BeritaSeni & BudayaInilah 10 Film Terbaik yang Lolos FFP ke-IV

Inilah 10 Film Terbaik yang Lolos FFP ke-IV

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Panitia Festival Film Papua (FFP) ke-IV mengumumkan 10 film terbaik dari 29 film yang telah mengikuti kompetisi film dokumenter. FFP diselenggarakan Papuan Voices, komunitas pembuat film di Tanah Papua yang fokus memproduksi dokumenter berdurasi pendek tentang manusia dan tanah Papua.

Berto Yekwam, ketua panitia FFP, mengatakan, film-film tersebut datang dari berbagai daerah di Tanah Papua. Isu yang diangkat juga sangat beragam.

“Para juri sudah melakukan penilaian. Dari hasil penilaian, telah dipilih sepuluh film terbaik,” kata Berto melalui press release yang diterima suarapapua.com, Kamis (5/8/2021).

Berikut 10 film terbaik yang dinyatakan lolos dalam FFP ke-IV:

No. Judul Film Durasi Asal Cerita Pembuat
1 Dari Hutan Kitong Hidup 13:00 Keerom Kristina Soge

dan Denis Tafor

2 Hana 6:40 Kaimana Emooz Kofit
3 Ilalang Bertumbuh Jagung Berbuah Sawit 22:04 Tambrauw Steven Saroi
4 Kamasan 13:27 Supiori Adam Rumpumbo
5 Kembali ke Jalan Leluhur 10:42 Keerom Harun Rumbarar
6 Penjaga Dusun Sagu 7:01 Kabupaten Sorong Esau Klagilit
7 Penutur Terakhir? 9:45 Keerom Salvius Tafor
8 Siklus Hidup 29:59 Samenage Yosep Levi, Tri Arisanti
9 Susah Senang Sama-sama 9:39 Keerom Monaliza Upuya
10 Yai Pu Tifa 12:44 Manokwari Marselius Aronggear

Asrida Elisabeth, koordinator tim penilai, mengatakan, terhadap 10 film tersebut dilakukan penilaian secara ketat oleh tiga orang juri yang ditunjuk sebelumnya.

Adapun tiga tim juara, Dandy Laksono, pembuat film dan pendiri Watchdoc; Elvira Rumkabu, akademisi Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura, dan Max Binur, pembina Papuan Voices yang juga budayawan Papua.

“Papuan Voices adalah komunitas pembuat film di Tanah Papua yang fokus memproduksi dokumenter berdurasi pendek tentang manusia dan tanah Papua. Tujuannya adalah mengangkat cerita-cerita tentang Papua dari sudut pandang orang Papua sendiri,” kata Asrida.

Bernard Koten, koordinator umum Papuan Voices, mengatakan, komunitas tersebut terbentuk sejak 2011 ketika Engage Media, JPIC MSC Indonesia dan SKPKC Fransiskan Papua bekerja sama dan mulai melatih para pembuat film baru di Tanah Papua.

Sejak terbentuk, menurut Bernard, komunitas Papuan Voices sudah memproduksi berbagai film dokumenter dan menyelenggarakan pelatihan-pelatihan.

“Saat ini komunitas Papuan Voices tersebar di sembilan wilayah, yakni Jayapura, Keerom, Wamena, Merauke, Sorong dan Raja Ampat, Biak dan Manokwari,” katanya.

FFP diharapkan bisa menjadi tolak ukur pergerakan perfilman di Tanah Papua terutama dokumenter, memicu semangat para filmmaker Papua untuk terus berkarya, dan membangun gerakan nonton film dokumenter di masyarakat, terutama di Tanah Papua.

Sekadar diketahui, sejak 2017, Papuan Voices menyelenggarakan acara tahunan Festival Film Papua (FFP). Beberapa rangkaian kegiatan FFP antara lain pelatihan pembuatan film dokumenter, kompetisi film dokumenter, workshop, dan pemutaran film-film dokumenter. Film-film yang dikompetisikan adalah film-film tentang Papua. Film-film yang diputar juga demikian, ditambah dengan film-film luar yang isunya berkaitan dengan isu-isu di Tanah Papua.

FFP pertama tahun 2017 diadakan di Merauke, FFP kedua tahun 2018 di Kota Jayapura, FFP ketiga tahun 2019 di Kota Sorong.

FFP keempat tahun 2020 rencananya dilaksanakan di Wamena, tetapi batal karena pandemi Covid-19. FFP ke-IV baru dilakukan secara online. Pada FFP kali ini akan dibuka dengan perayaan hari Mambesak (5 Agustus), seminar nasional (6 Agustus), dan puncak festivalnya pada 7-9 Agustus.

Pewarta: Agus Pabika
Editor: Markus You

Baca Juga:  PTFI Bina Pengusaha Muda Papua Melalui Papuan Bridge Program

Terkini

Populer Minggu Ini:

Perda Pengakuan dan Perlindungan MHA di PBD Belum Diterapkan

0
“Kami bersama AMAN Sorong Raya akan melakukan upaya-upaya agar Perda PPMHA  yang telah diterbitkan oleh beberapa kabupaten ini dapat direvisi. Untuk itu, sangat penting semua pihak duduk bersama dan membicarakan agar Perda PPMHA bisa lebih terarah dan terfokus,” ujar Ayub Paa.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.