Aksi Tolak Otsus Jilid II di Makassar Diwarnai Represifitas Ormas

0
1526

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Aksi penolakan Otonomi Khusus (Otsus) Jilid II yang dilangsungkan Forum Solidaritas Peduli Rakyat Papua (FSPRP) di Makassar pada Sabtu (25/9/2020), diwarnai tindakan represif dari organisasi kemasyarakatan.

Juru Bicara (Jubir) FSPRP, Lince Kegou mengatakan aparat sempat datang pada malam hari, saat kawan-kawannya sedang mempersiapkan peralatan aksi.

“3 (tiga) orang Intelkam Polrestabes Makassar datang dan minta kami untuk mengundurkan waktu aksi atau lebih baik tidak perlu aksi lagi,” tiru Lince, kepada suarapapua.com, Jumat (25/9/20) malam.

Dijelaskannya, pihak Intelkam Polrestabes Makassar datang dengan tiga alasan. antara lain: Covid-19, kemudian isu yang memanas dan aksi peringatan Hari Tani Nasional.

Saat aksi dilangsungkan, dia mengaku ormas mendorong dan melakukan tindakan represif kepada massa aksi. Akibatnya, kata dia, dua orang kawan perempuan mengalami pelecehan bahkan sampai payudaranya memar.

ads

Dia menambahkan, korban yang mengalami luka-luka sebanyak 9 (sembilan) orang massa aksi.

Baca Juga:  PGGY Kebumikan Dua Jasad Pasca Ditembak Satgas ODC di Dekai

“Saat aksi saling dorong sampai pelecehan itu terjadi, seakan ada pembiaran dari pihak keamanan, padahal kami beberapa perempuan sempat marah, tapi tra tau  keamanan dong lihat atau tidak,” terangnya.

Dia juga sangat menyesalkan tindakan ormas yang mana telah memukul mundur massa aksi hingga masuk kembali dalam asrama.

Dalam keterangan tertulis yang diterima media ini, dituliskan FSPRP bahwa saat aksi berlangsung, ada sebanyak 43 anggota kepolisian, 23 anggota brimob, 25 orang intel berpakaian preman dan 27 orang ormas.

Mereka menggunakan kendaran roda dua maupun empat. Mobil Dalmas sebanyak 4 buah dan motor yang dikendarai brimob sebanyak 17 motor.

Berikut kronologi aksi damai Forum Solidaritas Peduli Rakyat Papua (FSPRP) di Makassar pada Jumat, 25 September 2020.

  1. Sebelum aksi dimulai, pada malam hari pihak Intelkam Porlestabes Makassar mendatangi asrama Papua dan meminta aksi ditunda atau ditiadakan.
  2. Massa aksi demostrasi damai mulai berkumpul di asrama Papua, Makassar. Pada jam 07.10 WITA, telah ada beberapa OTK dan juga intel berpakaian preman di depan asrama Papua dan di depan Rumah sakit (RS) Jiwa Dadi.
  3. Jam 08:30 WITA datang juga polisi berseragam lengkap dan beberapa brimob, setelah semua masa aksi berkumpul, aksi pun dimulai pada jam 09:30 WITA.
  4. Masa aksi mulai keluar dari titik aksi, namun sempat dihadang tepat di depan pagar asrama Papua, dengan cara menutup pintu pagar yang dilakukan oleh kurang lebih lima intel berpakainan preman.
  5. Sekitar 09.40 WITA, korlap memberikan arahan kepada masa aksi untuk tetap melanjutkan menuju ke jalan raya di depan asrama menuju titik aksi yaitu Monumen Mandala.
  6. Saat berjalan, sekitar jam 09.45 WITA terjadi pelemparan batu dari arah belakang dan mengenai salah satu orang masa aksi (M).
  7. Sekitar 09.55 mulai dihadang oleh satu orang anggota ormas. Setelah itu banyak ormas yang meneriakkan yel-yel ‘NKRI Harga Mati’. Banyak ormas mulai menyerang dari berbagai sisi, hingga masa aksi mundur dan sempat terbagi menjadi dua kelompok. Korlap ditarik dan dipukul menggunakan helm di pelipis kanan (sobek dan berdarah), lalu terjadi aksi saling dorong, kami kembali bersatu lalu masih didorong oleh pihak ormas.
  8. Sempat ada pembiaran dari pihak keamanan, hingga terjadi pelecehan terhadap dua masa aksi perempuan.
  9. Setelah itu, masa aksi masih didorong, dipukuli, dan dilempari helem oleh pihak ormas yang ditengahi oleh polisi dan brimob hingga masuk ke dalam asrama Papua Makassar, setelah itu masa aksi melakukan orasi di dalam pagar asrama hingga pembacaan pernyataan sikap kurang lebih sekitar jam 10:40 WITA. Lalu, masa aksi membubarkan diri.
Baca Juga:  Pembagian Selebaran Aksi di Sentani Dibubarkan

 

Pewarta: Yance Agapa 

 

Artikel sebelumnyaMiliter Indonesia Telah Tembak Mati Tiga Pendeta antara 2004-2020
Artikel berikutnyaPerdana Menteri Vanuatu Singgung Pelanggaran HAM Papua di Sidang Majelis Umum PBB