SORONG,SUARAPAPUA.com — Yulius Waneda, Guru Sekolah Dasar Negeri (SDN) Away, distrik Padaido, Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua mengungkapkan bahwa sebagian ruang kelas di sekolah tersebut rusak.
Dia meminta Kementerian Pendidikan, Pemprov dan Pemkab segera merenovasi ruang kelas yang rusak ini.
“Kondisi gedung sekolah rusak. Ada 3 ruangan yang sudah rusak. Dua ruang kelas dan satu ruang guru. Beberap ruang kelas juga harus direnovasi karena lantai retak, plafon hancur, lemari dan meja juga hancur. Selain itu toilet juga rusak,” ungkap Yulius kepada suarapapua.com pada Selasa (10/8/2021).
Yulius mengaku telah menyampaikan persoalan kerusakan di sekolah tersebut kepada kementerian pendidikan namun belum ada respon.
“Pihak kementerian pendidikan sudah datang dan lihat kondisi sekolah ini dan merencanakan akan tahun 2021 ini akan direnovasi namun belum pasti kapan waktunya. Kami sangat berharap secepatnya bisa direnovasi,” harapnya.
Dia juga berharap agar para guru yang ditempatkan di daerah yang jauh dari perkotaan seperti di Kampung Away kembali ke tempat tugas dan menjalankan tugas.
“Banyak guru tapi banyak yang pindah. Tidak tahu alasan mereka apa. Saya juga mau pindah tetapi masyarakat berharap untuk tinggal dan mengajar karena tidak ada guru di sini,” katanya.
Terpisah, menanggapi hal ini, Daniel Ronsumbre, mahasiswa asal Kabupaten Biak Numfor Propinsi Papua untuk segera merenovasi Sekolah Dasar Negeri Away distrik Padaido yang saat ini sudah dalam kondisi rusak untuk sebagian ruangannya.
“Pemda Biak Numfor segera perhatikan SDN Away karena kondisi gedung sekolah saat ini rusak parah, banyak plafon dan lantai, meja, kursi bahkan toilet rusak,” katanya.
Menurutnya , kondisi gedung Sekolah Dasar Negeri (SDN) Away saat ini dalam kondisi rusak parah dan sangat memprihatikan .
“SDM di tingkat dasar perlu menjadi perhatian serius dari pemerintah. Jangan hanya perhatikan yang di kota saja, pemerintah harus turun ke kampung-kampung untuk memperhatikan kondisi pendidikan di sana,” ujarnya.
Pewarta : Reiner Brabar.
Editor : Arnold Belau
