PasifikVanuatu Kembali Mendapatkan Hak Suaranya di PBB

Vanuatu Kembali Mendapatkan Hak Suaranya di PBB

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Vanuatu kini telah mendapatkan kembali Hak Suara di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) setelah baru-baru ini ditolak haknya atas biaya yang belum dibayar.

Direktur Departemen Luar Negeri, Yvon Basil, membenarkan bahwa Pemerintah Vanuatu telah membayar dana sebesar USD 192 untuk mendapatkan kembali hak suara pemilihnya.

Selain itu katanya, pihaknya telah membayarkan sejumlah dana sebesar USD 74.562 untuk melunasi tunggakan.

Baca Juga:  Negara Mengajukan Banding Atas Vonis Frank Bainimarama dan Sitiveni Qiliho

“Kami telah membayar hak kami untuk memilih dan melunasi tunggakan kami yang belum dibayar. Kami tidak memiliki iuran lagi dengan PBB dan kembali ke catatan baik PBB,”katanya.

“PBB telah mengakui Vanuatu untuk memilah-milah iurannya,” lanjutnya.

Selain Vanuatu, hak Papua Nugini juga dirampok untuk memilih tetapi telah memperolehnya kembali setelah membayar tunggakan.

Baca Juga:  Wawancara Eksklusif Daily Post: Indonesia Tidak Pernah Menjajah Papua Barat!

Menurut Pasal 19 Piagam PBB: “Anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menunggak pembayaran kontribusi keuangannya kepada Organisasi tidak akan memiliki suara di Majelis Umum jika jumlah tunggakannya sama atau melebihi jumlah iuran yang harus dibayar darinya selama dua tahun penuh.

Majelis Umum bagaimanapun, mengizinkan anggota untuk memilih jika puas bahwa kegagalan untuk membayar adalah karena kondisi di luar kendali Anggota.

Baca Juga:  Ancaman Bougainville Untuk Melewati Parlemen PNG Dalam Kebuntuan Kemerdekaan

 

Sumber: Daily Post Vanuatu

Editor: Elisa Sekenyap

Terkini

Populer Minggu Ini:

HRM Melaporkan Terjadi Pengungsian Internal di Paniai

0
Pengungsian internal baru-baru ini dilaporkan dari desa Komopai, Iyobada, Tegougi, Pasir Putih, Keneugi, dan Iteuwo. Para pengungsi mencari perlindungan di kota Madi dan Enarotali. Beberapa pengungsi dilaporkan pergi ke kabupaten tetangga yakni, Dogiyai, Deiyai, dan Nabire.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.