PartnersOposisi Kepulauan Solomon Mengklaim Pemerintah Menolak Permintaan Kapal AS Berlabuh di Honiara

Oposisi Kepulauan Solomon Mengklaim Pemerintah Menolak Permintaan Kapal AS Berlabuh di Honiara

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Kebijakan luar negeri Pemerintah Kepulauan Solomon yang menyatakan bahwa [Friends to all, enemies to none] ‘berteman untuk semua, tidak ada musuh yang paling buruk adalah kemunafikan’.

Hal itu disampaikan pemimpin oposisi Kepulauan Solomon, Matthew Wale baru-baru ini.

Pernyataan Wale berdasarkan laporan terbaru bahwa kapal Penjaga Pantai AS [US Coast Guard vessel] tidak dapat memasuki Kepulauan Solomon untuk kunjungan ke pelabuhan rutin, karena pemerintah Solomon menolak permintaan itu dan permintaan berlabuh untuk mengisi bahan bakar dan penyediaan kapal lainnya.

Baca Juga:  Prancis Mendukung Aturan Pemilihan Umum Baru Untuk Kaledonia Baru

“Pernyataan perdana menteri bahwa teman untuk semua, tidak ada musuh itu hanyalah sebuah lelucon. Sangat jelas bahwa memperlakukan AS dan sekutunya sebagai negara musuh. Semua teman kita harus diperlakukan sama,” kata Wale.

Dia mengatakan bahwa dirinya sadar bahwa saran tersebut datang dari Kantor Perdana Menteri SI.

Wale mengatakan saran ini mencerminkan ketidaksukaan Perdana Menteri SI kepada pihak AS dan sekutunya.

Baca Juga:  Gereja Pasifik Desak MSG Keluarkan Indonesia Jika Tidak Memfasilitasi Komisi HAM PBB Ke Papua

Kapal, USCGC Oliver Henry sedang berpatroli di lautan Pasifik untuk menjaga pencurian ikan illegal. Mereka lalu tidak mendapatkan ijin untuk berlabuh di pelabuhan Honiara Solomon Islands untuk mendapatkan akses mengisi bahan bakar dan keperluan lain.

Seorang pejabat AS mengatakan bahwa kapal itu tidak dapat memasuki Honiara untuk kunjungan rutin ke pelabuhan, karena pemerintah Kepulauan Solomon tidak menanggapi permintaan guna mengisi bahan bakar dan persediaan lainnya.

Baca Juga:  Ratu Viliame Seruvakula Perjuangkan Keinginan Masyarakat Adat Fiji

Seorang petugas pers penjaga pantai mengatakan kepada Reuters bahwa kapal itu akhirnya dialihkan ke Papua Nugini untuk mengisi kebutuhan BBM dan kebutuhan lainnya.

 

Editor: Elisa Sekenyap

Terkini

Populer Minggu Ini:

Mahasiswa Papua di Sulut Akan Gelar Aksi Damai Peringati Hari Aneksasi

0
“Jadi hasil akhir dari diskusi bahwa tanggal 1 Mey 2024 akan dilakukan aksi damai (aksi kampanye), sementara yang menjadi penanggung jawab dari aksi 1 Mei 2024 ini adalah organisasi KNPB Konsulat Indonesia yang dibawahi oleh saudara Agusten dan Kris sebagai coordinator lapangan,” jelas Meage.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.