Berita250 Penari Kolosal Mewarnai Pembukaan Kongres AMAN VI

250 Penari Kolosal Mewarnai Pembukaan Kongres AMAN VI

SENTANI, SUARAPAPUA.com— Sebanyak 250 pelajar se-Kabupaten Jayapura menampilkan tarian kolosal pada pembukaan Kongres Masyarakat Adat Nusantara VI yang berlangsung di Stadion Barnabas Youwe, Kabupaten Jayapura, Papua pada, Senin (24/10/2022).

Tarian ini menceritakan tentang kehidupan sehari-hari masyarakat Papua, khususnya daerah adat Tabi, seperti memangkur sagu, memancing ikan, berkebun, mendayung perahu dan merajut noken.

Meski lapangannya dibasahi hujan, tidak menyurutkan semangat para penari yang mengenakan busana adat Papua itu untuk menari.

Adegan tersebut disaksikan langsung oleh 2.449 peserta kongres, baik tamu lokal, nasional maupun manca negara. Diantaranya Sekjen Masyarakat Adat Malaysia, Kamboja, Nepal dan Filipina. Di penghujung tarian, lima kepala suku besar dari lima daerah adat di Papua juga memberikan salam hangat kepada para peserta kongres.

Baca Juga:  Seorang Fotografer Asal Rusia Ditangkap Apkam di Paniai

Kongres AMAN VI dibuka resmi oleh Rukka Sombolinggi, Sekretaris Umum Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN).

Bupati Jayapura Mathius Aiwoitauw yang hadir dalam pembukaan Kongres AMAN memberikan apresiasi atas antusiasme para pelajar dan lima kepala suku yang hadir dalam kegiatan tersebut.

“Kegiatan ini diikuti 2.449 peserta. Jumlah itu belum termasuk yang masih dalam perjalanan. Ini akan meramaikan kota ini,” kata Bupati Awaitauw dalam sambutannya.

Baca Juga:  Masyarakat Tolak Pj Bupati Tambrauw Maju Dalam Pilkada 2024

Selain itu, Bupati mengatakan kegiatan tersebut dilakukan bertepatan dengan Festival Danau Sentani, sekaligus hari jadi masyarakat adat nusantara di Kabupaten Jayapura.

“Saya harap kita sama-sama menjaga keamanan selama kegiatan ini berlangsung dan berakhir dengan baik,” harapnya.

Sebelumnya dalam acara pawai budaya menjelang pembukaan Kongres AMAN VI yang dilaksanakan di lapangan makam Theis Hiyo Eluay diguyur hujan yang mengakibtkan acara tersebut tertunda untuk beberapa waktu kemudian.

Baca Juga:  Penolakan Memori Banding, Gobay: Majelis Hakim PTTUN Manado Tidak Mengerti Konteks Papua

“Kami berlindung di tenda, karena hujan terpaksa berlindung dulu,” ungkap Wira, salah satu Peserta dari Jawa Barat, kepada media ini di Sentani, Senin (24/10/2022).

Selain itu, Heri, seorang peserta asal Bali mengaku antusias dengan adanya pawai budaya, karena corak warna Nusantara terlihat kebinekaan Indonesia secara utuh hanya di Papua.

“Semua dengan warna budayanya merinding saya melihat ini. Papua itu unik!” ungkap Heri.

 

Pewarta: Charles Maniani
Editor: Elisa Sekenyap

Terkini

Populer Minggu Ini:

20 Tahun Menanti, Suku Moi Siap Rebut Kursi Wali Kota Sorong

0
"Kami ingin membangun kota Sorong dalam bingkai semangat kebersamaan, sebab daerah ini multietnik dan agama. Kini saatnya kami suku Moi bertarung dalam proses pemilihan wali kota Sorong," ujar Silas Ongge Kalami.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.