Cara AMAN Sorong Raya Tingkatkan Kesadaran Tentang Tanah Adat Kepada Generasai Muda

0
788

SORONG, SUARAPAPUA.com — Memperingati hari masayrakat Adat Sedunia, pada 10 Agustu 2021 Aliansi Masyarakat Adat Sorong Raya menggelar pemutaran film dan diskusi. Kegiatan itu dilakukan di sekretariat AMAN Sorong Raya.

Yakub Klagilit, aktivis AMAN Sorong Raya bilang pemutaran film dan diskusi itu bertujuan untuk meningkatkan kesadaran generasai muda di Wilayah Sorong Raya. Dengan harapan generasi muda lebih peduli terhadap adat.

“Ini sekaligus sosialisasikan kepada generasi muda tentang betapa pentingnya tanah ada. Beberapa film yang kami putas dan tonton bersama, semuanya bertujuan untuk membuka cakrawala agar anak-anak muda lebih peduli pada hutan, tanah dan adat,” terang Yakub kepada media ini usai melakukan kegiatan.

Sejumlah film yang diputar dan ditonton bersama sebelum diskusi itu adalah film berjudul Manfaat Wilayah Adat, Permapasan Lahan, The Mahuze, Hutan Moi untuk Sawit dan film terakhir adalah Samin dan Semen.

Baca Juga:  Dua Calon Anggota DPD RI Ancam Pidanakan Komisioner KPU Tambrauw

Cara memberikan edukasi dengan cara tonton film dan diskusi itu penting. Karena banyak investor yang datang ke wilayah Sorong Raya dengan berbagai alasan untuk merusak hutan, tanah dan tatanan adat.

ads

“Mereka datang menghancurkan kami. Tetapi tidak disadari banyak anak-anak muda. Pemutaran film dan diskusi ini penting untuk memberikan edukasi, sosialisasi, dan berdiskusi tentang hutan, tanah dan adat kami,” tambahnya.

Dia mencontohkan, PT IKSJ di Sorong sudah merusak hutan dan telah melakukan PHK karyawan sepihak tanpa pesangon. Ini pelajaran bahwa investor datang dengan tujuan menghancurkan, bukan untuk memebantu dan mengembangkan semua potensi yang ada di.

Baca Juga:  Freeport Indonesia Bangun Jembatan Hubungkan Kampung Banti 2 dan Banti 1

“Berbagai bentuk penolakan terhadap investor perusak hutan sudah kami lakukan bersama masyarakat. Pemerintah hanya diam seribu bahasa dan tidak ada upaya untuk melindungi hutan adat kami.”

“Yang lebih parah itu mereka anggap kami tidak ada. Mereka juga anggap kami penghalang ketika melakukan protes untuk melindungi hutan, alam dan adat kami. Kami sadar bahwa kami disingkirkan dari tanah kami demi kepentingan kapitalis dengan dibackup negara. Tetapi kami tidak akan kemana-mana. Kami akan tetap adan tidak akan mengubah sikap untuk melawan,” tegasnya.

Paul Sasior, salah satu mahasiswa asal kabupaten Bintuni, Provinsi Papua Barat yang ikut serta dalam nonton bareng dan diskusi itu memberikan apresiasi kepada AMAN Sorong Raya.

Baca Juga:  Masyarakat Tolak Pj Bupati Tambrauw Maju Dalam Pilkada 2024

Dia bilang tanah, hutan dan adat memiliki arti yang sangat penting bagi masyarakat Papua. Sasior tegaskan, tanah adalah mama bagi orang Papua.

“Kalau tanah tidak ada, kehidupan dan eksistensi kita orang asli Papua di atas tanah ini akan mengalami pergeseran. Kalau tanah kita jatuh di tangan kapitalis, hancurlah nasib dan kehidupan orang Papua. Saya berterima kasih kepada AMAN Sorong Raya karena dengan kegiatan seperti ini dapat menambah wawasan.”

“Generasi muda seperti saya perlu sadari hal-hal begini. Dan harus melawan investor bersama masyarakat agar hutan, adat dan tanah kami tidak dirampok,” pungkasnya.

Pewarta: Reiner Brabar.
Editor: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaAlumni Fakultas Kehutanan Unipa Dukung Akreditasi Lembaga dan Fakultas
Artikel berikutnyaPemprov Papua Usulkan Pencabutan Izin 35 Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit