Nasi Kuning di Rumah Ajah Ala Yuni Randongkir

0
1378
Yuni Randongkir di tempat usahanya. (Lenny Aninam - SP)
adv
loading...

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Yuni Randongkir, anak Papua di Dok. V Jayapura, Papua membuka usaha nasi kuning dengan harga lima belas ribu rupiah (Rp15.000) . 

Awalnya Unie, panggilan akrabnya Yuni Randongkir hanya iseng-iseng menjual nasi kuning. Namun ternyata hasil usahanya itu diminati banyak orang.

Unie yang berdomosili di jalan Agats Dok. V Bawa, Kota Jayapura itu ketika ditemui suarapapua.com, Senin (6/7/2020) mengakui hasil usahanya itu menguntungkan.

“Ide awalnya itu keluar sendiri saja begitu. Ingin jualan dan cuman mencari kesibukan tapi banyak sekali peminatnya. Dari iseng-iseng saja tapi ada penghasilan jadi rasanya asik. Mungkin karena saya juga sudah kerja di dunia perkantoran, tapi karena besiknya tidak di situ dan tidak nyaman juga. Jadi kalau usaha begini lebih nyambung dan nyaman,” ujar Unie menceriterakan.

Selain itu ia mengakui, usaha nasi kuningnya dimulai sejak pandemi Covid-19 mewabah di Indonesia, khususnya di Papua. Oleh karena itu katanya, usahanya itu diberi nama ‘nasi kuning di rumah ajah’.

ads
Baca Juga:  Penolakan Memori Banding, Gobay: Majelis Hakim PTTUN Manado Tidak Mengerti Konteks Papua

“Nama usahanya sendiri sesuai anjuran pemerintah kemarin-kemarin itu untuk tinggal di rumah. Pastinya keluarga besar, sahabat dan teman-teman yang memotivasi saya untuk berjualan,” katanya.

Ia mengatakan, usahanya itu dibuka mulai dari hari Senin hingga hari Sabtu setiap minggu. Pada hari Minggu libur.

“Tapi kalau untuk waktu bukanya sendiri tidak menentu. Kadang jam 4 sore, kadang jam 6. Biasanya kalau mulai berjualan di jam enam begitu, berarti jam 8 malam pasti sudah habis. Untuk menunya sendiri ada ikan, telur dan ayam. Harganya semua 15 ribu rupiah,” katanya.

Selain berjualan langsung selama dua bulan lalu, Unie juga menjual hasil dagangannya di sosial media. Sejauh ini katanya, dirinya belum memiliki karyawan dalam mengembangkan usahanya.

“Saya masih tangani semuanya sendiri. Mulai dari belanja bahan-bahan di pasar, masak sampai jualan dengan tangani sendiri. Kalau di sini bisa makan di tempat, bisa bungkus bahkan ada layanan pesan antar karena kita juga memanfaatkan sosial media untuk mempromosikan usaha ini. Jadi lebih banyak juga yang minta untuk di antar.”

Baca Juga:  Pencaker Palang Kantor Gubernur Papua Barat Daya
Yuni ketika melayani pelanggan. (Lenny Aninam -SP)

Untuk pemesanan online katanya, pihaknya berlakukan ongkos kirim (Ongkir). “Karena awalnya itu pikir hanya berjualan untuk daerah Dok. V saja. Mengingat waktu itu masih PSBB jadi tidak berpikir akan banyak peminat dari Hamadi, Pasir Dua. Bahkan ada juga yang datang dari Doyo Sentani.”

Sejauh ini katanya, dirinya memberlakukan anjuran pemerintah Kota Jayapura kepada pembeli dengan mewajibkan mengikuti protokol kesehatan agar mencuci tangan, menggunakan masker dan menjaga jarak tempat duduk.

Untuk kedepan ia mengakui akan melihat perkembangan agar saat situasi kembali normal dari Covid-19 usaha tetap berjalan seperti biasa.

“Kita akan lihat kedepannya karena kalau sudah normal kembali pasti banyak tempat makan yang buka. Jadi kalau pelanggan kita masih banyak, maka kita akan tetap buka kalau sudah kembali normal,” ungkapnya.

Baca Juga:  KPU Papua Terpaksa Ambil Alih Pleno Tingkat Kota Jayapura

Ia lalu berpesan kepada anak-anak muda Papua yang ingin menjalankan usaha agar tetap maju pantang mundur.

“Buat kam [kamu] yang mau menjalankan usaha, untuk maju terus jangan pantang mundur. Jangan perna malu untuk berjualan di kita punya tanah sendiri. Kalau orang lain bisa jualan di kita punya tanah, berarti kita anak Papua harus bisa juga,” ujarnya.

Andre Daat, seorang pelanggan nasi kuning di rumah ajah mengakui dirinya menjadi pelanggan tetap di tempat itu, karena saking enaknya.

“Hampir setiap hari saya beli di sini, karena rasanya juga enak dan harganya sangat terjangkau. Kalau semakin banyak anak muda Papua yang seperti ini mungkin Papua bisa lebih maju. Semoga usahanya semakin maju. Jangan musiman ya dan bisa bertahan lama,” pungkas Andre.

 

Pewarta: Lenny Aninam

Editor: Elisa Sekenyap

Artikel sebelumnyaMama Karma, Catatan Heroisme Pinggiran “Biak Berdarah”
Artikel berikutnyaFOTO: Susunan Batu Mirip Wajah Manusia di Arter Cycloop