Massa dari arah KL2 dan jalan Gunung Dekai saat menuju tempat aksi di pertigaan Ruko Dekai, pusat kabupaten Yahukimo, Rabu (7/4/2021) kemarin. (Ardi Bayage - SP)
adv
loading...

DEKAI, SUARAPAPUA.com — Menolak dengan tegas seluruh kebijakan pemerintah Indonesia termasuk rencana melanjutkan Otonomi Khusus (Otsus) dan mekarkan beberapa provinsi di Tanah Papua benar-benar dibuktikan rakyat Papua di kabupaten Yahukimo.

Suara penolakan itu dikumandangkan dari pertigaan jalan depan Ruko Dekai, ibu kota kabupaten Yahukimo, Rabu (7/4/2021) kemarin.

Pantauan suarapapua.com, aksi massa ini dibanjiri seluruh rakyat Yahukimo. Tak tampak anggota DPRD menerima aspirasi rakyat. Menurut informasi, seluruh wakil rakyat masih di Jayapura mengikuti sidang pengesahan APBD tahun anggaran 2021.

Yerim Kobak, koordinasi umum, dalam orasinya memastikan segenap rakyat Yahukimo satu tekad menolak pemekaran daerah otonom baru (DOB) dan Otsus jilid II sebagaimana terus menerus diwacanakan pemerintah pusat bersama elit politik.

“Sesuai dengan informasi yang kami keluarkan untuk aksi tolak Otsus, akhirnya kota ini kami lumpuhkan dengan lautan manusia. Ini bukti bahwa rakyat akar rumput menolak Otsus jilid dua,” ujarnya.

ads
Baca Juga:  Satgas ODC Tembak Dua Pasukan Elit TPNPB di Yahukimo

Sikap rakyat sudah jelas, sehingga menurut Yerim, Jakarta jangan paksakan kehendak politik sepihak melanjutkan Otsus dan pemekaran daerah seenaknya.

“Otsus sudah gagal. Otsus sudah berakhir masanya. Kami juga menolak pemekaran daerah baru. Karena DOB ada di dalam Otsus itu sendiri. Rencananya enam kabupaten baru di wilayah Yahukimo. Lihat sekarang, rakyat mau atau tidak. Semua sudah tolak, jadi jangan paksakan lagi,” tegasnya.

Yerim menilai Yahukimo tak layak untuk dimekarkan menjadi dua apalagi banyak kabupaten baru. Soalnya penduduk juga tidak banyak. Luas wilayah pun tidak memungkinkan.

“Mereka mau mekarkan untuk orang luar Papua kuasai tanah ini. Stop pemekaran,” ujarnya lagi.

Jika aspirasi ini tak diindahkan, pihaknya nyatakan siap galang massa untuk turun aksi demonstrasi yang lebih besar.

“Aspirasi rakyat akan kami serahkan kepada DPRD, DPRP, dan MRP, hanya sebagai tembusan. Juga kami serahkan ke KNPB yang saat ini sedang menggalang pendapat rakyat Papua melalui PRP (Petisi Rakyat Papua),” imbuhnya.

Baca Juga:  Pelaku Penyiksaan Harus Diadili, Desakan Copot Pangdam Cenderawasih Terus Disuarakan

Sementara itu, Otniel Sobolim, ketua Solidaritas Pemuda Peduli Yahukimo (SOPPY) menegaskan, aksi tersebut murni dari rakyat akar rumput di kabupaten Yahukimo.

“Hari ini kami telah membuktikan bahwa sidang rakyat terbuka yang dimediasi oleh alumni mahasiswa dan pemuda di sini. Sudah jelas, masyarakat dengan tegas menyatakan menolak Otsus,” ujar Otniel.

Sekalipun aksi tersebut dibuat oleh organisasi sipil mahasiswa dan pemuda, ia mengaku akan didorong lewat organisasi perjuangan.

“Kami tahu persoalan ini didorong oleh KNPB melalui PRP. Dan kami akan dorong di sana,” tandasnya.

Penolakan segala kebijakan pemerintah disuarakan Napi Pahabol, perwakilan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI). Menurutnya, Indonesia telah gagal untuk meng-Indonesia-kan orang Papua melalui Otsus.

Baca Juga:  Badan Pelayan Baru Jemaat Gereja Baptis Subaga Wamena Terbentuk

“Otsus lahir karena Papua merdeka, itu jelas. Masalahnya selama masa Otsus, rakyat tetap teriak merdeka. Ini bukti Otsus tidak bisa redam keinginan untuk merdeka. Pemerintah harus terbuka. Kami pemuda Indonesia mau supaya sebelum lanjut, harus referendum dulu,” kata Napi.

Berikut tuntutan rakyat Yahukimo yang ditandatangani oleh seluruh kepala suku, tokoh masyarakat, pemuda, mahasiswa, perempuan, KNPI, dan komunitas anak jalanan.

1. Seluruh masyarakat Yahukimo menolak dengan tegas Otsus Jilid II dan pemekaran DOB.
2. Masyarakat Yahukimo menolak sekaligus mengutuk tokoh karbitan ala Jakarta dan tokoh lainnya yang menerima perpanjangan Otsus Jilid II dan pemekaran DOB.
3. Rakyat Yahukimo mendesak Indonesia segera tarik militer non organik dari seluruh Tanah Papua.

Aksi massa berlangsung lancar dalam situasi aman hingga selesai setelah aspirasi rakyat diterima Yulianus Heluka, wakil bupati Yahukimo.

Pewarta: Ardi Bayage
Editor: Markus You

Artikel sebelumnyaAMP Jember: Tutup Freeport dan Buka Jurnalis Asing ke Tanah Papua
Artikel berikutnyaBupati Jayawijaya Diminta Buktikan Klaim Semua Proyek Dikerjakan Putra Daerah