BeritaKodim 1702/Jayawijaya Bantu Tiga Rumah untuk Warga Distrik Ibele

Kodim 1702/Jayawijaya Bantu Tiga Rumah untuk Warga Distrik Ibele

WAMENA, SUARAPAPUA.com — Kodim 1702/Jayawijaya memulai program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) dengan membangun tiga unit rumah sehat bagi warga distrik Ibele, kabupaten Jayawijaya. Pembangunan ditandai peletakan batu pertama, Selasa (23/2/2021) di dusun Pilia, kampung Ibele, distrik Ibele.

Letkol Inf Arif Budi Situmeang, Dandim 1702/Jayawijaya, mengatakan, pembangunan rumah ini program dari Mabes TNI di seluruh wilayah Indonesia, termasuk Kodim 1702/Jayawijaya.

Menurutnya, kegiatan tersebut wujud sinergitas dalam rangka membangun negeri melalui program TMMD.

“Kami Kodim 1702/Jayawijaya kebetulan mendapatkan program ini, dan dari hasil diskusi atau hasil kesepakatan kami bersama pemerintah daerah diberikan kepada warga distrik Ibele,” kata Dandim.

Pembangunan rumah tersebut katanya mengawali pra-TMMD ke-110 tahun 2021. Setelah ini ada beberapa kegiatan lain yang akan dilakukan di distrik Ibele.

Baca Juga:  Puskesmas, Jembatan dan Kantor Lapter Distrik Talambo Rusak Dihantam Longsor

“Walaupun hari ini sedikit kecil, tetapi ini merupakan langkah awal. Maka, kami mengajak seluruh warga khususnya yang ada di distrik Ibele agar kuatkan iman dan terus berdoa agar kedepan bisa mendapatkan bantuan yang lebih besar,” tandasnya.

Dandim menjelaskan, tiga rumah akan dibangun sesuai kalender yang telah ditentukan. Untuk itu, Kodim 1702 sebagai pelaksana akan menempatkan beberapa personil di lokasi pekerjaan.

“Untuk itulah kami minta dukungan penuh dari pemerintah distrik, LMA, pemerintah kampung dan seluruh masyarakat yang ada di distrik Ibele, terutama tokoh-tokoh dan seluruh pemuda supaya secara bersama-sama mengawasi jalannya kegiatan pembangunan ini hingga selesai nanti.”

Dalam kegiatan bertajuk “TMMD Wujud Sinergi Membangun Negeri” itu Dandim kepada seluruh anggota yang akan bangun rumah berpesan agar harus kerjasama dengan masyarakat distrik Ibele.

Baca Juga:  PGGY Kebumikan Dua Jasad Pasca Ditembak Satgas ODC di Dekai

“Tolong jaga masyarakat yang ada di sini, kemudian kerja sama dan menghargai adat istiadat di sini, menghargai tata krama serta semua kebiasaan di sini. Kalau ada jam ibadah atau jam istirahat, wajib taati,” perintah Damdim.

Sementara itu, Elias Mosip, kepala distrik Ibele, atas nama masyarakat Ibele menyampaikan terima kasih kepada pimpinan dan jajaran Kodim 1702 atas bantuan tiga unit rumah yang akan diperuntukan bagi warganya.

Kepala distrik juga menyinggung soal statemen bahwa distrik Ibele tidak aman. Menurutnya, pernyataan tersebut tidak dapat diterima, tetapi hal itu setelah diklarifikasi, ternyata tidak terbukti karena daerahnya benar-benar aman.

“Intinya Ibele ini aman. Karena wilayah distrik kami aman, sehingga kami terima pembangunan ini juga aman,” ujar Mosip.

Baca Juga:  Konflik Horizontal di Keneyam Masih Berlanjut, Begini Tuntutan IPMNI

Ia berharap kegiatan yang telah dicanangkan bisa berjalan hingga sukses.

Ucapan terima kasih disampaikan Lodik Mosip, ketua Lembaga Masyarakat Adat (LMA) distrik Ibele.

Selain itu, Lodik juga mengaku tersinggung dengan pernyataan bahwa Ibele tak aman yang sebelumnya dipublikasikan di media.

“Ibele ini aman. Bukan daerah kacau. Jadi, kami mau supaya harus ada permintaan maaf,” tegasnya.

Peletakan peletakan batu pertama diawali doa bersama dan dilanjutkan penyerahan alat pembangunan secara simbolis kepada kepala distrik dan masyarakat Ibele.

Pembukaan pra-TMMD ke-110 dihadiri pimpinan dan jajaran Kodim 1702/Jayawiaya serta disaksikan sejumlah warga distrik Ibele, termasuk kepala distrik, ketua LMA, toko agama, tokoh adat, toko pemuda serta intelektual asal Ibele.

Pewarta: Onoy Lokobal
Editor: Markus You

Terkini

Populer Minggu Ini:

Non OAP Kuasai Kursi DPRD Hingga Jual Pinang di Kota Sorong

0
SORONG, SUARAPAPUA.com --- Ronald Kinho, aktivis muda Sorong, menyebut masyarakat nusantara atau non Papua seperti parasit untuk monopoli sumber rezeki warga pribumi atau orang...

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.