JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Mama Agustina Ondou (24) ditembak aparat keamanan pada Sealsa 9 November kemarin di Kampung Mamba, distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua.
Atas kejadian tersebut, Kapolres Intan Jaya, AKBP Sandi Sultan mengakui dan meminta maaf. Namun ia tidak menyebutkan secara detail pelakunya dari satuan TNI atau Polri.
“Kami TNI-Polri sangat meminta maaf sebesar-besarnya karena bukan tujuan kami warga sipil, namun pada saat itu sedang terjadi kontak tembak dengan KKB,” kata Sandi dalam keterangannya seperti dilansir cnnindonesia.com, Rabu (10/11/2021).
Sambil meminta maaf, Kapolres menjelaskan bahwa mama Agustina Ondou tertembak dalam kontak tembak antara pasukan gabungan TNI-Polri dan gerilyawan TPNPB pada hari Selasa . Peristiwa ini menyebabkan seorang warga, Agustina Hondau, mengalami luka tembak.
Kapolres Intan Jaya AKBP Sandi Sultan menyampaikan permintaan maaf dengan adanya korban luka tembak dalam insiden tersebut. Namun, Sandi mengaku tak tahu persis bagaimana terjadinya kontak tembak tersebut yang mengakibatkan seorang warga terluka.
Dia mengatakan kontak senjata ini bermula saat personel TNI-Polri di wilayah Mamba melihat ada pergerakan KKB yang mencoba masuk ke kota.
“Saat itu TNI-Polri melihat pergerakan KKB yang ingin masuk ke kota namun terpantau oleh personel yang berada di Ring 2 pengamanan kota,” kata Sandi.
Melihat hal itu, aparat langsung mengambil tindakan untuk mencegah anggota KKB masuk ke kota.
Sandi menyampaikan pesan kepada warga Intan Jaya bahwa pihaknya tetap mengutamakan diplomasi dalam upaya penyelesaian konflik.
“Perang tidak akan menyelesaikan persoalan di Intan Jaya khususnya di Papua, harapan saya diplomasi di mana mengajak saudara-saudara saya yang belum sepaham dengan pemerintah ini agar dapat kembali bersama NKRI,” tuturnya.
Pernyataan Kapolres ini berbeda dengan jawaban saat suarapapua.com konfirmasi terkait peristiwa ini. Saat itu Sandi mengaku dirinya tidak tahu persis tentang kejadian itu.
“Saya belum tau persis, saya tadi pengamanan di bandara,” jawab Sandi pada Selasa siang menjelang sore saat dikonfirmasi.
Tidak Ada Kontak Tembak Pada Hari Selasa
Dari sejumlah informasi yang diperoleh media ini, pada hari Selasa saat kejadian, tidak ada kontak tembak di dalam ibukota Kabupaten Intan Jaya.
Hutan Rimba Papua, gerilyawan TPNPB Kodap VIII Intan Jaya yang dikonfirmasi saat kejadian mengaku tidak ada kontak tembak pada hari itu.
“Kami tidak ada kontka tembak. Tidak ada bunyi-buyian juga. Ada satu mama yang aparat mereka tembak di kampung Mamba. Itu yang ada. Kalau mereka bilang ada kontak tembak, itu omong kosong dan pembohongan publik,” tegasnya.
Seorang Intelektual dari Kampung Mamba yang dikonfirmasi media ini beberapa jam setelah kejadian, juga mengatakan bahwa tidak ada kontak tembak. Namun aparat telah menembak seorang mama di kampung Mamba. Belakangan diketahui korban adalah Agustina Ondou (24), seorang ibu rumah tangga dari kampung Jalae.
Terpisah, Yoakim Mujizau, Ketua Tim Penanganan Konflik di Intan Jaya kepada media ini mengatakan bahwa pada hari itu tidak ada kontak tembak. Menurutnya mama itu ditembak oleh anggota TNI saat sedang dalam perjalanan pulang dari Yokatapa ke kampungnya bersama beberapa mama yang lain dengan membawa barang belanjaan.
“Tadi pagi jam 07.30 terjadi penembakan terhadap seorang Ibu atas nama Agustina Ondou di kampung mamba. Ibu ini setelah belanja di kota sugapa lalu dalam perjlnan pulang ditembaki oleh TNI dan mengenai ibu ini bagia Pinggang dari belakang tembus kedepan dn satu tembakan lagi mengikis alis matanya,” jelasnya
Mujizau membantah pernyataan Kapolres Intan Jaya yang menyebutkan bahwa mama Agustina tertembak dalam kontak tembak dengan TPNPB. Yoakim menegaskan bahwa tidak ada kontak tembak pada hari itu.
“Tidak terjadi kontak senjata antara TNI/Polri vs OPM namun murni tembak langsung kearah Ibu ini saat lewat dijalan itu setelah belanja di kota sugapa,” ungkapnya.
Saat ini mama Agustina sedang dirawat di RS MM Timika setelah dikirim dari Intan Jaya dengan menggunakan pesawat. Mama Agustina adalah korban ke-11 dalam konflik bersenjata yang terjadi sejak 26 Oktober hingga saat ini.
Pewarta: Arnold Belau