JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kota Jayapura Drs. Binton Nainggolan mengatakan di tengah penanganan Pandemik Covid-19 di seluruh Indonesia bahkan dunia kasus HIV rentan melonjak dalam selang dua Tahun 2021 sampai 2022 di Kota Jayapura.
Setelah Covid merajalela di seluruh dunia dan di Indonesia khususnya di kota Jayapura mulai dua tahun yang lalu masyarakat sudah membatasi aktivitas luar rumah sesuai dengan edaran pemerintah.
Dia menjelaskan, banyak masyarakat merasa trauma untuk melakukan aktivitas di luar rumah. Dalam kondisi ini ada keadaan yang sangat miris di lingkungan kota Jayapura akhir Tahun 2021 memasuki Tahun 2022 semua orang menghadapi masa Pandemic dalam (2) Tahun.
“Kondisi ini sudah jenuh menghadapi situasinya yang lebih miris lagi kasus HIV di kota Jayapura ini akhir 2021 dan memasuki 2022 justru ada terjadi pelonjakan. Boleh kami katakan istilahnya virus HIV ini merajalela di tengah pandemi,” ungkap Binton saat ditemui wartawan suarapapua.com di Ruang Kerjanya KPA Kota Jayapura, Selasa, (22/2/2022) siang.
Lanjut Binton, perlu ada suatu penanganan kembali HIV secara terpadu dari semua pemangku kepentingan umum. Sebenarnya, masa Pandemic Covid itu bisa mengurangi perilaku tertular HIV.
“Perilaku yang tidak bisa dikendalikan oleh masyarakat sehingga di kalangan populasi umum ada sekarang ini orang tidak mau lagi memperhatikan bahayanya HIV ini, sehingga banyak merajalela. Kami dari KPA akan mendorong semua pemangku kepentingan untuk memberikan suatu penekanan berbahaya penyebaran virus HIV kita tetap menggandeng semua lembaga-lembaga khususnya lembaga agama,” jelasnya.
Sementara itu, Yusnita Pabeno, Kepala Pencegahaan dan Pengendalian Penyakit Menular Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kota Jayapura mengakui dibertengahan tahun 2021 mengalami kekosongan pemeriksaan reagen akhirnya ada penularan-penularan baru
“Kita mengalami kekosongan reagen pemeriksaan sehingga ini cukup mengganggu pelayanan kesehatan untuk pemeriksaan HIV dalam arti kita ada kasus-kasus yang baru,” katanya.
Dia, berharap akan akomodir tenaga pendamping dan LSM untuk sosialisasi bahayanya HIV dan memerikan perdampingan pengidap HIV supaya menjadi perpanjangan tangan dalam layanan informasi.
“Pertama yang pasti menguatkan kembali layanan dari sisi logistik yang kedua adalah Sami tahun ini mencoba untuk anggarkan untuk teman-teman pendamping di layanan Informasi,” katanya.
Pewarta: Atamus Kepno
Editor: Arnold Belau