Masyarakat Wertam Ganti Minyak Sawit dengan Minyak Kelapa

0
1779

KOTA SORONG, SUARAPAPUA.com — Masyarakat di kampung Wertam, distrik Bikar, kabupaten Tambrauw, provinsi Papua, setiap hari menggunakan minyak kelapa bukan minyak sawit lagi.

Setiap rumah sudah bisa menghasilkan minyak kelapa 10-30 liter untuk kebutahan sehari-hari selama satu sampai tiga bulan melalui pengolahan secara manual. Setiap kepala keluarga (KK) memiliki satu hektar lahan pohon kelapa yang cukup banyak.

Hal itu mendorong masyarakat  Wertam mengolah kelapa menjadi minyak goreng melalui cara tradisional untuk menggantikan minyak kelapa sawit.

Willem Yapen, kepala kampung Wertam, mengatakan, kelapa cukup bermanfaat bagi warganya karena bisa diolah secara tradisional menjadi minyak goreng.

Baca Juga:  Yakobus Dumupa Nyatakan Siap Maju di Pemilihan Gubernur Papua Tengah

“Kelapa merupakan salah satu komoditi ekonomi bagi masyarakat di sini. Buah kelapa selain diolah menjadi minyak goreng, masyarakat juga bawa hasil kelapa muda dan tua untuk jual di Kota Sorong. Hasilnya lumayan untuk mencukupi kebutuhan keluarga,” tuturnya kepada suarapapua.com di kampung Wertam, pekan lalu.

ads

Willem akui penghasilan kelapa bisa mencapai satu sampai dua juta dengan membawa 1000-2000 buah kelapa ke Sorong dengan harga jual seribu lima ratus sampai dua ribu per buah.

“Kelapa itu hasil kebun jangka panjang yang sudah sering masyarakat di sini panen, lalu jual di pasar, dan olah menjadi minyak goreng. Masyarakat di Wertam rata-rata pakai minyak goreng hasil olahan  minyak kelapa secara manual. Setiap rumah punya minyak kelapa sampai tiga puluh liter. Itu bisa dibagi untuk dijual dan dikonsumsi di rumah. Masyarakat jarang beli minyak di kios, tetapi bikin minyak sendiri,” jelasnya.

Baca Juga:  KPU dan Bawaslu PBD Akan Tindaklanjuti Aspirasi 12 Parpol

Mama Flora Mayor membenarkan hal itu. Menurutnya, minyak kelapa sudah biasa digunakan di setiap rumah dengan tak lagi beli minyak goreng lain.

Dengan kenyataan itu, ia berharap pemerintah kabupaten Tambrauw mendorong masyarakat Wertam dan lainnya termasuk dari Sausapor, Kwesefo, Kwoor, dan Bikar, dalam menyediakan alat dan menyiapkan pasar agar minyak kelapa dijadikan sebagai salah satu komoditi ekonomi lokal.

Baca Juga:  Direpresif Aparat Kepolisian, Sejumlah Massa Aksi di Nabire Terluka

“Minyak kelapa ini salah satu pendapatan dan tumpuan ekonomi keluarga di kampung Wertam. Sekarang, bagaimana pemerintah daerah mau tidak mendorong masyarakat di wilayah pesisir sebagai penghasil minyak kelapa? Siapkan kami mesin atau alat supaya kami tidak olah secara manual. Siapkan pasaran supaya kitong punya hasil olahan ini ada pasarnya. Atau kelapa diolah menjadi produk lain, sehingga masyarakat tidak hanya harapkan pemerintah saja, tetapi punya penghasilan sendiri setiap bulan,” tutur mama Mayor.

Pewarta: Maria Baru
Editor: Markus You

Artikel sebelumnyaPusat Harus Komitmen Beri Kesejahteraan Bagi Aceh dan Papua
Artikel berikutnyaJelang Natal dan Tahun Baru, Sepi Wanimbo: Stop Miras!