JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Perdana Menteri Vanuatu Bob Loughman telah mengalahkan mosi tidak percaya pihak oposisi terhadapnya di parlemen Vanuatu pagi ini, Selasa (29/6/2021).
Mosi tersebut diajukan oleh pemimpin oposisi, Ralph Regenvanu, dengan menyebutkan enam alasan utama untuk berusaha mencopot jabatan perdana menteri. Sebagian besar dari alasan itu berkaitan dengan dugaan pengeluaran belanja berlebihan yang tidak beralasan oleh pemerintah.
Perdana Menteri Loughman memenangkan mosi tidak percaya dengan dukungan 27 anggota parlemen dari 52 kursi parlemen.
“Pemerintah ini melakukan apa yang seharusnya dilakukan di bawah konstitusi,” katanya PM kepada parlemen sambil mempertahankan kinerja pemerintahannya.
Namun cengkeramannya pada pemerintah tetap lemah setelah Mahkamah Agung bulan ini menguatkan keputusan mantan Ketua Parlemen untuk menyatakan kursi 19 anggota parlemen pemerintah kosong.
Loughman dan 18 anggota parlemen lainnya telah memboikot parlemen selama tiga hari berturut-turut.
Perintah tetap bertahan dinyatakan pada deklarasi, dan pemerintah diharapkan untuk mengajukan banding atas putusan pengadilan sebelum akhir minggu ini. Jika banding gagal, sembilan belas pemilihan sela akan berlangsung.
Klaim oposisi tentang pemborosan pengeluaran termasuk membawa delegasi besar ke pulau-pulau terluar, menyediakan mobil mewah untuk diri mereka sendiri, meningkatkan gaji untuk beberapa dari jumlah mereka hingga 200%, dan termasuk menggandakan gratifikasi yang dibayarkan kepada menteri dan pejabat politik setiap tahun.
Dikatakan juga pemerintah telah meningkatkan jumlah pejabat politik di setiap kementerian, yang secara tidak langsung menciptakan 26 pejabat politik yang sebenarnya tidak perlu.
Oposisi mengatakan Loughman telah menolak untuk menunjukkan solidaritas dengan populasi yang menghadapi kesulitan. Seperti yang diminta mestinya bisa dilakukan dengan memotong gaji anggota parlemen, seperti yang dilakukan negara lain.
Editor: Elisa Sekenyap