Turnamen Futsal di Sorong Dibubarkan Aparat Kepolisian Lantaran Jersey BK

0
1508

SORONG, SUARAPAPUA.com— Kampanyekan tentang pembungkam ruang demokrasi, Morning Star FC mengajak orang Papua untuk terus menyuarakan kemerdekaan Papua dengan memakai jersey bintang fajar dalam turnamen futsal Ikatan Mahasiswa Maybrat Sorong (IMMS) I Cup tahun 2021 di gedung olahraga pancasila kota Sorong.

Paul Kareth, kapten tim Morning Star FC kepada suarapapua.com, Selasa (2/3/2021) mengatakan, apa yang pihaknya lakukan sebagai bentuk kampanye di mana demokrasi yang telah mati di tanah Papua.

“Negara terus melakukan pembungkaman ruang demokrasi, serta terus melakukan penangkapan terhadap orang Papua, terutama terhadap aktivis pro Papua merdeka. Jadi hal ini tidak boleh lagi terjadi,” tegasnya.

Katanya, pemerintah Indonesia telah gagal menjalankan amanat UUD 1945 pasal 28 dan UU No. 9 tahun 1998 tentang kebebasan berpendapat di muka umum.

“Jangan takut untuk menyuarakan permasalahan yang terjadi di tanah Papua, apalagi kemerdekaan bangsa Papua,” tukasnya.

ads
Baca Juga:  Akomodir Aspirasi OAP Melalui John NR Gobai, Jokowi Revisi PP 96/2021

Ia juga mengajak seluruh elemen masyarakat di tanah Papua untuk menyuarakan tentang fakta kebenaran tentang berbagai permasalahan yang terjadi di atas tanah Papua, terutama tentang kemerdekaan Papua.

Minggus Kaumfu, seorang penggemar olah raga sepak bola di Kota Sorong  mengatakan mengaku bagi mereka yang memakai jersey bintang kejora dalam sebuah pertandingan merupakan hal yang baru di Kota Sorong

Menurutnya, hal itu merupakan hal yang luar biasa dan mereka [morning star] berani tampil berbeda,” ujar Kaumfu.

Selain itu Minggus memberikan dukungan kepada tim morning star FC dalam mengkampanyekan kemerdekaan Papua.

“Tetap semangat dan tunjukkan untuk dunia jika orang Papua selalu perjuangkan kemerdekaan bangsa Papua dengan cara-cara yang damai,” pungkasnya.

Baca Juga:  Soal Satu WNA di Enarotali, Begini Kata Pakum Satgas dan Kapolres Paniai

Dalam turnamen itu, morning star FC itu melawan tebo FC. Akhirnya, tim morning star FC kalah 21 dari tebo FC dalam adu penalti.

Turnamen itu diramaikan oleh 80 tim futsal di kota Sorong.

Turnamen itu dibubarkan aparat

Pada keesokan hari, pihak kepolisian Sorong menghentikan turnamen yang dibuka oleh wali kota Sorong itu. Alasannya belum jelas, tetapi berdasarkan sejumlah sumber bahwa penghentian itu berkaitan dengan kostum salah satu tim futsal.

“Ia benar polisi datang menghentikan kegiatan kita, padahal kegiatan ini memenuhi kriteria Covid-19, maupun ijin lainnya,” jelas seorang sumber, Selasa (2/3/2021).

Sementara, Sayang Mandabayan, manajer tim morning star FC mengatakan, menggunakan baju motif ini bukan hanya kampanye, tetapi hanya menggunakan dalam pertandingan ini sekedar meramaikan saja,” tutur Sayang pada surapapua.com.

Baca Juga:  KPU dan Bawaslu PBD Akan Tindaklanjuti Aspirasi 12 Parpol

Menurutnya, penggunaan jersey bintang kejora bagian dari lambang kultur dan tidak ada hubungannya dengan kampanye bintang kejora di dunia persepakbolaan.

Mandabayan mengaku mendapat laporan kalau polisi datang menghentikan kegiatan tersebut lantaran timnya [morning star] hadir.

“Polisi bilang syarat untuk kegiatan dilanjutkan ketika Sayang Mandabayan membuat pernyataan dan tandatangan tertulis. Ini bukan bentuk dari kampanye Papua Merdeka.”

“Kita sudah kalah jadi buat apa buat surat. Ini sistem gugur artinya kita tidak bermain lagi,” pungkasnya.

Ia sangat menyayangkan sikap aparat kepolisian atas tindakannya. Menurutnya, aparat kepolisian mestinya tidak mengintervensi olahraga.

“Kami masuk bertanding itu tidak dilarang oleh aturan panitia dan wasitnya. Jadi soal larangan kalian urusan dengan Polisi, tim kami juga daftar,” terangnya.

 

Pewarta: Rainer Brabar

Editor: Elisa Sekenyap

Artikel sebelumnyaHengky Heselo Diminta Stop Klaim Diri Sebagai Kepala Suku Kurima
Artikel berikutnyaSAMN Papua Tolak Perpres Investasi Miras di Papua