Mama-mama di Kampung Kwoor Minta Guru-guru di SD YPK Efata Diganti

0
1197

KOTA SORONG, SUARAPAPUA.com — Para orang tua murid SD YPK Efata, distrik Kwoor mendesak pemerintah untuk mengevaluasi keefektifan guru-guru dan mengganti guru-guru yang pemalas mengajar.

Kepada suarapapua.com, seorang orang tua murid dari SD YPK Efata mengaku anak-anak mereka tidak sekolah dengan baik. Lebih banyak habiskan waktu untuk bermain tanpa kegiatan belajar mengajar.

Dia juga mengatakan, guru-guru dari sekolah tersebut pergi berbulan-bulan meninggalkan tempat tugas. Akibatnya, para murid yang menjadi korban. Tidak mendapat pengajaran yang sepatutnya.

Mama Klarce Yesnath mengatakan, guru-guru SD Efata Kwoor yang sering meliburkan diri lebih dari satu bulan. Mama Klarce dan para orang tua murid yang lain tuntut agar para guru yang tinggalkan tempat tugas diganti.

Baca Juga:  Kotak Suara Dibuka di Pleno Tingkat Provinsi PBD, Berkas C1 Tak Ditemukan

Tuntutnan para orang tua itu disampaikan karena merasa rugi ketika anak-anaknya tidak masuk sekolah. Mereka merasa sikap tidak disiplin guru tersebut telah berdampak negative terhadap anak-anak-nya.

ads

“Guru-guru yang selama ini tidak tenang di kampung. Kasi pindah akan saja. Ganti guru lain. Dong mau ke sekolah itu, pas anak-anak mau ujian. Datang baru paksa orang tua. Bapak-Ibu anak-anak mau ujian. Bayar uang ujian. Uang ulangan. Orang kepala dinas pendidikan atau Bupati, datang ke sini lihat biar ganti guru-guru yang selama ini malas sehingga tong lihat perubahan dan perkembangannya. Anak-anak maju atau mundur,” tegas mama Klarce .

Baca Juga:  Saksi Beda Pendapat, KPU PDB Sahkan Pleno Rekapitulasi KPU Tambrauw

Keluhan yang disampaikan orang tua murid tersebut mendapat rerspon dari Wakil Bupati Kabupaten Tambrawu, Mesak M Yekwam. Menurut dia pemerintah tidak bisa menggantikan guru-guru tanpa alasan yang logis.

“Pemerintah tidak sewenang-wenang menggantikan para guru. Tetapi harus dilakukan koordinasi dengan dinas terkait. Kemudian melakukan peninjauan langsung di lapangan sehingga melihat langsung,” jelasnya.

Kata Yekwam, pemerintah tidak bisa mengambil keputusan tanpa mempunyai bukti kuat.

“Selama satu tahun pandemic memang aktivitas sekolah kurang active. Ini kita lihat pada saat pandemic memang semua aktivitas, seperti sekolah, pemerinthan, dan gereja tutup.  Mengenai guru-guru yg mlas khusus  di distrik kwoor. Tidak hanya guru, tapi dinas lain yang staf atau pegawainya malas. Kami akan turun langsung mengdengar dari masyrakat dan melihat langsung.”

Baca Juga:  Ribuan Data Pencaker Diserahkan, Pemprov PBD Pastikan Kuota OAP 80 Persen

“Kalau kami menemukan kebenarannya. Kami akan memastikan itu ke sekolah SD dan SMP. Jika ada bukti maka kami akan menyurat ke  dinas pendidikan untuk segera melakukan pergantian.Guru malas ini  bisa karena murni malas atau karena faktor pandemic . Memang benar selama ini kami belum meninjau ke lokasi-lokasi atau kampung yang jauh dari akses,” tukasnya kepada suarapapua.com.

Pewarta: Maria Baru
Editor: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaBintang Kejora Berkibar di Tower BTS Ayambori, Manokwari
Artikel berikutnyaPeran Perempuan Abun dalam Menjaga Eksistensi Bahasa Lokal Suku Abun