JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Solidaritas mahasiswa Universitas Sains dan Teknologi (USTJ) Jayapura melakukan demonstrasi di halam kampus. Demo tersebut menuntut lembaga untuk menurunkan biaya SPP yang menurut mahasiswa terlalu mahal.
Gubernur Fakultas Ekonomi, Sastra, dan Sosial Politik USTJ, Rusen Tabuni kepada media ini mengatakan demo yang dilakukan mahasiswa adalah murni menuntut lembaga dan yayasan USTJ untuk menurunkan SPP.
“Aksi kami hari ini adalah aksi untuk menuntut penurunan SPP sesuai dengan kebijakan menteri pendidikan bagi seluruh kampus PTN maupun PTS dimana SPP dipotong 50% karena covid-19,” katanya.
Tabuni berharap lembaga dan yayasan Ustj melirik dampak covid-19 yang mempengaruhi pendapatan orangtua.
“Latar belakang orangtua kami berbeda, ada yang petani, nelayan, buruh dan ada yang sama sekali tidak kerja tapi mereka sekolahkan anaknya di Ustj karena bagi mereka Ustj itu sangat bagus untuk kuliahkan anak mereka, tapi situasi ini berdampak pada pendapatan orangtua kami, apalagi untuk cari uang 3 juta 700 ratus untuk bayar SPP persemester tidak cukup sekali, jadi lembaga harus buka mata.”
“Jangan tidur diatas penderitaan kami, tidur diatas uang-uang yang selama ini kami bayar, tapi rector harus berani mengambil kebijakan untuk meringankan beban SPP ini,” harap Tabuni.
Tabuni mengatakan, demo akan berdampak pada semua jadwal akademik kampus maka dirinya meminta agar lembaga dan Yayasan segera untuk menjawab aspirasi mahasiswa.
“Kalau yayasan dan lembaga tidak respon aksi kami maka akan ada demo lebih besar dari hari ini, dan akan terjadi mogok kampus. Termasuk tidak ada penerimaan mahasiswa baru sampai ada keadilan bagi kami,” tegasnya.
Sementara itu, Alfons Uaga menambahkan, aksi protes itu muncul ketika lembaga tidak mengikuti kebijakan pemerintah yang membantu mahasiswa supaya semua kampus turunkan SPP.
“Aksi ini muncul karena tidak bisa dialog dua arah antara yayasan dan mahasiswa untuk membicarakan polemik seperti ini, makanya kami pilih aksi. Dan kami sudah koordinasi juga dengan lembaga tapi katanya semua kewenangan di tangan yayasan makanya kami demo, supaya ada reaksi dari Yayasan untuk tuntutan kami, sehingga nantinya ada keadilan bagi kami mahasiswa,” jelasnya.
Selain itu, Rut Edoway mewakili mahasiswi USTJ menambahkan bahwa aksi itu adalah aksi menuntut hak mahasiswa.
“Kami menuntut SPP diturunkan karena ini situasi pandemic covid sehingga semua kantor tutup, orang tua kami yang jualan juga tidak jualan dengan baik, sehingga pendapatan orangtua tidak sebanding dengan harga SPP di kampus.Karena apa yang mereka dapat itu cukup untuk mereka makan minum hari itu saja.
“Tapi kalau dilihat dari situasi saat ini lembaga tidak mengerti kita, kalau hari lain tidak apa-apa. Mereka mau salahkan kami juga tapi ini pandemic lok down dimana-dimana mau dapat uang dimana. Saya mewakili perempuan USTJ minta SPP diturunkan,” pungkasnya.
Untuk diketahui aksi hari ini merupakan aksi lanjutan dari aksi pertama Jumat 25 Juni dan Sabtu 26 Juni 2020.
Pewarta : Yanuarius Weya
Editor : Arnold Belau