Empat Tapol korban rasisme di Rusunawa Perumnas III Waena, Jayapura, Sabtu (22/8/2020). (Charles Maniani - SP)
adv
loading...

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Rakyat Papua di Jayapura yang difasilitasi KNPB Pusat gelar acara syukuran penyambutan empat eks Tapol korban rasisme Papua di kompleks Rusunawa, Perumnas III Waena, Kota Jayapura, Papua, Sabtu (22/8/2020).

“Hari ini kami rayakan kemenangan rakyat Papua. Jadi pertama bebas dari penjara bukan berarti perjuangan berakhir, tetapi bebas dari penjara adalah bentuk penjajahan negara kolonial terhadap kami dan juga terhadap bangsa West Papua. Jadi perjuangan akan terus berlanjut, karena perlakuan rasisme itu bukan hanya ujaran tetapi terbukti hingga dalam proses hukum,” kata Agus Kosay, Ketua Umum KNPB Pusat, salah satu dari empat Tapol yang bebas dan tiba di Jayapura pada, Sabtu (22/8/2020).

Baca Juga:  Soal Pembentukan Koops Habema, Usman: Pemerintah Perlu Konsisten Pada Ucapan dan Pilihan Kebijakan

Agus mengatakan, perlakukan rasis itu terus terbawa hingga dalam proses hukum, dimana para pelaku ujaran kebencian dikenakan UU IT, sementara korban dikenakan pasal makar.

“Saya pikir selama sekian tahun kami bangsa Papua jadi bagian dari Indonesia, kami tidak punya harapan dan masa depan bersama Indonesia. Sehingga [moment] pesta rakyat atas korban rasisme ini kita bersatu dan akan berjuang kedepannya,” kata dia.

Ia lalu mengungkapkan bahwa rasisme tidak mengenal orang Papua yang ‘NKRI’ harga mati dan ‘Papua Merdeka’ harga mati. Maka ujaran kebencian yang berbau rasis itu dialamatkan kepada semua orang, baik orang Papua yang di pemerintahan maupun rakyat Papua secara umum.

ads
Baca Juga:  Sikap Mahasiswa Papua Terhadap Kasus Penyiksaan dan Berbagai Kasus Kekerasaan Aparat Keamanan

“Kita harus bersatu dan lawan, karena kita semua monyet. Kita harus keluar dari negara ini dan kita harus hidup sendiri. Karena jika masih dengan Indonesia, orang Papua tidak akan mendapat keadilan hukum, pendidikan, ekonomi dan lain-lain,” tukasnya.

“Pandangan negara ini (Indonesia) terhadap kami itu sama dengan binatang, jadi saya pikir kita harus berpisah karena kita semua sama di mata hukum.”

Tokoh perempuan Papua, mama Yosepha Alomang ketika menghadiri acara syukuran penyambutan Tapol korban rasisme Papua mengatakan, mama-mama Papua bersyukur karena nyawa Tapol anti rasisme dikembalikan ke tanah Papua.

Baca Juga:  HRM Rilis Laporan Tahunan 2023 Tentang HAM dan Konflik di Tanah Papua

“Atas nama-mama Papua saya ucapkan terima kasih, sehingga hari ini kita lakukan doa bersama dengan anak-anak kami yang berjuang untuk bebas dari Indonesia,” katanya.

Ia menyayangkan kepemimpinan pemerintahan negara Indonesia, dimana kepala pemerintahannya dilakukan pergantian setiap 5 tahun sekali, namun persoalan Papua belum bisa diselesaikan.

“Maka negara harus bebaskan kami, supaya kami hidup sendiri. Jadi sekarang saya minta kita bersatu,” ajaknya.

 

Pewarta: Ardi Bayage

Editor: Elisa Sekenyap

Artikel sebelumnyaMahasiswa Eksodus: Selamat Datang Eks Tapol Korban Rasisme ke Penjara Besar
Artikel berikutnyaFestival Mangga Golek Dormena Dianggap Tidak Berhasil