PartnersKetua PIF Usulkan Pendekatan Baru Dalam Pemilihan Sekjen

Ketua PIF Usulkan Pendekatan Baru Dalam Pemilihan Sekjen

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Ketua Forum Pasific Islands Forum (PIF) Kausea Natano merekomendasikan proses eliminasi calon sekretaris jenderal PIF di badan daerah.

Natano juga meminta negara-negara dengan kandidat untuk bekerja sama menyelesaikan perselisihan jabatan Sekjen di Sekretariat Forum.

Ketua yang adalah Perdana Menteri Tuvalu itu mengatakan ada pilihan yang tersedia untuk membantu anggota mengatasi masalah tersebut.

Dame Meg Taylor dari Papua Nugini mengakhiri masa jabatan Sekjennya pada Januari.

Para pemimpin bertemu pada bulan Desember untuk memutuskan penerus atau pengganti Dame Meg Taylor.

Ada lima nominasi untuk posisi itu, dimana ekonom Tonga Amelia Kinahoi Siamomua, mantan diplomat Fiji Ratu Inoke Kubuabola, mantan perdana menteri Kepulauan Cook Henry Puna, duta besar Kepulauan Marshall untuk Amerika Serikat Gerald Zackios dan mantan ketua Komunitas Pasifik Jimmy Rodgers dari Solomon Islands.

Palau, Nauru, Kiribati, Negara Federasi Mikronesia, dan Kepulauan Marshall telah memperingatkan akan mundur dari PIF jika kandidat mereka (Zackios) tidak mendapatkan persetujuan seperti yang dijanjikan kepada pertemuan sub-wilayah dalam ‘kesepakatan terhormat’ itu.

Presiden Palau Tommy Remengesau Junior, mengatakan pekan lalu Mikronesia bersikukuh yang disebut dengan “gentlemen’s agreement” – bahwa giliran Mikronesia untuk memiliki perwakilan di puncak organisasi regional tersebut.

Baca Juga:  Gugatan Class Action Rio Tinto Dimulai Atas Bencana Pertambangan di Bougainville

Remengesau Jr dilaporkan mengatakan tidak akan ada gunanya menjadi bagian dari PIF jika keinginan mereka tidak didengar.

Gerald Zackios. (Marshall Islands Journal – SP)

Perjanjian gentlemen’s

Natano mengatakan, meski kesepakatan dibuat di luar pertemuan para pemimpin, namun hal itu penting. Dia berharap anggota akan mencapai konsensus tentang masalah ini.

“Itu semua tergantung pada kesepakatan bersama, antara pemimpin dengan calon untuk memiliki kesempatan guna berdiskusi di antara mereka sendiri. Bagaimana mereka akan mendekati pengangkatan sekretaris jenderal.”

Natano, mengatakan proses eliminasi bisa melihat bantuan di mana pada akhir musyawarah, pemimpin dari dua calon yang tersisa bisa berdiskusi di antara mereka yang harus dipilih.

“Opsi telah dikirim ke para pemimpin,” katanya.

Sebuah komunike ditandatangani bulan ini oleh Presiden Remengesau Jr, Presiden Nauru, Lionel Aingimea, Presiden Kiribati, Taneti Maamau, Presiden FSM, David Panuelo dan Presiden Kepulauan Marshall, David Kabua.

Mereka menegaskan kembali komitmen kuat mereka terhadap penunjukan kandidat Sekjen dari mereka, yaitu Gerald Zackios.

Baca Juga:  “Hutan Adat Kami dalam Bahaya!”; Kesaksian Tiga Anak Muda Papua dari Grime Nawa

Para pemimpin telah menolak seruan Tuvalu pada bulan Juni untuk menunda pemilihan karena keadaan darurat kesehatan global (Covid-19).

Pernyataan bersama itu mengatakan sementara pandemi Covid-19 telah menantang negara-negara Pasifik. Ada kebutuhan untuk menemukan cara inovatif bagi sekretariat untuk “tetap menjadi organisasi dinamis utama di kawasan itu”.

“Pandemi bukanlah alasan yang cukup baik untuk menunda penunjukan Secretaris General (SG) baru. Pandemi ini tidak boleh menghalangi kami untuk terus menangani prioritas penting kawasan, bahkan jika metode pengambilan keputusan luar biasa.”

“Tidak ada alasan yang sah mengapa para pemimpin Forum tidak dapat menangani dan menyelesaikan pemilihan Sekretaris Jenderal selama Retret Pemimpin Forum tahun ini.”

Natano mengatakan, dia berharap para pemimpin dapat mengatasi kekhawatiran yang diangkat oleh pemimpin Palau.

The President of Palau Tommy Remengesau Jr. (RNZI/Koro Vaka’uta)

Natano: Jalan Pasifik adalah jalan yang benar

Ketua Forum mengatakan proses seleksi yang diusulkan harus diputuskan dengan the Pasific way’.

Natano mengatakan, dirinya optimis jalan Pasifik akan membantu menyelesaikan krisis atas jabatan puncak di PIF.

“The Pacific Way sedang memilah perbedaan dan mencoba untuk menjaga solidaritas dan setuju dengan cara damai untuk menghasilkan seorang kandidat yang akan menjaga solidaritas negara-negara kepulauan Pasifik.”

Baca Juga:  AS dan Fiji Menandatangani Pakta Pertahanan Baru Atas Pengaruh Tiongkok di Pasifik

Natano mengatakan pengangkatan Dame Meg dilakukan dengan proses serupa.

Dia mengatakan, kemudian pada tahun 2014, Dame Meg bertemu dengan semua pemimpin secara langsung.

“Itu pendekatan yang mudah karena para pemimpin dapat berdiskusi dengannya tentang masalah apa yang mereka butuhkan.

“Pertemuan tahun ini akan sangat sulit karena para pemimpin tidak akan mendapat kesempatan untuk berbicara dengan para kandidat secara langsung.

“Saya tidak tahu apakah para pemimpin dengan calon sudah memulai kampanye mereka dan meminta kepada pemimpin lainnya.”

Natano mengatakan, jika setelah proses eliminasi tidak ada keputusan sekjen baru, akan dicari cara konvensional.

Katanya hal ini termasuk mengambil pilihan kembali ke pemimpin untuk pemungutan suara.

Jika ada hasil seri, kata Natano, ada beberapa opsi yang dapat diambil sekretariat untuk mengambil keputusan.

Dia mengkonfirmasi KTT pemimpin secara virtual akan diadakan dari 16-18 Desember 2020.

 

Editor: Elisa Sekenyap

Terkini

Populer Minggu Ini:

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.