SARMI, SUARAPAPUA.com— Departemen Diakonia Sinode GKI di Tanah Papua bekerja sama dengan PKN Belanda melalui program STAYS gelar pelatihan HIV dan AIDS ketiga kepada para pelayan di Klasis GKI Sarmi Barat.
Kegiatan yang melalui para pelayan yang bermuara pada remaja dan pemuda gereja ini dilaksanakan di aula Kantor Klasis GKI Sarmi Barat selama dua hari, Kamis dan Jumat (3-4/12/2020).
Pelatihan ini merupakan rangkaian dari dua pelatihan sebelumnya yang dilakukan pada tahun 2020.
Ketua Klasis GKI Sarmi Barat, Pdt. Yeremia Mofu dalam sambutan pembukaannya mengakui, ada banyak warga yang terinveksi HIV dan AIDS di wilayah Klasis Sarmi Barat, namun sejauh ini belum ada data yang bisa dapat ditunjukkan.
Oleh sebab itu kata pendeta Mofu, pelatihan lanjutan yang dilakukan Departemen Diakonia melalui program STAYS ini sangat baik, terutama ketika para pelayan menggunakan materi-materi tersebut dalam khotbah-khotba ibadah.
“Berharap pihak Departemen Diakonia Sinode agar kedepan dalam menyusun materi HIV dan AIDS dapat mendapatkan masukan dari setiap klasis di tanah Papua, supaya bisa dilakukan di jemaat,” kata Pdt. Yeremia.
Pdt. Esron Abisay, Sekerteris Departemen Diakonia Sinode GKI di Tanah Papua mengakui, kegiatan pelatihan ketiga ini direncanakan dilakukan pertengahan tahun 2020, tetapi karena situasi Covid-19, maka diundur hingga akhir tahun.
“Tetapi kondisi Covid ini betul-betul menunjukkan kepada kita bahwa kesehatan itu sangat penting. Jadi penginjilan itu bukan hanya rohani saja, tetapi juga harus secara holistik. Jadi rohani jalan, tetapi juga kesehatan jalan. Karena orang akan menerima firman dalam keadan yang sehat,” kata Pdt. Abisai.
Dr. Raymond Gbombo Bachongo, fasilitator program STAYS dari Departemen Diakonia Sinode GKI di Tanah Papua mengakui, dalam pelatihan ketiga ini pihaknya menyampaikan materi lebih pada strategi bagaimana para pelayan menjangkau orang yang positif HIV, tetapi juga strategi bagaimana mendukung dan menfasilitasi mereka yang positif menemukan peluang bantuan.
“Jadi dengan demikian, saya berharap agar anak mudah mendapat dukungan dari gereja atau jemaat mereka, terutama dari para pelayan yang kami latih. Menggunakan strategi yang kami latih. Selain itu mengkonsultasikan persoalan kesehatan anak mudah di jemaat ini oleh para pelayan,” kata dr. Gbombo Bachongo.
Selain itu ia minta kepada para pendeta perempuan agar membangun pendekatan kepada perempuan mudah yang sering mendapat kekerasan agar menjaga diri, baik dari kehamilan tetapi juga resiko HIV.
“Sebisa mungkin mengatakan kata ‘Tidak’ pada tawaran atau permintaan seks yang beresiko, karena dengan demikian akan menghindari resiko penularan HIV, tetapi juga kehamilan.”
Sementara kegiatan pelatihan yang sama katanya, pihaknya akan lakukan pada tahun depan di 2021, terutama meningkatkan apa yang sudah diajar selama ini. Termasuk strategi yang diberikan saat ini dan pengimplementasiannya di dalam jemaat masing-masing.
Akhir dari pelatihan, melalui program STAYS, pihaknya juga menyerahkan sejumlah alat olahraga kepada SMA YPK Ebenhaezer Sarmi, sebagai bentuk dukungan kepada anak-anak sekolah. Agar fokus berolahraga dan belajar tanpa bergaul dalam kebiasaan buruk.
Pewarta: Elisa Sekenyap