BeritaTiga Pemuda di Sorsel Dilumuri Darah Usai Dipukul Aparat Gabungan

Tiga Pemuda di Sorsel Dilumuri Darah Usai Dipukul Aparat Gabungan

KOTA SORONG, SUARAPAPUA.com— Aparat gabungan TNI/Polri dari Polres Sorong melakukan pemukulan terhadap tiga orang pemuda di perbatasan Sorong Selatan, hingga berlumuran darah dan mengalami luka serius.

Dominggus Aifufu, seorang korban yang dipukul aparat pada wajah hingga babak belur membenarkan hal itu. I amengakui hal itu terjadi pada tanggal 16 Agustus 2020 sore.

Menurutnya, ia bersama dua temannya sedang membersihkan pohon yang tumbang di jalan, agar mobil bisa melintas. Saat membersihkannya, kata dia, “kami hanya minta suka relah setiap kendaraan yang lewat untuk membeli rokok.”

Baca Juga:  Penolakan Memori Banding, Gobay: Majelis Hakim PTTUN Manado Tidak Mengerti Konteks Papua

Selang beberpa menit kemudian, sebuah mobil yang ditumpangi aparat polisi berpakaian preman tiba. “Kami meminta harga rokok namun tidak dikasih, akhirnya teman menggasak mobil itu.”

“Iya kami habis kasih bersih jalan dari pohon yang tumbang palang jalan. Kami kerja saat hujan jadi dingin butuh rokok. Jadi kami pegang karton untuk minta sumbangan suka rela setiap kendaraan yang lewat. Kemudian, satu mobil dengan dua orang polisi tanpa pakaian dinas lewat. Kami sodorkan kartun, tapi karena tidak kasih, teman saya Chiko tidak terima lalu toki mobil. Mobil juga tidak rusak.”

Baca Juga:  KPU Tambrauw Resmi Tutup Pleno Tingkat Kabupaten

“Kedua polisi preman ini turun pukul Chiko. Saya hadang jadi akhirnya kedua polisi ke pos perbatasan lalu membawa aparat  menunggu kami di perbatasan. Ketika kami menuju Sorsel melewati perbatasan dapat kerotok di situ. Kami tiga melawan para polisi tambah satu anggota TNI,” jelas Dominggus kepada suarapapua.com, Senin (17/8/2020).

Ketika dikeroyok katanya, kebetulan ada sejumlah mama-mama dan bapak-bapak yang meminta agar aksi aparat gabungan itu dihentikan. Mendengar teriakan itu, aparat hentikan aksi keroyokan itu.

Terpisah, Very Onim, salah satu mahasiswa dari Sorsel meminta pihak aparat agar bertanggungjawab atas tindakan tersebut, dan mengingatkan mereka (aparat gabungan) untuk tidak mengulangi kekerasaan yang dilakukan terhadap tiga masyarakat sipil, karena ketiganya dalam perjalanan dari Sorong ke Teminabuan.

Baca Juga:  Kepala Suku Abun Menyampaikan Maaf Atas Pernyataannya yang Menyinggung Intelektual Abun

“Saya minta sikap aparat yang selalu menggunakan kekerasan terhadap masyarakat jangan terulang lagi. Kaporles untuk menindaklanjuti oknum-oknum yang telah melakukan tindakan kekerasan terhadap tiga masyarakat sipil,” tegas Very.

Tiga pemuda tersebut adalah Saulus Melkior Wugaje, Dominggus Aifufu, dan Chiko Momot.

 

Pewarta: Maria Baru

Editor: Elisa Sekenyap

Terkini

Populer Minggu Ini:

Ribuan Data Pencaker Diserahkan, Pemprov PBD Pastikan Kuota OAP 80 Persen

0
“Jadi tidak semua Gubernur bisa menjawab semua itu, karena punya otonomi masing-masing. Kabupaten/Kota punya otonomi begitu juga dengan provinsi juga punya otonomi. Saya hanya bertanggung jawab untuk formasi yang ada di provinsi. Maka ini yang harus dibicarakan supaya apa yang disampaikan ini bisa menjadi perhatian kita untuk kita tindaklanjuti. Dan pastinya dalam Rakor Forkopimda kemarin kita juga sudah bicarakan dan sepakat tentang isu penerimaan ASN ini,” ujarnya.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.