JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Komite Nasional Papua Barat (KNPB) menyatakan, berdasarkan analisis pihaknya, peristiwa pembunuhan 4 anggota TNI AD di Posramil Kisor, Kabupaten Maybrat, Papua Barat pada 2 September 2021 adalah bentuk dan cara untuk memojokan dan mengkriminalisasi KNPB.
“Pembunuhan 4 anggota TNI di Kisor Maybrat ini ada kepentingan dan skenario pihak tertentu. Pertama investasi perusahaan kelapa sawit multi internasional sedang mengugat surat ijin di wilayah kepala burung. Kedua kepentingan pembagunan Koramil di beberapa distrik di Kabupaten Sorong Selatan dan Maybrat. Ketiga adalah penambahan pasukan dengan alasan pengamanan PON XX Papua,” ungkap Ones Suhuniap, Juru Bicara KNPB Pusat sebagaimana pernyataannya yang dikirim ke redaksi suarapapua.com, Sabtu (11/9/2021).
Ones menyebut, kejadian ini merupakan skenario dan jebakan yang telah diatur sedemikian rupa untuk pengalihan perhatian publik yang sedang menggugat 4 perusahaan kelapa sawit di PTUN Jayapura. Selin itu untuk melegalkan dan mempercepat pembangunan pos koramil dan pos TNI dan Polri di jalan trans yang menghubungkan Manokwari dan Sorong.
Ones mengatakan, bagi KNPB skenario seperti ini bukan hal baru dan cara-cara seperti sudah sering terjadi di tanah Papua, khususnya terhadap KNPB.
Seperti yang diberitakan sebelumnya bahwa polisi menyebut bahwa ada satu anggota KNPB yang terlibat yaitu ketua sektor Kisor, namun apa motifnya dan mengapa mereka terlibat serta siapa otak dibalik keterbatasan 19 orang yang disebutkan polisi sebagai pelaku.
Katanya, jika mereka [anggota KNPB] Maybrat terlibat dan benar mereka melakukannya, maka ada pihak lain yang memprovokasi atau menjebak mereka. Maka perlu melihat siapa otak dibalik semua ini dan apa kepentingannya.
Sebab kata Ones, secara organisasi KNPB tidak berjuang untuk membunuh dan memusuhi manusia, termasuk aparat TNI dan Polri.
“Tidak ada agenda pembunuhan yang ditujukan pada aparat atau instruksi khusus oraganisasi agar menyerang anggota TNI dan Polri. Maka pihak Polisi harus mendalami penyelidikan kasus ini lebih jauh. Siapa otak dibalik penyerangan itu. jangan kriminalisasi KNPB!” tukasnya.
Jika berdasarkan penyelidikan bahwa mereka [anggota KNPB) terbukti terlibat dalam aksi tersebut maka tindakan itu merupakan tindakan di luar organisasi dan bukan keputusan organisasi. Sebab jika mengacu pada aturan dan prinsip organisasi, maka bertentangan degan nilai humanity, sehingga jika betul maka mereka bertanggungjawab secara individu, bukan organisasi.
“Sejauh ini kami organisasi [KNPB] tidak pernah mengeluarkan aksi sabotase atau gerilya kota. Jika betul mereka terlibat, secara tidak langsung kami bisa mengatakan orang titipan pihak tertentu untuk menghancurkan gerakan KNPB di wilayah Maybrat.”
Selain itu Ones menganggap, aksi penyerangan ini bagian dari upaya tuntutan publik di tanah Papua dan internasional agar Victor Yeimo, Jubir Internasional KNPB dibebaskan.
“Negara sedang menciptakan opini publik untuk pengalihan perhatian rakyat Papua tentang Pembebasan Victor Yeimo dan menciptakan rasa ketakutan. Kolonial Indonesia melalui intelejen menciptakan opini publik dan pengalihan perhatian Rakyat Papua dengan menuduh KNPB terlibat dalam penyerangan terhadap anggota TNI AD di Kisor. Kami anggap upaya pengalihan isu ini merupakan cara-cara murahan atau propaganda intelijen hanya merusak dan kriminalisasi KNPB. Termasuk cara untuk merusak citra KNPB di mata publik Indonesia dan internasional.”
“Belakangan ini rakyat Papua getot menyuarakan pembebasan Victor Yeimo, tanpa berbicara soal PON Papua, sayanganya isu VY agak redup. Jadi ini adalah bagian dari strategi negara dalam dalam kepentingan menyukseskan agenda nasional yaitu PON XX.”
Selain itu, ada isu murahan yang dimainkan di media abal-abal yang menyebutkan bahwa KNPB sedang berupaya meninggalkan PON Papua, padahal KNPB tidak memiliki agenda tersebut. Isu ini bukan hanya untuk kriminalisasi KNPB, tetapi untuk menciptakan kepanikan dan ketakutan terhadap rakyat Papua agar tidak lagi bersimpati terhadap KNPB.
“Saya hendak sampaikan kepada rakyat Papua bahwa mereka (intelijen) sengaja ciptakan isu dan propaganda kriminalisasi KNPB dan merendam isu pembebasan Victor F Yeimo. Negara juga sedang ketakutan terhadap kekuatan perlawanan melalui petisi rakyat Papua yang semakin kuat menolak Otsus bagian ke II. Bagian ini hanya memecah bela persatuan orang Papua, di mana dianggap mereka yang terlibat menerima Otsus adalah orang bagian pesisir, sedangkan gunung menolak. Negara punya target memelihara isu gunung dan pante, dan ini cara mereka hancurkan persatuan kami orang Papua.”
Oleh sebab itu Ones berharap kepada rekan-rekan dari 112 organisasi gerakan perlawanan yang tergabung dalam PRP dan seluruh rakyat Papua untuk tetap solid dan tidak terpengaruh dengan opini publik yang saat ini dimainkan. Rakyat Papua harus konsisten dengan isu tolak Otsus bagian ke II, bebaskan Victor F Yeimo tanpa syarat dan menurut hak penentuan nasib sediri (Self Determination).
Editor: Elisa Sekenyap