BeritaPelaku Penyerang PosPolres Yalimo Tidak Berkaitan Dengan Pengumuman Hasil CPNS

Pelaku Penyerang PosPolres Yalimo Tidak Berkaitan Dengan Pengumuman Hasil CPNS

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Yason Wabuk, Anggota DPRD Kabupaten Yalimo dari distrik Benawa mengakui seorang warga yang menyerang pos Polres Yalimo belum lama ini yang meninggal ditembak aparat adalah seseorang yang telah mengalami gangguan jiwa sejak satu minggu sebelum kejadian itu.

“Pada saat itu anak [almarhum] ini terganggu, stress lebih satu minggu. Saya sudah lihat memang, [karena] anak itu di rumah saya. Dia bagian keluarga saya,” kata Wabuk ketika dihubungi suarapapua.com dari Jayapura, Kamis (6/8/2020).

Wabuk menjelaskan, ketika kondisi almarhum dalam keadaan gangguan jiwa, terjadi aksi protes oleh mereka yang tidak lolos seleksi CPNS Kabupaten Yalimo.

“Jadi ketika aksi protes itu, dia [almarhum] pikir [masa yang protes] serangan kepada bapak dewan [maksudnya saya], sehingga dia turun kasih tahu anak-anak di gubuk. Waktu itu ada hanya anak-anak kecil, dan mereka sudah tahu kondisi dia jadi tidak ikut. Jadi dia ambil jubi [panah] langsung jalan serang ke polisi. Saat serang dia juga panah mereka [polisi], mereka juga tembak dia. Apa yang dia lakukan ini tidak ada orang lain dibelakang dia.”

Baca Juga:  Tragedi Penembakan Massa Aksi di Dekai 15 Maret 2022 Diminta Diungkap

“Jadi yang katanya ada kekecewaan karena [hasil] CPNS atau hal lain itu tidak ada. Itu informasi yang tidak benar. Yang benar anak itu terganggu. Lagian anak ini juga baru selesai lulus SMP dan mau masuk SMA. Jadi isu yang berkembang itu tidak benar. Tolong sampaikan informasi benar ini,” tegas Wabuk.

Sejauh ini katanya, pihaknya telah memakamkan jazad almarhum dan sedang menunggu keluarga dari kampung datang.

“Sebenarnya petugas itu kalau ada orang mabuk, orang jahat, atau orang gila [di] amankan lalu serahkan ke keluarga, tetapi ini ada melebihi 5 atau 6 peluru yang masuk ke tubuhnya. Ada di bagian dada, bahu dan di bagian lengan. ada catatan! Jadi saya lagi tunggu keluarga karena kampung jauh, kalau jalan kaki bisa 1 mingguan baru sampai di ibu kota kabupaten (Elelim).”

Katanya, dirinya akan berkoordinasi kepada Kapolres dan Bupati untuk mempertemukan keluarga agar bicarakan untuk menyelesaikan masalah ini.

Baca Juga:  Empat Jurnalis di Nabire Dihadang Hingga Dikeroyok Polisi Saat Liput Aksi Demo

Menurut Wabuk, sebelumnya dengan kondisi demikian ia sempat berbicara dengan keluarga lain untuk melakukan sumbangan dana agar memfasilitasi almarhum ke rumah sakit di Wamena dan Jayapura, namun karena situasi Covid-19 maka rencana itu tidak sempat terlaksana.

Sebelumnya, Kapolres Yalimo, AKBP. Rahmad Kaharuddin mengakui kejadian itu dilakukan oleh seorang warga pada, Kamis (30/7/2020).

“Ya itu ada masyarakat datang bawa panah langsung serang anggota tanpa ada persoalan dan masalah. Jadi sendirian bawa panah kemudian melakukan aksi di dalam penjagaan. Jarak anggota sekitar satu meter,” kata Kapolres Kaharuddin.

Di saat penyerangan itu, kata Kapolres seorang anggota polisi dari SPK Polres Yalimo mengenai panah di bagian dada kiri, dan pelaku lari menuju Mako Brimob dan menyerang anggota Brimob.

“Dia langsung memanah Wadanton Brimob yang sempat melarang masuk, tetapi tetap ngotot malah Wadanton ini langsung di panah. Wadanton mengenai pahanya. Wadanton adalah anggota BKO Polres Yalimo. Pelaku tidak mau menyerah maka ditembak mengenai kaki, akhirnya di rumah sakit meninggal,” jelas Kapolres.

Baca Juga:  Suku Abun Gelar RDP Siap Bertarung Dalam Pilkada 2024

Ketika ditanya mengenai kejiwaan dari pelaku, kata Kapolres “Kemungkinan agak mengarah ke sana. Sedikit stress,” tukas Kapolres.

Seperti dilansir dari seputarpapua.com, Kapolda Papua, Irjen Pol Paulus Waterpauw, mengatakan penyerangan ini terjadi diduga akibat kekecewaan warga terhadap hasil pengumuman seleksi CPNS di Kabupaten Yalimo.

“Dugaan sementara karena kekecewaan setelah selesai melihat pengumuman hasil CPNS yang dilakukan kemarin. Mereka ini jalan berkelompok, namun tiba-tiba pelaku keluar dari kelompok kemudian menyerang anggota, jadi dugaan kita akibat kekecewaan hasil pengumuman CPNS kemarin,” kata Kapolda di Kota Jayapura, Jumat (31/7/2020).

Kapolda menjelaskan, pelaku menyerang aparat menggunakan alat tradisional panah. Dari penyerangan itu tiga anggota mengalami luka-luka dan satu diantaranya kritis.

“Anggota yang diserang ada 3 orang, namun yang dua masih luka ringan. Sementara satu kritis karena kena panah di bagian dada. Jadi korban ini berusaha menahan pelaku untuk tidak melakukan penyerangan, namun saat itu juga pelaku di panah dibagian dada,” ungkap Kapolda.

 

Pewarta: Elisa Sekenyap

Terkini

Populer Minggu Ini:

Perda Pengakuan dan Perlindungan MHA di PBD Belum Diterapkan

0
“Kami bersama AMAN Sorong Raya akan melakukan upaya-upaya agar Perda PPMHA  yang telah diterbitkan oleh beberapa kabupaten ini dapat direvisi. Untuk itu, sangat penting semua pihak duduk bersama dan membicarakan agar Perda PPMHA bisa lebih terarah dan terfokus,” ujar Ayub Paa.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.