Nabire Muara dari Meepago, Apa yang Perlu Dilakukan dalam 30 Tahun Mendatang

0
1113

Oleh: Awikaituma Jr)*
)* Penulis adalah Intelektual Meepago

Nabire itu kabupaten sendiri tapi mengapa kabupaten penyangga seperti Dogiyai, Deiyai, Paniai dan Intan Jaya turun gunung saat Pilkada Nabire?

Selain Timika, Nabire itu kabupaten induk Meepago, semua berkepentingan ada di situ. Untuk mengurangi kepentingan itu hanya dua kunci. Yaitu pengembangan wilayah dan pengembangan jaringan transportasi jalan.

Bupati Nabire diharapkan memberi perhatian khusus di bidang pengembangan wilayah dan infrastruktur dapat meletakan landasan yang kuat untuk 30 tahun medatang.

Pengembangan Wilayah

ads

Di Nabire perlu ada semacam konsep segitigas emas, dua wilayah di pesisir (A dan ? dan satu di gunung (C) sedangkan nabire menjadi sentralnya.

Baca Juga:  Indonesia Berpotensi Kehilangan Kedaulatan Negara Atas Papua

Sedangkan pada sektor prasarana infrastruktur jaringan jalan, perlu dibuka jalan melalui kawasan strategis mapiha dan kawasan yang terlupakan sepanjang kali degeuwo serta jalan menuju kabupaten penyangga dgn rute terdekat.

Jalan ke intan jaya melalui degeuwoo sangat penting agar masyarakat moni ke kampung tidak harus putar melalui danau wissel meren yang jauh dan melelahkan. Dari pelabuhan, Bihewa, masuk lembah Degeuwo langsung ke Agamoma, Wandae, Bilai dan Sugapa.

Kemudian perlu ada jalan dari Nabire ke kawasan kampung-kampung yang ada di Mapiha melalui Topo ke arah selatan. Jalan trans yang ada dari Nabire ke Timepa, Modio melaui Bomonani yang ada sekarang ini dinilai terlalu jauh dan tidak praktis.

Baca Juga:  Kura-Kura Digital

Untuk kawasan kabupaten penyangga, bupati-bupati Meepago terutama Dogiyai dan Deiyai perlu mengembangkan konektifitas ke arah wilayah selatan. Dogiyai itu ke arah wilayah

Pona sedngkan Deiyai ke arah Kapiraya dan Bouwoobado. Sementara Bupati Paniai kembangkan arah utara sepanjang Degeuwo dengan tetap memperhatikan ke arah Selatan Bibidaa.

Bupati Kabupaten Nabire sebagai induk perlu didukung oleh Bappedanya punya peran sentral dalam pengembangan Wilayah dan konektifitas antar kawasan ini. Perlu Revisi ulang RTRW yang ada dengan jaga sinergitas dengan RTRW kabupaten penyangga. Perlu loby-loby ke Beppeda Provinsi dan Bappenas dan dan perlu dukungan peran serta sektor swasta.

Baca Juga:  Adakah Ruang Ekonomi Rakyat Dalam Keputusan Politik?

Pada sektor tranportasi udara, Lapangan terbang Waghete segera ditingkatkan agar Pesawat Foker dapat mendarat. Dengan demikian pelayanan pemerintah provinsi dan pusat ke Meepagoo berjalan lancar. Ada transportasi alternatif dalam rangka evalusia dan monitoring kinerja pemerintah.

Pesawat foker ke Meepago ini penting, pemda dan mayarakat meepago, tujuan ke luar daerah, dari Bilogai, Moanemani dan dari Enaro bisa berangkat dengan foker lewat Waghete. Itu lebih praktis daripada pergi dengan jalan darat 8 jam dari Nabire atau 3 jam dari TImika yang melelahkan. Juga dengan pesawat dari meepago bisa langsung ke Biak, Sorong atau Jayapura. (*)

Artikel sebelumnyaDAW Meepago: Negara Gagal Tuntaskan Kasus Paniai Berdarah
Artikel berikutnyaFamilies of victims reject Jakarta 2014 Paniai massacre investigation