JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Injil pertama kali didaratkan Misionaris di Suele, lembah Yali, pada 24 Maret 1961. Orang Yali dan Mek merayakan hari istimewa itu dengan ibadah meriah. Perayaan ibadah diadakan di Yalimo maupun daerah lain.
Yeski Iksomon, pengurus Klasis Yalimo Angguruk, mengatakan, tanggal 24 Maret bukan hanya milik orang Pronggoli, orang Piliam maupun orang Pontengpilik saja.
“Tanggal 24 Maret merupakan hari yang istimewa bagi kita semua orang Yali dan Mek. Karena pada 60 tahun yang lalu, Injil pertama kali masuk di daerah kita untuk kita semua. Saat ini gereja ada tujuh lingkungan dari 64 jemaat. Dan dari sisi pemerintah, ada sembilan distrik. Jadi, tanggal ini sangat istimewa dan harus diperingati,” kata Yeski di Abepura usai perayaan hari ulang tahun (HUT) ke-60 Injil masuk di lembah Yali, Rabu (24/3/2021).
Bendahara Klasis Yalimo Angguruk ini menjelaskan, dalam perjalanan pekabaran Injil ada empat momentum paling penting di Klasis Yalimo Angguruk.
“Pertama, tanggal 24 Maret 1961 merupakan hari Injil masuk di lembah Yali. Tanggal 1 Mei merupakan hari persinggahan di Waniok. Tanggal 19 Mei merupakan hari penyiaran Injil di lembah Yali Angguruk, dan tanggal 4 Desember 1970 merupakan hari Injil masuk di Mek yang akan memasuki 50 tahun,” bebernya.
Dalam perayaan 50 tahun Injil masuk di Mek, kata Yeski, akan diluncurkan Alkitab bahasa Mek.
“Kita suku Yali, suku yang besar ada Suku Yali dan Mek, sehingga pada tahun 2022 kita akan merayakan 50 tahun di Kosarek sekaligus peluncuran Alkitab bahasa Mek,” jelas Yeski.
Karena itu ia tak lupa berterima kasih kepada para Misionaris dan Hamba Tuha atas pelayanan penyiaran Injil yang telah menyelamatkan jiwa orang Yali dan Mek di tengah kegelapan kala itu.
“Kami menyampaikan terima kasih kepada bapak Friend dan Zollner serta penyiar-penyiar Injil lokal lainnya,” ucap Yeski.
Aleks Pahabol, ketua Ikatan Pronggoli, Piliam dan Pontengpilik (Propilpon), merasa bangga karena kegiatan ulang tahun Injil masuk di lembah Yali terlaksana dengan lancar dan terlihat kekompakan tidak seperti biasanya.
Ia berharap semangat yang ada harus dipertahankan sebagai modal dalam persekutuan dalam iman kepada Allah.
“Rekan-rekan dibawah Antropaskos di sembilan sub ikatan, pada kegiatan berikutnya kita tetao kerja kompak. Kekompakan kita sebagai anak-anak GKI itu selalu dilanjutkan dan kita harus bersaksi bersekutu dalam persekutuan seperti hari ini,” harap Pahabol.
Pewarta: Atamus Kepno
Editor: Markus You
