BeritaSekjen AMAN: Pemerintah Harus Serius Menjaga dan Memperhatikan Masyarakat Adat

Sekjen AMAN: Pemerintah Harus Serius Menjaga dan Memperhatikan Masyarakat Adat

SENTANI, SUARAPAPUA.com— Sekretaris Umu Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Rukka Sombolinggi mengatakan Indonesia akan baik-baik saja jika serius menjaga masyarakat adatnya, termasuk mengakui dan melindunginya melalui undang-undang masyarakat adat.

“Keseriusan ini harus ditunjukkan oleh pemerintah untuk melihat masa depan Indonesia yang lebih baik,” kata Sombolinggi saat diwawancarai awak media usai membuka Kongres AMAN VI 2022 di stadion Barnabas Youwe Sentani, Senin (24/10/2022).

Menurutnya, masalah besar yang dihadapi masyarakat adat saat ini adalah perampasan wilayah adatnya.

“Tak tanggung-tanggung, penyitaan itu dilakukan dengan aksi kekerasan dan memojokkan hak-hak masyarakat adat. Oleh karena itu, pemerintah harus serius menjaga dan memperhatikan masyarakat adat, ” ujarnya.

“Kalau kita di Indonesia, bahkan di AMAN, dampak perampasan wilayah adat dan marginalisasi masih ditemui, bahkan ada yang terancam punah. Jadi bukan hanya flora dan fauna yang terancam punah, tapi penghormatan dan perlindungan terhadap masyarakat adat juga terancam punah,” ujarnya.

Baca Juga:  Pencaker Palang Kantor Gubernur Papua Barat Daya

Ia lalu menjelaskan, jika ada perhatian serius dari pemerintah, maka masyarakat adat akan membuktikan eksistensinya dalam menghadapi tantangan, bahkan dalam menghadapi krisis, baik krisis ekonomi maupun krisis akibat penyakit.

“Apapun tantangannya, sekalipun terjadi krisis, tidak akan berdampak serius bagi masyarakat hukum adat. Selama masyarakat hukum adat masih memiliki penguasaan atau penguasaan penuh atas wilayah adatnya dan segala sumber kekayaan yang dipercayakan oleh leluhurnya,” tukasnya.

Contohkan katanya, seperti pada masa Pandemi Covid, ketika kota-kota runtuh akibat Pandemi, di desa-desa semuanya baik-baik saja. Bahkan desa-desa bisa mendistribusikan makanan dan obat-obatan ke desa-desa sekitar yang tidak memilikinya.

Baca Juga:  Jelang Idul Fitri, Pertamina Monitor Kesiapan Layanan Avtur di Terminal Sentani

Dengan contoh ini, tampak bahwa masyarakat adat ada dan akan terus ada. Oleh karena itu, pemerintah harus mengakui dan melindungi keberadaan masyarakat hukum adat selama masih ada sesuai dengan perkembangan zaman.

“Yang kita saksikan hari ini, walaupun krisis melanda dalam bentuk apapun, masyarakat adat tetap bertahan dan eksis. Artinya kehidupan seperti masyarakat adat sesuai dengan perkembangan zaman, tidak perlu dibuktikan karena alam dan peradaban sudah membuktikannya. Justru peradaban yang dianggap sebagai simbol kemajuan yang super rentan ketika terjadi krisis, baik karena penyakit, tetapi juga karena krisis ekonomi,” ujarnya.

Baca Juga:  Peringatan IWD Menjadi Alarm Pergerakan Perempuan Kawal Segala Bentuk Diskriminasi Gender

Bupati Jayapura Mathius Aiwoitauw yang hadir dalam pembukaan Kongres AMAN memberikan apresiasi atas antusiasme para pelajar dan lima kepala suku yang hadir dalam kegiatan tersebut.

“Kegiatan ini diikuti 2.449 peserta. Jumlah itu belum termasuk yang masih dalam perjalanan. Ini akan meramaikan kota ini,” kata Bupati Awaitauw dalam sambutannya.

Selain itu, Bupati mengatakan kegiatan tersebut dilakukan bertepatan dengan Festival Danau Sentani, sekaligus hari jadi masyarakat adat nusantara di Kabupaten Jayapura.

“Saya harap kita sama-sama menjaga keamanan selama kegiatan ini berlangsung dan berakhir dengan baik,” harapnya.

 

Pewarta : Charles Maniani
Editor : Elisa Sekenyap

Terkini

Populer Minggu Ini:

Parpol Harus Terbuka Tahapan Penjaringan Bakal Calon Bupati Tambrauw

0
SORONG, SUARAPAPUA.com --- Forum Komunikasi Lintas Suku Asli Tambrauw mengingatkan pengurus partai politik di kabupaten Tambrauw, Papua Barat Daya, untuk transparan dalam tahapan pendaftaran...

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.