JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Presiden Bougainville, Ishmael Toroama, mengatakan para veteran perlu menciptakan warisan yang membenarkan keterlibatan mereka dalam perang saudara Bougainville.
Pernyataan itu disampaikan Presiden Toroama ketika berpidato di pertemuan Asosiasi Veteran Bougainville di Paroki Tunuru di pusat Bougainville.
Dia mengatakan kepada mereka bahwa integrasi ke dalam kehidupan sipil adalah kunci untuk menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab, dan berperan aktif dalam perjalanan Bougainville menuju kemerdekaan.
Toroama adalah mantan komandan militer Tentara Revolusioner Bougainville (ABG), yang mana ia mengatakan kepada para veteran bahwa mereka tidak boleh menjadi penonton dalam perjalanan menuju kemerdekaan.
“Kami pernah memimpin pertarungan ini di garis depan medan perang sekarang saatnya kami bergabung dengan ABG untuk menyelesaikan perjalanan ini,” ucapnya.
Dia mengatakan para veteran telah menjahui karena keengganan mereka untuk secara aktif mengambil bagian dalam pembangunan perdamaian dan dia mengecam mereka yang mendukung peningkatan kejahatan.
Toroama juga mengatakan senjata yang beredar di tangan para veteran tidak boleh digunakan untuk mengintimidasi masyarakat dan menyebabkan kejahatan.
Presiden menjanjikan dukungannya untuk memastikan para veteran menjadi pemangku kepentingan penting dalam periode pasca referendum dan dalam konsultasi dengan pemerintah pusat (PNG).
Tidak banyak detail mengenai langkah-langkah yang ada untuk konsultasi itu sendiri, tetapi Presiden Toroama menggambarkan pertemuan JSB sebagai salah satu langkah maju yang signifikan sejak ia terpilih menjadi presiden Bougainville.
Dalam referendum yang tidak mengikat pada 2019, sebanyak 97,7 persen rakyat Bougainville memilih untuk merdeka dari Papua Nugini.
Editor: Elisa Sekenyap