Ketidakstabilan Perpolitikan PNG Bisa Mengganggu Pembicaraan Hasil Referendum Bougainville

0
1123
Perdana Menteri PNG, James Marape dan Presiden Bougainville, Ishmael Toroama bertemu untuk melakukan pembicaraan di Port Moresby, 9 November 2020. (PNG PM Media)
adv
loading...

SORONG, SUARAPAPUA.com— Presiden Bougainville, Ishmael Toroama, mengatakan ketidakstabilan politik saat ini di Papua Nugini tidak boleh menghentikan konsultasi pasca referendum Bougainville.

Bougainville dan Pemerintah PNG akan mengadakan pembicaraan Badan Pengawas Bersama (JSB) akhir pekan depan di Kokopo di East New Britain.

Presiden Toroama mengatakan JSB harus melanjutkan untuk memperkuat hubungan pemerintahnya dan Perdana Menteri James Marape telah dikembangkan dalam dua bulan terakhir.

Baca Juga:  Bainimarama dan Qiliho Kembali Ke Pengadilan Tinggi Dalam Banding Kasus Korupsi

Presiden juga memuji anggota parlemen Bougainville Selatan dan menteri kabinet, Tim Masiu, karena tetap bersama faksi perdana menteri.

Dia mengatakan ini menunjukkan komitmennya pada proses terkait Bougainville.
Presiden Toroama mengatakan dia yakin perdana menteri akan teguh dalam komitmennya untuk mulai mengembangkan kerangka kerja untuk negosiasi tentang hasil referendum.

ads

Sementara, saat ini pemerintahan James Marape didera, masalah mosi tidak percaya dari oposisi dan meminta Marape mengundurkan diri. Banyak anggota parlemen dari pemerintahan Marape membelot ke oposisi.

Baca Juga:  KBRI dan Universitas Nasional Fiji Gelar Seminar Perspektif Kolaborasi yang Lebih Dekat

Namun anggota parlemen lain yang telah membelot telah kembali ke ke pemerintahan Marape. Mantan PM PNG, Peter O’Neil ikut ambil andil dalam polemik ini sebagai anggota parlemen PNG.

 

Editor: Elisa Sekenyap

SUMBERRadio New Zealand
Artikel sebelumnyaDiduga TNI Tembak 2 Pelajar di Ilaga, 1 Tewas
Artikel berikutnyaLegislator Intan Jaya Sesalkan Sikap Pemkab yang Tidak Dukung RDP MRP