Budaya Empat Suku di Tambrauw akan Dimasukkan dalam Kurikulum Pendidikan

0
1532

TAMBRAUW, SUARAPAPUA.com — Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tambrauw, Papua Barat targetkan untuk pada tahun 2025 mendatang budaya suku Abun, Mpur, Miyah dan Ireres dimasukan dalam kurikulum sekolah pada mata pelajaran Muatan Lokal.

Pernyataan ini disampaikan Yoseph Yewen, Kepala Dinas Pendidikan Kab. Tambrauw. Dia menjelaskan, upaya tersebut merupakan upaya pemerintah daerah untuk melestarikan dan mengangkat budaya serta kearfian lokal.

Dia membeberkan, pihaknya sedang melakukan penyusunan kurukulum dengan memasukan budaya empat suku yang ada di Tambrauw dengan target tahun 2025 mendatang sudah mulai diajarkan di sekolah-sekolah.

Baca Juga:  Akomodir Aspirasi OAP Melalui John NR Gobai, Jokowi Revisi PP 96/2021

“Ini komitmen kami dinas pendidikan untuk melestariakan budaya agar tidak punah,” jelas Yoseph Yewen kepada suarapapua.com usai menutup kegiatan pelatihan penyusunan kurikulum budaya lokal suku Abun yang terlaksana di aula kantor bupati lama Sauapor, (30/12/2021).

Lanjut Yewen, Dispora sangat optimis di tahun 2025 pendidikan mulok sudah bisa diterapkan di seluruh sekolah baik tingkat dasar maupun menengah pertama hingga menengah atas.

ads

“Saat ini  akan dilakukan uji coba  di beberapa Sekolah Menengah Pertama (SMP) sambil merevisi kekurangan. Jika hasilnya baik maka budaya empat suku akan di terapkan sebagai kurikulum mulok dari SD sampai SMA sekabupaten Tambrauw. Dispora target di tahun 2025 sudah menjadi buku dan acuan pembelajaran,” kata Yewen.

Baca Juga:  C1 Pleno 121 TPS Kembali Dibuka Atas Rekomendasi Bawaslu PBD

Terkait tenaga pengajar, mantan sekertaris Dinas Pemberdayaan dan Masyarakat Kampung ini, menggukapkan untuk saat ini  banyak guru  di sekolah menengah pertama  adalah putra-putri asli kabupaten Tambrauw.

“Guru-guru yang asli Tambrauw di tinggat SMP  banyak, saya yakin mereka bisa. Mereka sudah memiliki dasar tentang budaya sehingga akan sangat mudah untuk  menerapkannya tinggal di berikan materi saja,” beber Yewen.

Sementara itu, Nelwan Yeblo, ketua LMA suku Abun menyambut baik ide dinas pendidikan dalam menyelamatkan dan melestarikan budaya empat suku yang di nilai sudah mulai punah. Nelwan Yeblo juga menyatakan pihaknya bersama tokoh-tokoh adat siap membantu dinas pendidikan dalam memaparkan budaya suku Abun.

Baca Juga:  Media Sangat Penting, Beginilah Tembakan Pertama Asosiasi Wartawan Papua

“Perkembangan zaman mengakibatkan budaya mulai hilang dengan sendirinya. Kami suku Abun sangat mendukung. Lewat program yang digagas dinas pendidikan kami berharap  budaya suku Abun, Ireres, Mpur, Miyah dapat dilestarikan sehingga tidak punah,” ujar Yeblo.

Pewarta: Reiner Brabar
Editor: Arnold Belau

 

 

 

Artikel sebelumnyaGereja Katolik Indonesia Jangan Menambah Luka Papua (bagian I)
Artikel berikutnyaPulau Ahe, Tempat Wisata Cantik yang Harus Anda Kunjungi Akhir Tahun di Nabire