PasifikRakyat Pribumi Kanak Tidak Terlibat Pemilihan Presiden Prancis, Ada Apa?

Rakyat Pribumi Kanak Tidak Terlibat Pemilihan Presiden Prancis, Ada Apa?

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Jumlah pemilih dalam pemilihan Kepala Negara Prancis di Kaledonia Baru pada April 2022 ini mengalami penurunan secara drastis. Terutama pemilih dari kalangan masyarakat Kanak di Kaledonia Baru.

Seperti yang dialami suku pribumi Atéou, desa kecil Kanak di bagian Utara Kaledonia Baru. Dalam laporan yang dilaporkan salah satu jurnalis Prancis di Noumea bahwa dari jumlah penduduk sebanyak 167 orang, tidak satupun yang memilih.

“Di Utara Partisipasi rendah dalam Putaran 1 #NewCaledonia, terutama di suku Atéou, desa Kanak kecil yang bertengger di urutan bawa. Tidak satu pun dari 167 orang yang terdaftar memilih. Kotak suara tetap kosong, bahkan paket surat suara tidak dilepas,” jelas Waldemar de Laage, wartawan inc.nc pada 10 April 2022.

Baca Juga:  Gereja Pasifik Desak MSG Keluarkan Indonesia Jika Tidak Memfasilitasi Komisi HAM PBB Ke Papua

Ia juga mengatakan, bahwa partai-partai yang berafiliasi dengan separatis tidak memberikan instruksi pemungutan suara yang tepat kepada para aktivisnya untuk mengikuti pemilihan.

Selain itu katanya, kantor presiden menjelaskan bahwa penduduk yang sudah sedikit tertarik pada pemilihan presiden pada tahun ini lebih khawatir tentang Covid, cuaca buruk baru-baru ini (badai topan) dan kematian.

Baca Juga:  Pacific Network on Globalisation Desak Indonesia Izinkan Misi HAM PBB ke West Papua

Serupa disampaikan wartawan Kaledonia Baru lainnya, Brigitte Whapp, yang mana katanya bahwa ada dukungan rakyat Kanak untuk kedua kontestan di wilayah Prancis di Kaledonia Baru. Namun tingkat partisipasi pemilih berada pada rekor terendah.

“Hanya tiga puluh persen partisipasi – tidak ada yang benar-benar tertarik dengan pemilihan ini,” kata Whapp.

Dia mengatakan kombinasi cuaca yang baik dan hari libur di Kaledonia Baru mungkin berkontribusi pada tingginya angka abstain pemilih.

Whapp juga mengatakan calon presiden Marine Le Pen tidak antusias tentang kemerdekaan Kaledonia Baru, sementara Macron (incumbent) berencana untuk mengadakan referendum lain tentang “proyek baru” Kaledonia Baru.

Baca Juga:  FIFA Akan Mempromosikan Hubungan 'non-partisan, non-politik' Antara Fiji dan Indonesia

Pemilihan Presiden Prancis sendiri pada putaran pertama dilaksanakan pada Minggu 10 April 2022. Yang mana diakhiri dengan lolosnya dua kandidat, yaitu Marine Le Pen dan Emmanuel Macron sebagai dua pesaing utama.

Hasil suara menempatkan Le Pen dengan lebih dari 23 persen suara, dan Macron mendapatkan lebih dari 28 persen suara. Pemilihan putaran kedua akan berlangsung pada 24 April 2022.

 

Pewarta: Elisa Sekenyap

Terkini

Populer Minggu Ini:

PT IKS Diduga Mencaplok Ratusan Hektar Tanah Adat Milik Marga Sagaja

0
“Perusahaan segera ganti rugi tanaman, melakukan reboisasi dan yang paling penting yaitu kembalikan status tanah adat kami marga Sagaja,” pungkasnya.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.