JAYAPURA, SUARAPAPUA.com – Mahasiswa asal distrik Hubikiak kota studi Jayapura menolak dan meminta dengan tegas kepada Lenis Kogoya, Ketua Lembaga Masyarakat Adat (LMA) agar berhenti menipu masyarakat Laapago dengan dalil deklarasi Papua Damai di Jayawijaya. Karena jelas bahwa tujuan utamanya adalah untuk menepis penolakan DOB, Otsus jilid dua oleh masyarakat di Wilayah Laapago.
Amatus Huby, salah satu mahasiswa asal distrik Hubikiak mengatakan bahwa masyarakat Hubikiak tegas melarang dan menolak sehubungan dengan deklarasi DOB, Otsus dan deklarasi Papua Damai (DPD) di Wamena yang direncanakan dilakukan oleh sekelompok orang dari LMA di bawah pimpinan Lenis Kogoya.
“Mahasiswa bersama tokoh adat, tokoh gereja, tokoh intelektual dan tokoh pemuda distrik Hubikiak menolak kegiatan yang di buat oleh LMA di Wilayah mereka (Hubikiak),” ujarnya melalui telepon seluler kepada suarapapua.com, Selasa (31/5/2022).
Ia menegaskan rakyat Papua di Wilayah Laapago telah nyatakan sikap untuk menolak DOB, cabut Otsus jilid dua dan menuntut referendum di Papua Barat.
“Lenis Kogoya bersama kroni-kroninya di LMA stop melegitimasi kegiatan deklarasi Papua damai untuk melegalkan DOB dan Otsus di tanah Papua. Negara berhenti mengadu domba rakyat Papua,” tukasnya.
Ia juga mengingatkan kepada para pihak orang asli Balim [Wamena] yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan deklarasi tersebut, maka ketahuilah bahwa diri anda merupakan kaki tangan para pihak untuk memperpanjang penderitaan orang asli Papua hari dan kedepannya.
“Mari kita mendukung penuh dengan Petisi Rakyat Papua (PRP) untuk menolak DOB, cabut Otsus jilid dua, dan meminta hak penentuan nasib sendiri (Merdeka) dari Indonesia,” ujarnya.
Kapolres Jayawijaya, AKBP. Muh Safei mengaku sudah melakukan rapat koordinasi dengan pihak LMA bersama Forkopimda Jayawijaya.
“Terkait itu ada pro kontra pelaksanaan, karena adanya terbungkus pernyataan-pernyataan dukungan. Kegiatan LMA ini hanya bermusyawarah tentang bagaimana kepentingan masyarakat adat. Sehingga pada saatnya pada 1 Juni sesuai dengan apa disampaikan panitia akan melaksanakan upacara lahirnya Pancasila di lapangan Pendidikan Wamena,” ucap Kapolres.
Kapolres memastikan tidak ada penyataan yang ada di dalamnya sehingga hanya rangkaian kegiatan semacam festival adat, dan dibungkus pernyataan siap dukung NKRI.
“Setelah diskusi ternyata hanya musyawarah dan pernyataan sikap untuk mendukung NKRI saja. Tidak ada dukungan lain-lain,” tutup Kapolres Jayawijaya.
Pewarta : Aguz Pabika
Editor : Elisa Sekenyap