Pengembangan Obyek Wisata Jayawijaya Terkendala Tempat Religi

0
1837

WAMENA, SUARAPAPUA.com — Lembah Baliem, menjadi salah satu daerah wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun manca negara.

Ada banyak situs wisata alam yang menyimpan keindahan yang luar biasa. Keindahan alam ini menjadi salah satu potensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, jika semua situs wisata di kelola secara baik.

Hanya saja, selama ini pemerintah Jayawijaya mengalami kendala dalam mengembangkannya semua potensi alam tersebut.

“Di Jayawijaya ini banyak potensi objek wisata, budaya, alam, religi. Untuk obyek wisata alam juga sering kendala berhubung dengan hak ulayat untuk pengembangan,” jelas Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Jayawijaya, Enggelbert Sorabut kepada wartawan di Wamena, Senin (3/8/2020).

Baca Juga:  Kemenparekraf Ajak Seluruh Pelaku Usaha Kreatif di Indonesia Ikut AKI 2024

Menurutnya, ada pihak yang bersedia dan ada yang tidak bersedia dijadikan obyek wisata. Mereka yang tidak setuju ini, kata Sorabut, berhubung persoalan religi atau tempat-tempat kramat.

ads

“Itu kekhawatiran mereka, seharusnya tidak kekhawatiran itu,” katanya.

Sehingga, kata Sorabut, kedepan pemerintah akan mendekati pemilik objek wisata dan meyakinkan mereka bahwa bahwa obyek wisata ini menjadi potensi pendapatan ekonomi masyarakat setempat dan juga dapat melestarikan alam disana.

Baca Juga:  Akomodir Aspirasi OAP Melalui John NR Gobai, Jokowi Revisi PP 96/2021

“Obyek-obyek ini juga kalau kita kembangkan jadi obyek unggulan, pasti di situ juga ada tambahan pekerja. Itu harap kami sekaligus membuka lapangan kerja bagi masyarakat,” jelasnya.

Dia mencontohkan, seperti situs budaya mumi. Di tempat tersebut ada 30 orang. Mereka bisa mendapatkan pekerjaan. Dengan direkrutnya anggota ini, bisa mengurangi aktifitas anak-anak muda yang mengganggu lingkungan.

“Itu yang sering upaya kami menyadarkan kepada pemilik bahwa bagian ini penting, kita bisa kembangkan dengan tujuan tadi, sekaligus lestarikan dan menghasilkan nilai ekonomi,” tutur Enggelbertus.

Baca Juga:  Pertamina Pastikan Stok Avtur Tersedia Selama Arus Balik Lebaran 2024

Sejauh, Enggelbertus melihat, ada beberapa obyek wisata di Jayawijaya yang dikembangkan cukup baik, seperti Pasir Putih Pikhe, Mumi Kurulu, dan Kolam Renang di Distrik Assotipo. Hanya saja, ada kekurangan dalam pengembangan destinasi, hal ini telah menjadi catatan pemerintah untuk menjawab semua kebutuhan mereka.

Sementara itu, Bupati Jayawijaya, Jhon R. Banua meminta kepada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jayawijaya untuk segera membangun komunikasi dengan setiap pemilik ulayat agar obyek wisata yang belum tersentuh dapat dikelola dengan baik.

 

Pewarta: Imanuel Itlay

Artikel sebelumnyaPRP Tolak Otsus Jilid II, Cara Terhormat Sampaikan Isi Hati Rakyat Papua
Artikel berikutnyaMahasiswa Uncen Tolak Keterlibatan Akademisi  dalam Revisi Otsus Jilid II