BeritaDi Walma, Delapan Rumah Warga Tertimbun Longsor Akibat Hujan Deras

Di Walma, Delapan Rumah Warga Tertimbun Longsor Akibat Hujan Deras

DEKAI, SUARAPAPUA.com— Akibat tingginya curah hujan dalam bulan ini, sejak 16 Juli hingga saat ini mengakibatkan terjadinya tanah longsor yang mana menimbun 8 rumah warga, bersama 6 ekor ternak babi.

“Sejak mulai longsor ini kami tidak dapat beraktifitas seperti biasanya, sampai makan dan minum pun jadi kendala besar hingga kelaparan. Karena tempat kami mencari makan tertimbun longsor,” kata Marten Pahabol, salah satu warga Walma Kabupaten Yahukimo, Papua, Kamis (28/7/2022.

Baca Juga:  Hilangnya Keadilan di PTTUN, Suku Awyu Kasasi ke MA

Oleh karena itu pihaknya memohon kepada pemerintah Kabupaten Yahukimo untuk memberikan perhatian kepada lokasi-lokasi yang mengalami musiba ini. Terutama 6 kampung di distrik Walma yang juga terhimpit dari tiga kali, yaitu kali Rahabu, kali Manti dan kali Pampuli- yang arusnya cukup kencang yang mengakibatkan banjir dan longsor.

“Kami mohon 6 kampung ini tolong upayakan segera dengan mengevakuasi warga agar terhindar dari hal hal yang tidak diinginkan terjadi,” ucapnya.

Baca Juga:  Aktivitas Belajar Mengajar Mandek, Butuh Perhatian Pemda Sorong dan PT Petrogas

Yeseki Iksomon, kepala Distrik Walma mengatakan, kondisi distrik Walma sangat memprihatinkan, mulai sejak 16 Juli 2022 sampai hari ini, dimana masyarakat tidak bisa beraktivitasb seperti biasanya.

“Masyarakat ini mereka berada pertengahan 3 kali yangarus. Mereka kewalahan cari makan. Dari tanggal 16 sampai hari ini mereka tidak makan, jadi di sini masyarakat membutuhkan makanan yang cukup,” tukasnya.

Baca Juga:  Pencaker Palang Kantor Gubernur Papua Barat Daya

Ia mengaku ke depan bisa saja terjadi longsor susulan yang akan berdampak buruk di 6 kampung ini.

“Kami berharap bantuan selain bahan makan dan obat-obatan, segera evakuasi masyarakat 6 Kampung itu.”

 

Pewarta: Atamus Kepno
Editor: Elisa Sekenyap

Terkini

Populer Minggu Ini:

Orang Mee dan Moni Saudara, Segera Hentikan Pertikaian!

0
“Kami tegaskan, jangan terjadi permusuhan sampai konflik diantara orang Mee dan Moni. Semua masyarakat harus tenang. Jangan saling dendam. Mee dan Moni satu keluarga. Saudara dekat. Cukup, jangan lanjutkan kasus seperti ini di Nabire, dan di daerah lain pun tidak usah respons secara berlebihan. Kita segera damaikan. Kasus seperti ini jangan terulang lagi,” ujarnya.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.