PT. PPM Diminta Perhatikan SDM Masyarakat Adat Iwaro dan Awe

0
2104

SORONG SELATAN, SUARAPAPUA.com — Perusahaan Kelapa Sawit PT Permata Putra Mandiri (PT PPM) di Sorong Selatan, Papua Barat diminta agar memperhatikan Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakat adat suku Awe dan Iwaro sesuai kesepakatan

Hendrik Gue, salah satu anak muda dari suku Iwaro yang wilayah adatnya telah dirampas perusahaan Sawit PT PPM meminta agar perusahaan tersebut memperhatikan sumber daya manusia (SDM) suku Awe dan Iwaro. Karena berdasarkan perjanjian, perusahaan Sawit akan membangun SDM kedua suku tersebut, tapi sampai saat ini SDM menjadi masalah utama.

Baca Juga:  TETAP BERLAWAN: Catatan Akhir Tahun Yayasan Pusaka Bentala Rakyat 2023

Dia menegaskan PT. PPM harus mengingat kembali perjanjiannya sehingga kehadiran PT. PPM benar-benar memberikan dampak positif bagi masyarakat adat. Pihaknya akan mengecam jika masalah SDM tidak menjadi perhatian serius perusahaan maka mendorong masyarakat adat untuk menutup operasi perkebunan kelapa Sawit di wilayah adatnya.

“Saat PT. PPM ketemu masyarakat untuk sosialisasi. Perusahaan berjanji untuk perhatikan pembangunan Gereja dan pendidikan. Sekarang masalah pendidikan menjadi masalah nomor satu. Kalau tidak perhatikan SDM. Saya bersama masyarakat melarang wilayah adat kami untuk operasi kelapa Sawit,” tegas Hendrik kepada suarapapua.com , Jumat (08/08/2020).

Baca Juga:  Hindari Jatuhnya Korban, JDP Minta Jokowi Keluarkan Perpres Penyelesaian Konflik di Tanah Papua

Selanjutnya, Mesak Kawaine  perwakilan orang tua meminta PT. PPM untuk Memperhatikan pendidikan di dua wilayah adat yang Perusahaan Sawit telah beroperasi.

ads

Sebelumnya PPM berjanji setelah panen akan memperhatikan pembangunan SDM, tapi katanya,  sekarang hasil sudah diekspor namun persoalan pendidikan di dua wilayah adat ini masih menjadi masalah, sehingga harus diperhatikan sesuai janji, agar generasi dari dua wilayah dapatkan pendidikan yang layak.

Baca Juga:  Pemprov PB Diminta Tinjau Izin Operasi PT SKR di Kabupaten Teluk Bintuni

“Kami terima perusahaan karena perusahaan berjanji memperhatikan pembangunan dan pengembangan SDM. Sampai saat ini, sudah panen dan ekspor, tapi kami butuh uang untuk pendidikan saja sulit. Orang tua kerja di kelapa Sawit lalu kirim uang itu ke kami. Itu bagaimana hatinya untuk pribumi,” tutur Mesak.

Pewarta: Maria Baru

Editor: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaDiperkirakan 1,45 ribu Ha Kawasan Hutan Hilang antara Januari – Mei 2020 di Papua
Artikel berikutnyaKonfederasi Sepak Bola Nasional PNG dan Solomon Islands Kembali Gulirkan Liga