KOALISI PENEGAKAN HUKUM DAN HAM UNTUK PAPUA
Jln. Merak B2, Kelurahan VIM RT 008/RW 001, Kecamatan Abepura 99351, Telp (0967) 5187421
————————————————————————————————Press Release
KRIMINALISASI PASAL MAKAR TERHADAP AKTIVIS PAPUA SEJAK 1 JANUARI 2019 – 31 DESEMBER 2019
“72 Aktivis Papua, Korban Kriminalisasi Pasal Makar Oleh Aparat Penegak Hukum”
Pasal Makar termasuk dalam kategori Kejahatan terhadap keamanan negara sebagaimana termuat dalam KUHP pada buku II tentang Kejahatan. Menurut A.B. Loebis, bentuk-bentuk kejahatan politik sebagai berikut : 1) Kejahatan terhadap negara atau keamanan negara; : 2) Kejahatan terhadap sistem politik; 3) Kejahatan terhadap sistem kekuasaan; 4) Kejahatan terhadap nilai-nilai dasar atau hak-hak dasar (HAM) dalam Bermasyarakat/bernegara/berpolitik; 5) Kejahatan yang mengandung unsur/ motif politik; 6) Kejahatan dalam meraih/mempertahankan/menjatuhkan kekuasaan; 7) Kejahatan terhadap lembaga-lembaga politik; 8) Kejahatan oleh negara/penguasa/politisi; 9) Kejahatan penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power).[1] Secara spesifik R.M. Thalib Puspokusumo mengatakan bahwa kejahatan politik sering juga disebut sebagai kejahatan terhadap keamanan negara.[2] Berdasarkan penjelasan diatas, apabila pada prakteknya ada pihak yang ditahan atas dasar tuduhan pasal makar maka secara hukum dapat diistilahkan dengan Tahanan Politik (Tapol) sebab sesuaikan dengan kategori tindak pidana maka adalah kejahatan politik.
Terlepas dari itu, secara spesifik tuduhan tindak pidana makar terhadap aktivis papua selama ini sesugguhnya dilakukan tidak sesuai dengan prinsip- prinsip tindak pidana yang dijamin dalam KUHP. Fakta tersebut terlihat jelas dan tegas pada penjelasan R Soesilo dalam buku KUHP Serta Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal terkait Pasal 106 menjelaskan bahwa aanslag atau makar adalah penyerangan. Sekalipun pada Pasal 87 KUHP menyebutkan “Makar (aanslag) sesuatu perbuatan dianggap ada, apabila niat si pembuat kejahatan sudah ternyata dengan dimulainya melakukan perbuatan itu” namun dalam penjelasannya R. Soesilo menyebutkan bahwa perbuatan-perbuatan persiapan tidak masuk dalam pengertian makar. Yang masuk dalam pengertian ini hanyalah perbuatan-perbuatan pelaksanaan.[3] Artinya orang harus sudah mulai dengan melakukan perbuatan pelaksana pada kejahatan itu, kalau belum dimulai atau orang baru melakukan perbuatan persiapan saja untuk memulai berbuat, kejahatan itu tidak dapat dihukum. Lebih jauh R Soesilo menjelaskan, perbuatan itu sudah boleh dikatakan sebagai perbuatan pelaksanaan apabila orang telah mulai melakukan suatu anasir atau elemen dari peristiwa pidana, jika orang belum memulai dengan melakukan suatu anasir atau elemen ini, maka perbuatannya itu masih harus dipandang sebagai perbuatan persiapan.[4]
Untuk diketahui bahwa berkaitan dengan Pasal 106 KUHP, Objek dalam penyerangan itu adalah kedaulatan atas daerah Negara. Lebih lanjutnya beliau menjelaskan bahwa kedaulatan ini dapat dirusak dengan dua macam cara ialah dengan jalan :
- Menaklukkan daerah Negara seluruhnya atau sebagian kebawah pemerintahan Negara asing yang berarti menyerahkan daerah itu (seluruhnya) atau sebagian kepada kekuasaan Negara asing misalnya daerah Indonesia (seluruhnya) atau daerah Kalimantan (sebagian) diserahkan kepada pemerintah inggris atau
- Memisahkan sebagian daerah Negara itu yang berarti membuat bagian daerah itu menjadi suatu Negara yang berdaulat sendiri, misalnya memisahkan daerah Aceh atau Maluku dari daerah Republik Indonesia untuk dijadikan Negara yang berdiri sendiri.[5]
Berdasarkan pada penegasan teori pidana dalam membedah Tindak Pidana Makar menurut R. Soesilo diatas, jika dihubungkan dengan fakta kriminalisasi Pasal Makar terhadap 72 orang aktivis Papua yang terjadi di Timika, Sorong, Fak-fak, Jayapura, Manokwari dan Jakarta yang mayoritas ditangkap dan ditersangkakan dengan pasal makar pasca mengimplementasikan kebebasan berekspresi dalam rangka memperingati hari ulang tahun organisasi, memperingati hari hak politik papua dan memperjuangkan penegakan UU Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnik yang mana semuanya tidak masuk dalam kualifikasi anasir atau elemen dari Objek penyerangan kedaulatan atas daerah Negara sebagaimana dimaksudkan pada Pasal 106 KUHP. Atas dasar penegasan teori serta fakta tindakan aktivis Papua yang dijamin oleh UUD 1945 junto UU Nomor 9 Tahun 1998 junto UU Nomor 39 Tahun 1999 junto UU Nomor 12 Tahun 2005 junto UU Nomor 40 Tahun 2008 itulah yang kami simpulkan bahwa 72 Orang Aktivis Papua adalah Korban Kriminalisasi Pasal Makar.
Dengan melihat banyaknya kasus kriminalisasi pasal makar terhadap aktivis papua oleh sebagian aparat penegak hukum sehingga pada tahun 2017 ICJR mengajukan Uji Materil Pasal Makar di Mahkama Konstitusi, dalam putusannya Hakim Mahkama Konstitusi Suharyo saat membacakan pertimbangan putusan uji materi dua gugatan delik makar dalam KUHP masing-masing bernomor 7/PUU-XV/2017 dan 28/PUU-XV/2017 menegaskan bahwa : “Aparat penegak hukum harus berhati–hati dalam menerapkan pasal-pasal makar sehingga tidak jadi alat membungkam kebebasan menyampaikan pendapat dalam negara demokratis yang menjadi semangat UUD 1945”.[6] Sekalipun demikian arahannya namun pada prakteknya aparat penegak hukum terus menangkap dan menahan aktivis papua dengan tuduhan melakukan dugaan tindak pidana makar.
Berdasarkan pantauan Koalisi Penegak Hukum dan HAM Papua, sejak tanggal 1 Januari 2019 sampai dengan 31 Desember 2019 tercatat ada 72 orang aktivis papua yang dituduh melakukan tindak Pidana Makar. Agar lebih jelasnya maka akan disebutkan nama Tapol dan pelaku kriminalisasi sebagaimana dalam table dibawah :
N O | NAMA TAPOL | PELAKU KRIMINALISASI | KETERANGAN |
1 | Yanto Awerkio | Polres Mimika | Telah Divonis |
2 | Sem Asso | Polres Mimika | Telah Divonis |
3 | Edo Dogopia | Polres Mimika | Telah Divonis |
4 | Yosep Syufi | Polres Sorong | Telah Divonis |
5 | Manase Baho | Polres Sorong | Telah Divonis |
6 | Lias Mayor | Polres Sorong | Telah Divonis |
7 | IryantoRuru | Polres Sorong | Telah Divonis |
8 | Paskalis Tuturop | Polres Fak-Fak | Telah Divonis |
9 | Jhon Erik Assem | Polres Fak-Fak | Telah Divonis |
10 | Rudi RelisKomber | Polres Fak-Fak | Telah Divonis |
11 | Sayang Madabayan | Polres Manokwari | Telah Divonis |
12 | Septi Meidoga | Polres Manokwari | Telah Divonis |
13 | Erick Aliknoe | Polres Manokwari | Telah Divonis |
14 | Pende Mirin | Polres Manokwari | Telah Divonis |
15 | YunusAliknoe | Polres Manokwari | Telah Divonis |
16 | Surya Anta Ginting | Polda Metro Jaya | Telah Divonis |
17 | WenebitaWasiangge | Polda Metro Jaya | Telah Divonis |
18 | DanoTabuni | Polda Metro Jaya | Telah Divonis |
19 | Charles Kossay | Polda Metro Jaya | Telah Divonis |
20 | AmbrosiusMulait | Polda Metro Jaya | Telah Divonis |
21 | IsayWenda | Polda Metro Jaya | Telah Divonis |
22 | Ariana Lokbere | Polda Metro Jaya | Telah Divonis |
23 | FeriBom Kombo | Polda Papua | Telah Divonis |
24 | Alexsander Gobay | Polda Papua | Telah Divonis |
25 | HengkiHilapok | Polda Papua | Telah Divonis |
26 | Irwanus Uropmabin | Polda Papua | Telah Divonis |
27 | Buktar Tabuni | Polda Papua | Telah Divonis |
28 | Steven Itlai | Polda Papua | Telah Divonis |
29 | AgusKossay | Polda Papua | Telah Divonis |
30 | Assa Asso | Polda Papua | Masih Diproses |
31 | La Jemmy Mansowai | Polres Jayapura | Ditanguhkan |
32 | Soni Genjau | Polres Jayapura | Ditanguhkan |
33 | Stevanus Jarona | Polres Jayapura | Ditanguhkan |
34 | Nikodus Wamansio | Polres Jayapura | Ditanguhkan |
35 | Yohan Bay | Polres Jayapura | Ditanguhkan |
36 | Hanok Bilisa | Polres Jayapura | Ditanguhkan |
37 | Rendi Taniau | Polres Jayapura | Ditanguhkan |
38 | Maleaki Bairi | Polres Jayapura | Ditanguhkan |
39 | Markus Yappun | Polres Jayapura | Ditanguhkan |
40 | Josep Tare | Polres Jayapura | Ditanguhkan |
41 | Maksi Sewanso | Polres Jayapura | Ditanguhkan |
42 | Lazarus Bua Kimiak | Polres Jayapura | Ditanguhkan |
43 | Ismael Bairi | Polres Jayapura | Ditanguhkan |
44 | Abiram Inam | Polres Jayapura | Ditanguhkan |
45 | Yosias Walianggen | Polres Jayapura | Ditanguhkan |
46 | Welem Weraso | Polres Jayapura | Ditanguhkan |
47 | Pilipus Mamawiso | Polres Jayapura | Ditanguhkan |
48 | Kornelius Akyewi | Polres Jayapura | Ditanguhkan |
49 | Seppi Sewanso | Polres Jayapura | Ditanguhkan |
50 | Aser Sewanso | Polres Jayapura | Ditanguhkan |
51 | YanceHegemur | Polres Fak Fak | Masih Diproses |
52 | Kornelis Tiktikweri | Polres Fak Fak | Masih Diproses |
53 | Herman Bahba | Polres Fak Fak | Masih Diproses |
54 | Ronal Tiktikweri | Polres Fak Fak | Masih Diproses |
55 | Billy Wagab | Polres Fak Fak | Masih Diproses |
56 | Karel Heremba | Polres Fak Fak | Masih Diproses |
57 | Alfaris Heretrenggi | Polres Fak Fak | Masih Diproses |
58 | Solaiman
Heretrenggi |
Polres Fak Fak | Masih Diproses |
59 | Abdon Tiktikweri | Polres Fak Fak | Masih Diproses |
60 | Yesnel Bahba | Polres Fak Fak | Masih Diproses |
61 | Elia Tiktikweri | Polres Fak Fak | Masih Diproses |
62 | Alfin Patiran | Polres Fak Fak | Masih Diproses |
63 | Enggel Tiktikweri | Polres Fak Fak | Masih Diproses |
64 | Bernadus
Heritrenggi |
Polres Fak Fak | Masih Diproses |
65 | Kaleb Hegemur | Polres Fak Fak | Masih Diproses |
66 | Petrus Temongmere | Polres Fak Fak | Masih Diproses |
67 | Hendrik Heretrenggi | Polres Fak Fak | Masih Diproses |
68 | EtusBahba | Polres Fak Fak | Masih Diproses |
69 | Heret Patiran | Polres Fak Fak | Masih Diproses |
70 | Erens Lumatalae | Polres Fak Fak | Masih Diproses |
71 | Erik Tiktikweri | Polres Fak Fak | Masih Diproses |
72 | Nelson Hegemur | Polres Fak Fak | Masih Diproses |
Demikian laporan Koalisi Penegak Hukum dan HAM Papua atas
Kriminalisasi Pasal Makar Terhadap Aktivis Papua sejak tanggal 1 Januari
2019 – 31 Desember 2019, Semoga dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jayapura, 23 Juni 2020
Hormat Kami
Koalisi Penegak Hukum dan HAM Papua
Emanuel Gobay, S.H., MH
Referensi
[1] A.B. Loebis, Apa Itu Kejahatan-Kejahatan Politik
[2] R. M Thalib Puspokusumo, Kebijakan Kriminal Dalam Menanggulangi Kejahatan Politik Ditinjau dari Aspek Perundang-undangan, Seminar Nasional, FH. Undip, Semarang, 2 Oktober 1999
[3] R. Soesilo, KUHP Serta Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal, hal. 97
[4] R. Soesilo, KUHP Serta Komentar-komentarnya Lengkap pasal demi pasal, hal. 69
[5] R. Soesilo, KUHP Serta Keomentar-komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal, hal. 109
[6] Baca : https://kabar24.bisnis.com/read/20180131/15/732882/uji-materi-pasal-makar-begini- putusan-mahkamah-konstitusi? fbclid=IwAR1PVNnLdBmhfgU7t2cd3gQO8pGx4jweFFapCmuUuXhVOHhgyR-sNJpSwBA