Peserta KMAN Sebarkan Video, Orpa Puraro: Panitia yang Salah, Masyarakat yang Kena Batunya 

0
493

SENTANI, SUARAPAPUA.com – Ibu Orpa Puraro asal kampung Nolokhla, RW 1,Sentani Timur kabupaten Jayapura, merasa dikecewakan karena kos-kosan atau kontrakan miliknya yang menjadi tempat dimana Peserta Kongres aliansi masyarakat adat Nusantara ke-6 KMAN untuk di tempat selama kegiatan berlangsung. 

Dalam kegiatan KMAN, rumah-rumah ibu Orpa terdaftar 10 rumah, setiap rumah masing-masing ada dua kamar tidur, listrik, air, dan toilet. 

“Dalam kegiatan Aman ini kami masyakarat cuman menyediakan tempat dan tidak dengan alat tidur dan yang lain karena alat tidur seperti kasur, bantal, selimut dan yang lain itu ditanggung oleh panitia aman bukan kami pemilik kontrakan atau kos-kosan, kenapa panitia yang salah kami pemilik rumah yang kena imbasnya,”  kata Orpa Puraro kepada suarapapua.com di kediamannya, Rabu (26/10/2022). 

Orpa mengatakan, kontingen yang datang untuk menempati tempat kami itu masuk di jam 7 malam dan keluar di larut malam.

“Hari Sabtu malam jam 7 itu di antar kontingen dari NTT dan Sulawesi Utara , dan pada malam jam 2 ada yang menggunakan mobil Avanza atau Innova sebanyak tiga datang angkut peserta aman dari NTT dan Sulawesi Utara yang dibawa oleh Renaldi Tokoro, kami sempat tanya kenapa bawa kontingen ini malam-malam, Renaldi bilang kalau besok ada 300 peserta yang akan datang isi di kos-kosannya ibu, Panitia yang datang antar peserta untuk tempati rumah-rumah ini, panitia saja tidak tahu dan yang perintah siapa kami tidak tahu,” jelasnya. 

ads
Baca Juga:  Jelang Idul Fitri, Pertamina Monitor Kesiapan Layanan Avtur di Terminal Sentani

Orpa merasa dikecewakan karena ada video yang di viral kan dimana video yang yang di viral akan itu tentang kekurangan di kos-kosan miliknya.

“Ada peserta yang dari NTT buat video kalau rumah-rumah ini tidak ada fasilitas seperti kasur, banyak dan selimut itu bukan kita pemilik rumah yang siapkan ini rumah sewa atau penginapan bukan vila atau hotel jadi harus dilengkapi fasilitasnya, kalau soal kasur dan bantal itu urusan panitia bukan kami pemilik rumah. 10 rumah yang terdaftar Dari sejak Minggu malam itu ditinggalkan kosong sampai dengan yang ada sekarang ini. Panitia cuman bilang ke kami pemilik rumah, siapkan rumah kasih bersih soal kasur dan bantal nanti kami panitia yang siap kan,” ujar Orpa.

Baca Juga:  ULMWP Desak Dewan HAM PBB Membentuk Tim Investigasi HAM Ke Tanah Papua

Ada rumah-rumah yang tidak memenuhi syarat namun peserta KMAN di tempat disitu.

“Rumah yang layak saja tidak di tempat masih kosong sampai sekarang baru yang tidak layak di tempati, ini sebenarnya ada permainan apa. Katering dengan bis-bis penjemput datang bilang di kos-kosan Jhon tapi di kos-kosan ini padahal sudah kosong, ini jadi pertanyaan kami sebagai pemilik rumah,” tuturnya.

Puraro merasa dikecewakan dengan apa yang telah terjadi hingga kos-kosannya di tinggal kosong. 

“Saya sangat kecewa sekali kalau bisa panitia harus jelaskan kenapa bisa di lakukan seperti itu dan panitia juga harus segera cari pembuat video itu, karena ini usaha kami, kalau tidak senang datang bicara baik-baik bukan buat hal-hal yang merugikan kami,” ujarnya. 

Baca Juga:  JDP: Pemindahan Makam Dortheys Eluay Harus Berpikir Bijak Dengan Kepala Dingin

Ketua DPC pemuda Pancasila kabupaten Jayapura, Jefri Hendry Pouw  merasa keluarganya ditipu oleh panitia KMAN.

“Peserta dari Sulut dan NTT yang di keluarkan di malam hari itu tanpa sepengetahuan kami pemilik rumah,  padahal rumah yang kami siapkan sudah sangat layak untuk ditempati oleh peserta. Kami sesalkan karena peserta di dijemput tidak menggunakan kendaraan yang disiapkan oleh panitia padahal peserta ini sudah capek ada istirahat,” ucapnya.

Jefri menekankan, Kongres ini dibuat bagi masyarakat sehingga dalam kegiatan ini masyarakat harus benar-benar merasakan dampak dari kegiatan aman ini.

“Kongres AMAN ini untuk siapa, kalau hanya untuk panitia atau salah satu figur kami rasa masyarakat di kampung adat tidak perlu dilibatkan lagi karena kami rasa dikecewakan oleh panitia.  Kami berharap agar pembuat dan penyebar video untuk segera ditangkap karena pelaku sudah mencoreng nama baik rumah-rumah kami,” jelasnya. 

Pewarta: Yance Wenda
Editor: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaPenyerapan Dana Otsus di Jayawijaya Masih Dibawah 75%, OPD Diminta Percepat Kegiatan Fisik
Artikel berikutnyaRumah Besar GKI Adalah Gereja Tua yang Berdiri Sebagai Buah Pekabaran Injil