BeritaGerald Mengaku Mendengar Bunyi Tembakan Dari Dalam Rumah

Gerald Mengaku Mendengar Bunyi Tembakan Dari Dalam Rumah

 JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Gerald Sokoy, tenaga kesehatan yang dinyatakan hilang dalam insiden di distrik Kiwirok 13 September 2021 usai tiba di Sentani mengaku bersyukur kepada Tuhan Yesus, karena telah tiba di Jayapura dengan selamat.

Gerald menceriterakan kejadian yang terjadi pada tanggal 13 September 2021 di distrik Kiwirok, Kabupaten Pengunungan Bintang, Papua.

Katanya, kejadian waktu itu pada 13 September 2021, di mana pihaknya telah siap untuk melakukan pelayanan [medis].

“Tiba-tiba ada yang menyuruh keluar karena kita mau bakar rumah. Kita mau lari keluar, tetapi karena takut sehingga di dalam rumah saja. Saya sudah takut jadi duluan lari keluar lompat dari jurang langsung. Sempat dengar bunyi tembakan dari dalam rumah kitong punya rumah sendiri. Bunyi tembakan itu yang saya tambah lari lagi, tamba balap lagi,” jelas Sokoy di Sentani.

Ketika lari, katanya, ia jatuh ke dalam jurang. Setelah itu, ia tidak menoleh kebelakang dan terung berlari ke depan.

Baca Juga:  KPU Tambrauw Resmi Tutup Pleno Tingkat Kabupaten

“Setelah itu saya turun ke kali. Tinggal di kali sampai sudah mulai tenang dan saya mulai jalan pelan-pelan ke hutan sampai di mana tempat saya bisa tidur, saya tidur bangun jalan lagi.”

Setelah berjalan beberapa jauh, sebagaimana dikutib dari jubi.co.id, Gerald Sokoy bertemu warga. Ia diajak ke rumah warga, diberi makan dan tempat istirahat. Saat ia bangun, warga bertanya kepadanya, apakah akan tinggal, karena kondisinya Sokoy baik baik saja.

Namun Gerald Sokoy menyatakan akan kembali ke Sentani, ibu kota Kabupaten Jayapura, sebab ibunya sakit. Warga yang menemukannya menyatakan tidak bisa mengantarnya dan meminta Sokoy mencari jalan sendiri.

Gerald akhirnya meninggalkan rumah warga yang menolongnya itu, dan melanjutkan perjalanannya.

“Saya jalan pelan pelan. Ada masyarakat lagi. Mereka menyatajan akan membantu. Mereka mulai melakukan panggilan ke Oksibil, [ibu kota Kabupaten Pegunungan Bintang], melalui [radio] SSB. Dari sana, saya dikasih petunjuk, apa yang harus lakukan, [diberitahu] pesawat [akan] jemput,” ucapnya.

Baca Juga:  Lima Bank Besar di Indonesia Turut Mendanai Kerusakan Hutan Hingga Pelanggaran HAM

Karena pesawat tidak kunjung menjemputnya, Gerald Sokoy sempat melanjutkan perjalanannya. Akhirnya, pada Jumat (24/9/2021) ia menerima kabar melalui radio SSB, bahwa dia akan dijemput dengan pesawat di Distrik Okika.

“Jadi saya jalan ke Distrik Okika baru saya naik pesawat dari sana. Saya bersyukur karena saya sudah sampai di sini dengan selamat,” katanya.

Ia juga mengakui, foto yang beredar mengenai dirinya bersama sekelompok warga itu benar.

“O… itu waktu saya di [pemancar radio] SSB. Saya mau jalan ke [pemancar radio] SSB, baru [bertemu masyarakat], sampai saya bisa selamat di sini. Terimakasih buat Tuhan Yesus, saya bisa selamat. Mungkin itu saja saya bisa cerita terimakasih banyak,” ucapnya.

Selotius Taplo yang memediasi pemjemputan Gerald Sokoy mengatakan sejak Jumat (24/9/2021) pihaknya berkomunikasi melalui radio SSB kepada para pihak di Kiwirok. Ia meminta pertolongan kepada hamba Tuhan di sana untuk membantu pemulangan Gerald Sokoy.

Baca Juga:  Freeport Indonesia Dukung Asosiasi Wartawan Papua Gelar Pelatihan Pengelolaan Media

“Begitu Gerald lari, dia berlindung ke hamba Tuhan. Saya minta tolong agar saudara Gerald ke [pemancar radio] SSB. Saya dan Kabag Humas Pemerintah Kabupaten Pegunungan Bintang akan komunikasi langsung,” kata Selotius Taplo.

Setelah terhubung melalui radio SSB, Taplo pun bisa berkomunikasi dengan Gerald. Taplo bertanya kepada Gerald Sokoy, kapan ia bisa dijemput. Gerald menyatakan kapanpun bisa.

“Saya minta kepada semua pihak di sana untuk antar dia ke Distrik Okika, yang merupakan pemekaran dari Kiwirok. Mereka kemarin antar ke Okika dan kesehatan beliau baik dan siap dijemput. Tadi pagi kami minta izin dari Bupati, pergi jemput di Okika,” ucap Taplo.

Editor: Elisa Sekenyap

Terkini

Populer Minggu Ini:

Ribuan Data Pencaker Diserahkan, Pemprov PBD Pastikan Kuota OAP 80 Persen

0
“Jadi tidak semua Gubernur bisa menjawab semua itu, karena punya otonomi masing-masing. Kabupaten/Kota punya otonomi begitu juga dengan provinsi juga punya otonomi. Saya hanya bertanggung jawab untuk formasi yang ada di provinsi. Maka ini yang harus dibicarakan supaya apa yang disampaikan ini bisa menjadi perhatian kita untuk kita tindaklanjuti. Dan pastinya dalam Rakor Forkopimda kemarin kita juga sudah bicarakan dan sepakat tentang isu penerimaan ASN ini,” ujarnya.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.