JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— United Liberation Movement of West Papua kembali mengajukan menjadi anggota penuh Melanesia Spearhead Group.
Tahun lalu, Benny Wenda, pemimpin ULMWP mengumumkan dirinya sebagai presiden sementara pemerintahan sementara di pengasingan, sebagai upaya mendorong referendum kemerdekaan Papua Barat dari Indonesia.
Sebelumny, ULMWP mengajukan status keanggotaan penuh pada kelompok sub-regional yang anggota penuhnya adalah Papua Nugini, Fiji, Kepulauan Solomon, Vanuatu dan gerakan FLNKS Kanaks Kaledonia Baru.
Perwakilan resminya West Papua di Vanuatu, Frederick Waromi, mengatakan dirinya harus mengajukan kembali aplikasi ULMWP, setelah file sebelumnya hilang.
Berkas tersebut hilang saat Yamena Yauvoli dari Fiji menjabat sebagai direktur jenderal sekretariat MSG.
Perdana Menteri Vanuatu, Bob Loughman akan menjadi ketua MSG dan telah disarankan agar ini adalah waktu yang tepat untuk mengakui ULMWP sebagai anggota penuh.
Dukungan berturut-turut yang kuat dari pemerintah Vanuatu telah memberikan aspirasi penentuan nasib sendiri West Papua. Hal itu disebutkan dalam pidato Presiden Sementara Pemerintah Sementara ULMWP, Benny Wenda, pada Hari kemerdekaan Papua Barat, 1 Desember.
Wenda mengatakan bahwa dengan bantuan Vanuatu, gerakan tersebut telah membuat kemajuan luar biasa sejak dimulai pada tahun 2014 dalam pertemuan puncak penyatuan bersejarah dari semua kelompok politik utama Papua Barat yang diselenggarakan di Port Vila.
Setahun setelah KTT, ULMWP diberikan status oleh MSG sebagai pengamat. Hal itu merupakan sebuah terobosan pengakuan di wilayah ini untuk gerakan kemerdekaan Papua Barat.
Pada tahun 2019, 18 negara di Forum Kepulauan Pasifik dan 81 negara di Organisasi Negara-negara Afrika, Karibia, dan Pasifik mengakui perjuangan Papua Barat dan menyerukan Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia agar diizinkan masuk ke Papua Barat.
“Kami terus mendukung Vanuatu dan negara-negara Pasifik lainnya untuk mendapatkan resolusi di Dewan Hak Asasi Manusia dan Majelis Umum PBB,” kata Wenda saat pidato resmi Hari kemerdekaan Papua Barat tahun 2021 pekan lalu.
Ia mengatakan, sudah saatnya bangsa Indonesia mengakui perjuangan dan haknya untuk membentuk negara merdeka, seperti mereka dari penjajahan Belanda beberapa tahun lalu.
Wenda mengatakan dia menjamin orang Indonesia yang saat ini tinggal di Papua Barat bahwa itu adalah rumah mereka juga.
“Saya meminta pemerintah Indonesia untuk mengakui seruan kami untuk mengakhiri semua ini secara damai. Kami tidak ingin melihat pertumpahan darah lagi. Itulah sebabnya kami sekarang bersatu untuk membentuk pemerintahan sementara.”
“Anda tidak perlu khawatir tentang Papua Barat yang merdeka. Kami akan menjadi tetangga yang damai dalam waktu yang lama.”
“Kami meminta secara damai, bukan dengan peluru, bukan dengan bom atau pertumpahan darah tetapi melalui mekanisme internasional yang damai,” kata Wenda.
Indonesia, yang merupakan anggota asosiasi MSG, menentang klaim ULMWP untuk mewakili orang Papua Barat, dan telah mengesampingkan keinginan referendum.
Sumber: Daily Post Vanuatu
Editor: Elisa Sekenyap