan pemuda yang sekolah tidak punya alat kerja, sehingga bantuan ini sangat membantu sekali belanja alat kerja,” kata Tinus Lantipo, kepala kampung Ketimafit kepada suarapapua.com di Wamena, Senin lalu.
Tinus mengatakan, kesepakatan kerja kebun yang dilakukan pihaknya merupkana kesepakatan dari kampung Wouma, Ketimafit, Sinaregoba, Kipitmo, Logonyowa, Wesakin, Wisapma distrik Wouma.
Kampung Wesagaput dan kampung Yaloaput distrik Wesagaput dan kelurahan Wamena kota dan kampung Honelama, distrik Wamena Kota, Kabupaten Jayawijaya.
Hal ini kata Tinus, pihaknya lakukan guna mengantisipasi dampak Covid-19 yang merebak pada krisis ekonomi kedepan.
“Selain mengantisipasi dampak kalaparan kedepan di Jayawijaya, tetapi juga untuk membangkitkan kembali perekonomian masyarakat melalui bekerja kebun. Ukuranya lokasinya kami belum sempat ukur, tetapi intinya cukup besar sekali,” jelas Tinus yang juga sebagai sekretaris kelompok kerja dari sebelas kampung yang terlibat bekerja.
Ia mengatakan, yang terlibat bekerja kebun adalah pemuda, orang tua, dan termasuk anak sekolah yang saat ini sedang libur.
“Anak sekolah dan pemuda yang terlibat ini agar kedepan mereka tidak terpengaruh dengan kebiasaan hidup yang tidak baik. Intinya kita ikat mereka di wilayah kami,” tukasnya.
Jekson lagowan, selaku pemilik lokasi menyampaikan terima kasih kepada ketua KNPI yang telah memberikan dukungan dana.
“Kami berharap kepada siapa saja, terutama anak-anak Papua yang jiwa besar, mohon ini jadi contoh untuk melihat masyarakat Papua,” ucapnya.
Pewarta: Onoy Lokobal
Editor: Elisa Sekenyap
